Senin, 15 Agustus 2016

ISTILAH DALAM TAMBANG BATUBARA

N
Singkatan dari nitrogen, yaitu zat yang selalu terdapat pada batubara dan dianalisis (dalam analisis proksimat) untuk keperluan pengetahuan sifat gas yang timbul pada pembakaran batubara.
NAB
Singkatan dari nilai ambang batas, yakni angka tertinggi dari suatu parameter pencemaran yang bila dilampaui merupakan pencemaran yang melanggar ketentuan.
NAR
Singkatan dari net as-received, yaitu nilai (kalori) bersih dari conto batubara yang dianalisis dilaboratorium dan merupakan nilai kalori gross air dried (lihat GAD) disesuaikan dengan pengurangan unsur hidrogen.
 
Native
Batubara yang asli (alami) yang masih berada di dalam kerak bumi dan sering diartikan juga sebagai batubara yang terbentuk atauterdapat ditempat dimana tumbuhan asalnya tumbuh.
Natural erosion
Erosi alami, yaitu pengikisan permukaan tanah oleh aliran air, es atau bahan-bahan alam lainnya akibat gejala alam seperti iklim tumbuhan, pasang surut air laut dan sebagainya.
Natural slope
Lereng alami, yaitu sudut maksimal dari tanah atau tumpukan material dinana tidak terjadi gelindingan. Sudut ini umumnya minimal 30º dan maksimal 39º tergantung sifat material, kelembaban dan bentuk partikel material. Lereng alami ini disebut juga angle of repose (sudut mantap). Untuk batubara berbutir halus hasil penggerusan danpenyaringan terutama dalam keadaan lembab sudut mantap pada tumpukan dari jatuhan ban berjalan dapat melebihi 39º.
NEC
Singkatan dari net effective calories, sama dengan net calorific value (lihat net calorific value).
Net calorific value
Nilai kalori bersih batubara, yaotu nilai kalori dihitung dari nilai kalori kotor (gross calorific value) dengan asumsi bahwa kandungan airnya berada dalam bentuk uap. Disebut juga nilai panas bersih pada pembakaran batubara atau nilai kalori yang bermanfaat dalam ketel uap PLTU.
Net calorific calories
Sama dengan net calorific value (lihat net calofic value).
Net heat of combustion
Panas bersih yang dihasilkan pada pembakaran batubara, bahan bakar padat atau bahan bakar cair.
Nilai kalori
Tenaga panas dalam satuan kalori, yaitu umlah panas yang dihasilkan (dibebaskan ) bila satu unit (satuan) berat atau unit isi bahan bakar dibakar habis (lihat kalori).
Nilai kalori bersih
Nilai kalori batubara yang dianalisa atas conto (sampel) sebagaimana diterima di laboratorium. Lihat as-received dn NAR.
Nilai kalori kotor
Nilai kalori batubara yang dianalisa atas conto (sampel) sebagaimana diterima di laboratorium dalam keadaan tertentu yang diterima oleh pembeli (sama dengan GAR).
Nilai kekerasan
Nilai kekerasan untuk mengukur keras-lembutnya batubara bila digerus (sama dengan HGI) (lihat HGI).
Nilai mulai bebas
Sama dengan free swelling index (FSI) (lihat FSI).
Nilai panas
Sama dengan nilai kalori (lihat nilai kalori dan kalori)
Nisbah kupasan
Perbandingan jumlah tanah kupasan penutup batubara dalam satuan meter kubik padat (lihat BCM) yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton batubara. Dapat disebut juga dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada tambang batubara terbuka.
Nisbah kupasan ekonomis
Nisbah kupasan dalam bentuk nilai biaya/nilai uang yang dihasilkan secara menguntungkan.
Noncombustible coal
Batubara atau lapisan batubara yang tidak dapat terbakar pada suhu pembakaran normal atau sekali terbakar.
Noneconomic coal
Batubara atau lapisan batubara yang tidak menguntungkan bila ditambang biasanya karena kualitasnya terlalu rendah, cadangannya terlalu kecil atau terdapat dalam dikerak bumi.
Nonel
Singkatan dari non electrik yaitu bahan peledak yang bahan dasarnya biasanya adalah nitrogliserin atau ammonium nitrat yang diledakkan dengan detonator tanpa erus listrik. Dapat juga berarti detonator yang disudut dengan kabel yang diisi dengan bahan peledak (bukan dengan kabel arus listrik), juga dapat berarti kabel peledak yang menyulut detonator tanpa arus listrik.
Non-permissible
Bahan peledak dengan api peledakan tinggi, dengan bahan utama nitrogliserin dan tidak diperbolehkan dipakai untuk peledakan ditambang dalam batubara.
Non-renewable resource
Sumber alam yang tidak terbarukan. Batubara dan bahan galian tambang lainnya termasuk minyak bumi dan gas semuanya termasuk sumber daya alam tidak terbarukan.
Non-wasting resource
Sama dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan (Non-renewable resource).
NOR
Singkatan dari notice of readiness, yaitu pemberitahuan dari kapal (kapten) bahwa kapal siap dimuat atau dibongkar muatannya.
Normal erosion
Erosi berangsur-angsur yang terjadi pada lahan yang digunakan dan tidak melebihi tingkat erosi alam.
NQ
Simbol ukuran garis tengah conto inti bor dan ukuran lubang bor yaitu masing-masing 47,6 mm dan 75,7 mm.

KUALITS BATUBARA DAN ASPEK PEMAMFAATAN

Kualitas Batubara dan Aspek Pemanfaatan
Demikian di atas telah diuraikan secara garis besar parameter kualitas batubara. Berbicara tentang aspek pemanfaatan, setiap konsumen memiliki standar kualitas yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhannya.
Jadi sekarang berkembang sudut pandang, kualitas tidak selalu mutlak berbicara tentang nilai saja tetapi juga kejelian memanfaatkan nilai yang sudah ada dan menentukan sasaran pasar yang tepat sehingga batubara kita tetap punya nilai jual.
Pada halaman selanjutnya akan diperlihatkan beberapa tabel (tabel V.3; V.4; V.5) yang mewakili beberapa konsumen mengenai parameter-parameter kualitas yang diinginkan. Kebutuhan akan kualitas batubara antara pabrik semen, pabrik kokas, pembangkit tenaga listrik dan sebagainya berbeda satu sama lain.
Demikian wawasan setiap kita dari setiap sudut pandang dan perhitungan harus luas dan mendalam sehingga tepat pada sasaran.  
















Tabel V.3
Kualitas Batubara yang Dibutuhkan
      Oleh Pabrik Semen
Parameter
Yang Diinginkan
Limit Tipikal
Keterangan
Total moisture
(%-ar)
Free moisture
(%-ar)
4 – 8

rendah
max 12
(max 15)
max 10 – 12

Nilai kalori net berkurang. Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan. Limit untuk low
rank coal lebih tinggi.
Ash
(%-ad)
< 15
max 20
(max 40 – 50)
Pengaruh abu kecil tetapi kadarnya harus tetap (+2%). Komposisi abu harus
konsisten karena diperlukan dalam pengaturan
penambahan bahan baku.
Volatile matter
(%-dmmf)
Beragam
(max 24)
Tergantung sistem
pembakaran tetapi biasanya fleksibel.
Gross Calorivic Value
(MJ/kg-ad)
Beragam
(min 21.0)
Basis yang diinginkan
konsumen bermacam-macam (gross/net, ad/ar).
Total Sulphur
(%-ad)
< 2%
max 2 – 5
Tergantung dari kandungan sulfur bahan baku.
Kadar sulfur clinker < 1.3%
Chlorine
(%-ad)
Rendah
(max 0.1)
Dalam proses kering,
kandungan chlorine dalam
clinker < 0.03%. Tergantung dari kandungan chlorine
bahan baku, maksimum
dalam batubara beragam
sampai 0.01%.
P2O5
Ash analysis (%)
< 2%
(max 6 – 8)
Kandungan P2O5 dalam
clinker < 1%
Hardgrove grindability index
Tinggi
Min 50 – 55
(min 40)
Tergantung dari kapasitas
penggerusan serta jumlah
produksi yang diinginkan.
Max particle size (mm)
25 – 30
35 – 40
Tergantung limit ukuran
partikel yang dapat diterima
oleh alat penggerus.
Fines content
(<0 .5mm="" span="">
(%)
15 – 20

25 – 30

Terlalu banyak yang halus akan menimbulkan masalah pada waktu penanganannya terutama kalau basah,
bahkan total moisture akan lebih besar apabila terlalu banyak yang halus.

Catatan    :  Limit tipikal adalah limit yang pada umumnya diinginkan para  
konsumen, angka dalam kurung adalah angka yang menunjukkan
limit pada kasus tertentu.

Tabel V.4
Kualitas Batubara yang Dibutuhkan
         Oleh Pabrik Kokas
Parameter
Yang Diinginkan
Limit Tipikal
Keterangan
Total moisture
(%-ar)

5 – 10
max 12
(max 15)

Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan.
Ash
(%-ad)
Rendah
max 6 – 8
(max 10 – 12)
Kandungan abu kokas
hendaknya rendah untuk
mengurangi kerak pada blast
furnace.
Volatile matter
(%-dmmf)
Beragam
16 – 21
21 – 26
26 – 31
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
Total sulphur
(%-ad)
Rendah
max 0.6 – 0.8
(max 1.0)
Kandungan sulfur kokas
hendaknya rendah agar
penyerapan sulfur oleh pig
iron dalam blast furnace
dikurangi.
Phosphorus
(%-ad)
Rendah
max 0.1
Phosphorus dalam baja akan membuat baja cepat rapuh.
Free swelling index
7 – 9
min 6

Roga test
60 – 90
min 50

Gray-King coke type
G6 – G14
min G4 – G5


Audibert-Arnu dilatometry
 max dilatation (%)
25 – 70
80 – 140
150 – 350
min 20
min 60
min 100
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
Gieseler plastometry
Fluidity range
(oC)
above 80
above 100
above 130
min 70
min 80
min 100
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
Data caking/coking di atas hanya sebagai penunjuk potensi batubara untuk dibuat kokas. Prediksi kinerja batubara dalam coke oven yang lebih dapat dipercaya memerlukan tes yang lebih ekstensif. Prime coking coal adalah batubara yang memenuhi deretan kualitas yang paling atas. Blend coking coal tidak harus mengikuti deretan kualitas di atas, karena juga tergantung dari batubara yang dipakai untuk pencampurnya.

Catatan    :  Limit tipikal adalah limit yang pada umumnya diinginkan para  
konsumen, angka dalam kurung adalah angka yang menunjukkan
limit pada kasus tertentu.




Tabel V.5
Kualitas Batubara yang Dibutuhkan Oleh Pembangkit Tenaga Listrik
Parameter
Yang Diinginkan
Limit Tipikal
Keterangan
Total moisture
(%-ar)
Free moisture
(%-ar)
4 – 8 [][]
rendah
max 12
(max 15)
max 10 – 12

Nilai kalori net berkurang. Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan. Limit untuk low
rank coal lebih tinggi.
Ash
(%-ad)
Rendah
max 15 – 20
(max 30)
Nilai kalori berkurang.
Limit tergantung pada
kemampuan alat dalam
penangananan dan
pembuangan abu.
Volatile matter
(%-dmmf)
25 – 30

15 – 25
min 25

max 25
Side-fired p.f furnace

Down –fired p.f furnace
Gross Calorivic Value
(MJ/kg-ad)
Tinggi
min 24 – 25

Basis yang diinginkan
konsumen bermacam-macam (gross/net, ad/ar).
Total Sulphur
(%-ad)

Rendah
max 0.5 – 1.0
(max 2.0)
Limit maksimum tergantung peraturan daerah tentang polusi. Inggris 2%,
Jerman 1%, Jepang 0.5%.
Chlorine
(%-ad)

Rendah
max 0.1 – 0.3
(max 0.5)

Sebagai penunjuk kandungan alkali. Harus rendah untuk mengurangi kecenderungan terjadinya fouling.
Ash Fusion temp.
(oxidizing/reducing)
(oC)
Tinggi ISO A



Rendah ISO C
min 1200
(min 1050)


max 1350
(max 1430)
Dry bottom furnace.
Tergantung fleksibilitas dan prosedur operasi alat.

Wet bottom furnace.
Tergantung suhu operasi.
Kondisi tanur yang
menentukan oxidicing dan
reducing yang diperlukan ash fusion.
Nitrogen (%dmmf)
Rendah
(0.8 – 1.1)

Yang diinginkan rendah untuk mengurangi pembentukan Nox.
Hardgrove grindability index
Tinggi
min 50 – 55
(min 45)
Tergantung dari kapasitas penggerusan serta jumlah produksi yang diinginkan.
Particle size max (mm)
25 – 30
35 – 40
Tergantung limit ukuran
partikel yang dapat diterima oleh alat penggerus.
Fines content
(less than 0.5 mm)
(%)
15 – 20

25 – 30

Terlalu banyak yang halus akan menimbulkan masalah pada waktu penanganannya terutama kalau basah,
bahkan total moisture akan lebih besar apabila terlalu banyak yang halus.

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425