Dapur tinggi atau blast
furnace mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri menjadi satu di atas yang
lain pada alasnya. Di bagian atas adalah tanurnya
yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah
meluncur ke bawah dan tidak terjadi hambatan. Bagian bawah melebar ke atas dengan tujuan agar muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi atau blast furnace
terbuat dari susunan
batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya.
Tanur ini
diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan
tambahan (batu kapur) dan iron ores. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah
didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali.
Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak
sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu
perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair
di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam
bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang
lain, misalnya dapur Siemen Martin. Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya
untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan
mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses
berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin
mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu
kapur yang
terurai akan mengikat batu-batu yang terangkut dan
unsur-unsur lainnya.
Prinsip
Kerja Blast
Furnace/ Dapur Tinggi
Gambar: Proses yang terjadi dalam Blast Furnace
Proses produksi didalam dapur tinggi ada
4 tahap :
1. Proses pemasukan muatan
2.
Proses reduksi
3.
Proses pencairan
4.
Hasil produksi dapur tinggi
1) Proses Pemasukan Muatan : Yang dimaksud
dengan muatan dapur tinggi adalah isi dari dapur tinggi yang terdiri atas bahan
bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu kapur.
2) Proses Reduksi : Reduksi yaitu
Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C. Proses ini terjadi sangat cepat. Pada proses reduksi terbagi menjadi 3
daerah, yaitu:
a.
Daerah pengeringan
Daerah
paling atas, terdapat gas CO2
b.
Daerah reduksi
Muatan
akan mulai melebur dan bergerak kebawah mendekati daerah pencairan
c.
Daerah pencairan
3) Proses Pencairan : Muatan dapur
tinggi yang berisi kokas, biji besi dan batu kapur setelah mengalami pemanasan
akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari atas ke bawah mengalami proses
reduksi.
4) Hasil produksi dapur tinggi : Besi kasar sebagai bahan dasar
pembuatan bajada gas dapur tinggi.
Cara
Kerja Dapur Tinggi :
1.
Bahan bakar, bijih besi dan bahan
tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-lapis.
2.
Udara panas dimasukkan dari daputr
cowper dengan kecepatan 100m/dt, maka udara panas mengadakan pembakaran (CO2
dan pembentukan CO) sebagai gas untuk mereduksi bijih-bijih besi dengan
temperature ± 9000oC.
3.
Muatan yang turun ertama kali melepas
air, kemudian hidrat arang dan terjadi pengikatan kimiawi pada waktu reduksi
pertama oleh CO pada suhu ± 400oC.
4.
Bijih besi turun terus supaya
arang/kokas yang pijar berwarna putih menerima
zat arang dan membentuk karbonat-karbonat seperti batu kapur dan
dolomite, baru kehilangan CO2 pada suhu 700oC.-800oC.,
maka teraknya terbentuk bersama-sama dengan reduksi sempurna dari besi.
Batu tambang/batu kapur CaCO/CaCO3 dinamakan
dolomit, untuk :
·
Mengikat
kotoran
·
Melindungi
besi/cairan besi dan oksidasi
Hasil
olahan blast furnace/ dapur
tinggi adalah :
1.
Besi kasar / pig iron
2.
terak
3.
Gas dan debu
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar