BATUBARA PENGHASIL ENERGI

Listrik dari Batubara

Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari dekomposisi bahan organik yang telah terpapar panas dan tekanan geologi selama jutaan tahun. Batubara dianggap sebagai sumber daya tak terbarukan karena tidak dapat dihasilkan ulang pada rentang waktu hidup manusia.

Kegiatan yang terlibat dalam menghasilkan listrik dari batubara termasuk diantaranya adalah pertambangan, transportasi ke pembangkit listrik, dan pembakaran batubara di pembangkit listrik. Awalnya, batubara diekstraksi dari tambang permukaan atau bawah tanah. Batubara sering kali dibersihkan atau dicuci di tambang batubara untuk menghilangkan kotoran sebelum diangkut ke pembangkit listrik -biasanya dengan kereta api, tongkang, atau truk-. Akhirnya, di pembangkit listrik, batubara umumnya dibakar dalam boiler untuk menghasilkan uap. Uap dialirkan melalui turbin untuk menghasilkan listrik.

Dampak Lingkungan Batubara
Meskipun pembangkit listrik diatur oleh undang-undang untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, ada banyak dampak lingkungan yang terkait dengan teknologi pembangkit listrik.

Emisi Udara
Ketika batubara dibakar, karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan senyawa merkuri dilepaskan. Karenanya, boiler berbahan bakar batubara diwajibkan untuk memiliki perangkat kontrol untuk mengurangi jumlah emisi yang dilepaskan.

Tingkat emisi rata-rata di Amerika Serikat dari generator batubara: 2.249 lbs / MWh karbon dioksida, 13 lbs / MWh sulfur dioksida, dan 6 lbs / MWh nitrogen oksida.

Pertambangan, pembersihan, dan pengangkutan batubara ke pembangkit listrik menghasilkan emisi tambahan. Sebagai contoh, metana, gas rumah kaca potensial yang terperangkap dalam batubara, seringkali dibuang selama proses pertambangan untuk meningkatkan keselamatan.

Penggunaan Sumberdaya Air 
Sejumlah besar air sering diperlukan untuk menghilangkan kotoran dari batubara di lokasi tambang. Selain itu, pembangkit listrik batubara menggunakan sejumlah besar air untuk memproduksi uap dan untuk pendinginan. Batubara di pembangkit listrik dapat menghabiskan air di danau atau sungai, ikan dan kehidupan air lainnya dapat terpengaruh, begitu juga dengan hewan dan orang-orang yang bergantung pada sumber daya air tersebut.

Pembuangan Air
Polutan terbentuk di dalam air yang digunakan dalam boiler pembangkit listrik dan sistem pendinginan-nya. Jika air yang digunakan dalam pembangkit listrik dibuang ke danau atau sungai, polutan dalam air dapat membahayakan ikan dan vegetasi alami. Selanjutnya, jika hujan turun menerpa batubara yang disimpan dalam tumpukan di luar pembangkit listrik, air yang mengalir dari tumpukan ini dapat mengalirkan logam berat dari batubara, seperti arsenik dan timah, ke penampungan air di dekatnya. Pertambangan batubara juga dapat mencemari badan air dengan logam berat ketika air yang digunakan untuk membersihkan batubara dikembalikan ke lingkungan. Debit ini biasanya membutuhkan izin dan harus dipantau.

Limbah Padat 
Pembakaran batubara menghasilkan limbah padat, disebut abu, yang terutama terdiri dari oksida logam dan alkali. Rata-rata, kadar abu batubara adalah 10 persen. Limbah padat juga dihasilkan di tambang batubara saat batubara dibersihkan dan di pembangkit saat polutan udara dikeluarkan dari cerobong gas. Sebagian limbah ini disimpan di area pembuangan dan tambang yang sudah ditinggalkan, meskipun sekarang sudah dapat didaur ulang menjadi produk yang berguna, seperti semen dan bahan bangunan.

Penggunaan Sumberdaya Lahan
Tanah di situs pembangkit listrik batubara dapat terkontaminasi dengan berbagai polutan dari batubara dan membutuhkan waktu lama untuk pulih, bahkan setelah pembangkit listrik di tutup. Pertambangan batubara dan pengolahannya juga memiliki dampak lingkungan daratan. Pertambangan permukaan mengganggu wilayah yang lebih besar dibandingkan tambang bawah tanah