Sabtu, 08 Februari 2014
EMISI BRIKET
11.32
bro
No comments
Penelitian Emisi Gas Buang pada Pembakaran Briket Batu bara untuk
Mekanisme proses pembakaran sangatlah komplek, hal ini terjadi karena
bahan bakar memiliki komposisi kimia dan fisika yang komplek dan dibakar
pada kondisi yang tidak terkontrol. Pembakaran terjadi saat bahan bakar
fosil (arang kayu dan briket batu bara) bereaksi dengan oksigen dari
udara dan menghasilkan panas. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
tingkat emisi dari pemakaian briket batu bara pada industri kecil,
sehingga diperoleh gambaran mengenai dampak pencemaran udara. Metodologi
meliputi: pengumpulan dan analisis data, analisis laboratorium, dan
evaluasi data serta penyusunan laporan.
Dari analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan air lembap dari
bahan bakar yang digunakan cukup rendah (5,46 - 11,81%). Analisis kadar
abu pada penelitian ini (1,43 - 22,34%), Nilai terendah ditunjukkan
arang kayu (AK) dan tertinggi oleh briket sekam kayu (BS), ini terjadi
karena bahan asal kayu umumnya berkadar abu rendah (+ 1¬2%) sedang sekam
kayu (+ 20-25%). Hasil analisis ultimat yang meliputi penentuan
unsur¬unsur suatu bahan seperti C,H,O,N dan S, unsur C,H dan O merupakan
parameter penentu dalam proses pembakaran, hasil yang diperoleh antara
48,27 - 78,84%; 3,42-5,69% dan 15,35 - 26,90%, sedang unsur S dan N
merupakan parameter yang berpengaruh dalam pencemaran lingkungan, karena
dalam pembakaran akan terbentuk gas SO2 dan NOx. Hasil analisis tungku,
menunjukkan bahwa suhu tertinggi rata-rata tungku dengan briket bagas
(BB) mencapi 550oC, Briket Lampung (BL) 380oC, dan tiga bahan lainnya
yaitu BS, BT (briket Tanjung Enim) dan AK, suhu tertinggi rata-rata
dicapai + 250oC. Hal ini sesuai kondisi suhu air rata-rata pada tungku
yang digunakan bahan bakar BB lebih cepat naik dibanding dengan bahan
bakar lainnya. Hasil pantauan emisi gas buang pembakaran briket batu
bara dan arang kayu pada ketinggian 50cm dan 200cm (tinggi optimum pada
percobaan) ,tungku menunjukkan bahwa dari proses pembakaran arang kayu
sebagai bahan bakar tidak terdeteksi adanya gas SO2 baik pada ketinggian
50cm maupun 200cm.
Semua bahan bakar briket yang digunakan dalam penelitian menghasilkan
SO2 dipermulaan pembakaran (0 - 20 menit) dengan suhu tungku antara 150
- 600oC. selanjutnya kadar SO2 berfluktuasi sampai menit ke 65. Namun
setelah menit ke 70 semua bahan bakar yang digunakan untuk proses
pembakaran tidak menunjukkan kandungan SO2, untuk BB dan BS telah
melampaui BME, sedang BL dan BT masih berada di bawah BME (300 mg/m3)
dan emisi Nox dan CO untuk semua bahan bakar yang diteliti masih berada
di bawah BME.
0 komentar:
Posting Komentar