Metoda-metoda konvensional yang digunakan di dalam perhitungan cadangan
adalah :
1. Metoda
trianguler
2. Metoda daerah pengaruh
3. Metoda penampang
4. Metoda isoline
Parameter-parameter yang penting adalah antara lain :
- kadar bijih
- ketebalan dan luas
- porositas dan kandungan air
- berat jenis
1.1. KADAR BIJIH
Di dalam perhitungan cadangan dari bijih merupakan faktor yang menentukan
(yang sangat penting) yang digunakan di dalam perhitungan (hal ini) adalah
kadar rata-rata dari bijih.
1.2. KETEBALAN DAN
LUAS
Kedua parameter ini mempunyai hubungan dengan geometri endapan dan
penyebaran bijih.
Keterangan :
ts = tebal yang sebenarnya dari endapan
th = ketebalan dalam arah horisontal
tv = ketebalan dalam arah vertikal
ts = th
sin b = tv cos b
Untuk luas (S) - relasinya menjadi :
Sv = Ss sin b
Sv = Ss
cos b
Sh = luas
horisontal
Sv = luas vertikal
Ss = luas yang sebenarnya
1.3. BERAT JENIS
Beberapa hubungan yang penting adalah :
Gm = berat jenis dari mineral tanpa pori, tanpa
kandungan air (moisture)
Gd = berat jenis dari rock (kering) - tanpa kandungan air, hanya pori
Gn = berat jenis dari rock (natural) dengan pori dan kandungan air
P =
porositas
M =
kandungan air (moisture content)
Gambar tersebut di bawah ini menjelaskan
pengertian-pengertian dasar yang ada.
1.3.1. Penentuan
Kadar Air dari Bijih
Untuk menentukan kadar air dari bijih di laboratorium
cara bekerjanya adalah sebagai berikut :
Bijih yang berasal dari lapangan terlebih dahulu
ditimbang untuk diketahui berat aslinya.
Selanjutnya bijih dikeringkan pada temperatur 100O C
selama dua belas jam atau hingga beratnya konstan.
Kadar air dari bijih dapat dihitung sebagai berikut :
W1 = berat sample
sebelum dikeringkan
W2 = berat sample
sesudah dikeringkan
1.3.2. Tonnage Factor
Di dalam perhitungan cadangan tonnage factor juga digunakan. Tonnage
factor dapat ditentukan untuk bijih kering ataupun basah (natural).
1. Tonnage
factor untuk bijih kering (inplace)
2. Tonnage
factor untuk bijih basah (natural)
2. MACAM MACAM
METODA PERHITUNGAN CADANGAN
2.1. METODA
TRIANGULER
Layout
dari segitiga-segitiga
|
|
Volume = 1/3(t1 + t2 + t3) S
S = luas segitiga 123
t1 ,
t2 , t3 = ketebalan endapan pada masing-masing
titik
|
|
Jumlah volume seluruh prisma trianguler sama dengan
volume seluruh blok (lihat gambar).
Catatan :
Di dalam perhitungan cadangan, metoda trianguler dapat
dianggap sebagai metoda standard. Meskipun demikian kesalahan yang muncul di
dalam penggunaan metoda ini perlu diperhatikan, sebab terjadinya kesalahan
tersebut adalah akibat dari cara mengelompokkan segitiga-segitiga prisma di
dalam suatu poligon.
Lihat empat persegi panjang ABCD.
Ada dua cara untuk mengkonstruksi prisma-prisma
trianguler dari prisma empat persegi panjang.
Kesalahan relatif dari volume suatu blok yang dibatasi
oleh empat lubang bor dengan ketebalan t1
, t2 , t3 , dan t4 dapat dijelaskan sebagai berikut : Volume
dari prisma dapat dihitung dari V1 dengan prisma-prisma trianguler ABD
dan BDC atau V2 dengan prisma-prisma trianguler ABC
dan ADC.
Di dalam perhitungan V1,
t2 , dan t4 dihitung dua kali sedangkan di dalam
perhitungan V2 , t2 ,
dan t3 yang dihitung dua kali.
Volume dari prisma dapat diperoleh dengan membagi dua jumlah V1 dan V2.
Kesalahan relatif antara V1
dan V2 adalah :
Bila ∆v = 0, maka V1
= V2 dan t1 + t3 = t2
+ t4
Dengan demikian, maka metoda trianguler hanya teliti bila jumlah t1
dan t3 untuk setiap prisma sama dengan jumlah t2
dan t4.
Andaikan (t1 + t3) dua kali lebih kecil dari (t2 + t4), yakni 2 (t1 + t3) = (t2
+ t4), maka volume V1 lebih besar dari V2
dan kesalahan relatif adalah sebesar
20%.
2.2. METODA DAERAH
PENGARUH
l
|
= titik bor/sumur uji
|
|
= daerah pengaruh/daerah yang diarsir
|
Konstruksi daerah pengaruh pada segitiga tumpul
Blok bijih dengan 4 daerah pengaruh yaitu 1, 2, 3, dan 4.
= daerah pengaruh dari titik 1 - Pola bujur sangkar
|
|
Menghitung cadangan dengan cara mempergunakan metoda
daerah pengaruh :
= daerah
pengaruh titik
satu dapat diukur (S1)
|
|
Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1
dengan kadar rata-rata k1, maka volume - assay - produk (V%)
= S1 x t1 x k1 (volume pengaruh).
Bila spec. gravity dari bijih = g , maka :
tonnage bijih = S1
x t1 x k1 x g (tonnage
%)
Metoda included dan extended area.
Metoda included area - cadangan dihitung di
dalam batas-batas yang ada.
Metoda extended area - cadangan dihitung melampaui batas-batas yang ada.
2.3. METODA PENAMPANG
(1) Rumus Luas Rata-Rata (Mean Area)
Rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan yang mempunyai
penampang yang uniform.
(2) Rumus Prismoida
(3) Rumus Kerucut Terpancung
(4) Rumus Obelisk
Rumus ini merupakan suatu modifikasi dari rumus Prismoida dengan
mengsubstitusi :
Rumus obelisk dipakai untuk endapan yang membaji
2.4. METODA ISOLINE
Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan
kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan.
Volume dapat
dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas
kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
Kadar rata-rata dapat dihitung dengan cara membuat peta kontur, kemudian
mengadakan weighting dari
masing-masing luas daerah dengan contour
grade.
go = kadar minimum dari bijih
g =
interval kadar yang konstan antara dua kontur
Ao = luas
endapan dengan kadar go dan lebih tinggi
A1 = luas
endapan bijih dengan kadar go
+ g dan lebih tinggi
A2 = luas
endapan bijih dengan kadar go
+ 2g dan lebih tinggi, dst.
Bila kondisi mineralisasi tidak teratur maka akan muncul masalah. Hal ini dapat
dijelaskan melalui contoh berikut ini.
Di dalam hal ini :
3. KLASIFIKASI
CADANGAN
USGS / USBM
|
UMUM
|
FORRESTER
|
HOOVER
|
Measured
|
Proven
|
Developed
|
Proved
|
Indicated
|
Probable
|
Probable
|
Probable
|
Inferred
|
Possible
|
Possible
|
Prospective
|
3.1. PETA PENYEBARAN
KADAR
Proyeksi kadar bijih (penampang) pada suatu tambang bawah tanah. Skala peta untuk
kebutuhan ini adalah 1 : 500 - 1 : 100.
a : kadar yang paling tinggi
e : kadar yang paling rendah
a > b > c > d > e
3.2. PENENTUAN BATAS
ENDAPAN BIJIH
Untuk menentukan batas dan endapan bijih digunakan cut off grade. Ada
beberapa metoda yang dapat digunakan, yaitu :
1. Metoda cross
2. Metoda network
3. Metoda vektor
(1) Metoda Cross
(2) Metoda Network
Keterangan :
l =
lubang bor / sumur uji yang mengandung bijih
m = lubang bor / sumur uji yang tidak
mengandung bijih
(3) Metoda Vektor
Keterangan :
I = vektor-vektor primer
II = vektor-vektor sekunder
l = mengandung bijih
m = tidak mengandung bijih
¶ = titik-titik penyelidikan yang akan datang
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar