Evaluasi Penerapan Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Swabakar 
Batubara di tambang batubara bawah tanah ini mengkaji, masalah teknis 
penerapan evaluasi keekonomian sistem pencegahan dan penanggulangan 
terpadu (integrated monitoring system) swabakar batubara dengan studi 
kasus dilakukan di tambang bawah tanah PTBA Ombilin dan PT Fajar Bumi 
Sakti. Teknologi yang telah diterapkan ini merupakan suatu sistem 
terpadu, yang terdiri dari perangkat teknologi pemantau, teknologi 
prediksi, teknologi pencegahan dan pemadaman swabakar batubara.
Swabakar batubara dapat diketahui berdasarkan kepada penemuan dan 
anomaly konsentrasi gas CO disertai oleh kenaikan temperature dan 
akumulasi gas-gas yang bersifat mudah terbakar dan meledak seperti CH4, 
C2H4, C3H6 dan gas Hidrokarbon lainnya (saturasi gas Alkana : CnH2n+2). 
Pemicu terjadinya swabakar batubara di LBU2 Sawah Rasau diperkirakan 
sebagai akibat dari kegiatan PETI (penambangan tanpa izin) yang 
menambang pilar dan lapisan batubara di bagian atas daerah LBU2. 
Penangulanggan terjadinya swabakar batubara di LBU2 dilakukan dengan 
cara :
    Penyiraman air ke lapisan batubara terbakar untuk mengikat oksigen 
yang dilakukan dengan cara menginjeksi air dari atap terowongan LBU2 di 
daerah titik api dan flushing air dari permukaan melalui lubang pemboran
 ke lapisan batubakar terbakar.
    Semen grouting untuk menutup pori-pori, cleat, dan retakan yang 
terdapat pada lapisan batubara dengan maksud mencegah suplai aliran 
oksigen.
    Sealing atap untuk menutup rapat lubang guna mencegah runtuhnya batuan atap.
Injeksi dan flushing air yang dilakukan secara terus-menerus berhasil
 menurunkan konsentrasi CO 5000 menjadi 295 ppm dan temperature 
meningkat kembali. Hal ini mengindikasikan proses swabakar masih 
terjadi, sehingga lubang tambang LBU2 Sawah rasau V ditutup permanent 
(sealing up). Penutupan permanent dilakasanakan setelah dilakukan upaya 
penyelematan asset tambang (salvage) antara lain belt conveyor, busur 
baja penyangga terowongan (archis), hoist, pipa-pipa, pompa, panel, 
kabel, rel.
Penutupan permanent lubang tambang Sawah Rasau V dilakukan dengan 
pembuatan dam berlapis swpanjangh 8 meter terdiri dari pembuatan 
stuffling (penumpukan balok kayu) untuk menyangga atap, pemasangan pipa 
untuk pemantauan gas dan penirisan air, pengisian lubang oleh kantong 
pasir serta pemasangan pipa untuk injeksi pengisian dan pipa balik 
pengontrol semen grouting. Selanjutnya dilakukan pembuatan tembok bata 
dan pengecoran lubang tambang. Tahap akhit kegiatan sealing adalah 
injeksi semen groting melalui pipa pengisian ke ruang kantong pasir. 
Dengan konstruksi yang sama, sebanyak 5 buah dam telah dibuat untuk 
penutupan permanent lubang tambang Sawah Rasau V. Penutupan lubang Sawah
 Rasau V mengakibatkan perubahan moda transportasi dari permuka (front) 
penambangan ke stockpile, yaitu semula hanya menggunakan ban berjalan 
(belt conveyor) kemudian berubah menjadi belt conveyor dan truk.
Pengujian karakteristik swabakar batubara menggunakan reactor uji 
rancangan tim swabakar TekMIRA manunjukkan bahwa batubara Tanjung Enim 
memiliki suhu awal pembaraan (85oC) lebih rendah dibandingkan dengan 
batubara Fajar Bumi Sakti (121-138oC dan 315-340oC) dan Ombilin 
(149-299oC dan >350oC), sehingga dismpulkan batunara Tanjung Enim 
paling rentan terhadap swabakar.
Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa investasi unruk sistem 
pencegahan dan penanggulangan terpadu swabakar batubara di tambang bawah
 tanah tidak mengganggu pencapaian keuntungan perusahaan. Hal itu 
ditunjukkan oleh nilai-nilai parameter financial, yaitu netpresent value
 (NPV) masih bernilai positif dan internal rate of return (IRR) masih 
diatas suku bunga pinjaman.
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
 
0 komentar:
Posting Komentar