Senin, 25 Agustus 2014

POROSITAS



Porositas
Porositas batuan (Φ) didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Dalam reservoir panasbumi dikenal dua macam porositas, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Pada umumnya reservoir panasbumi hanya memiliki porositas rekahan. Secara matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/522082_2635836995093_1830513332_1613514_31163871_a.jpg
Porositas dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan berlangsung. Dimana porositas jenis ini lebih seragam.
2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi setelah pengendapan selesai. Porositas jenis ini relatif kurang seragam.
Porositas yang biasanya terdapat dalam reservoir panasbumi adalah porositas sekunder, karena porositas ini berupa rekahan-rekahan (fracture) yang timbul akibat proses geologi seperti lipatan, sesar ataupun patahan. Porositas reservoir lapangan panasbumi dihitung dengan mempertimbangkan tiga bentuk porositas, yaitu:
a. Porositas Fracture (Φf) didefinisikan sebagai perbandingan volume fracture yang kurang teratur dengan volume total batuan yang mengalami rekahan.
b. Porositas Matriks Batuan (Φm) didefinisikan sebagai perbandingan volume antar butir dari matriks batuan dengan volume bulk matriks batuan (tidak termasuk rekahan).
c. Porositas Bidang Fault (Φfp) didefinisikan sebagai perbandingan volume bidang fault yang terbuka dengan volume total bidang fault.
Peralatan logging akan mengukur porositas total (Φt) yang kemudian dapat dihubungkan dengan bentuk-bentuk porositasnya dengan mengikuti persamaan:
Keterangan:
= merupakan volume bidang fault dan perbandingan dari volume total. Volume ini dapat dihitung dari ukuran reservoir, ketebalan bidang fault dan banyaknya bidang fault yang ada. fp V
= dapat berharga sangat tinggi jika bidang fault-nya terbuka. Hal ini adalah normal, sebab bidang fault umumnya terdiri dari hancuran batuan konglomerat dan rongga-rongga yang sangat permeabel. Jika porositas bidang fault memiliki harga 50 % masih dianggap normal. fp φ
Porositas matriks analog dengan porositas pada batuan sedimen, pengukuran porositas dilakukan didalam laboratorium dengan menganalisa sampel core. Pada batuan vulkanik umumnya porositas matriks batuan relatif kecil, kurang dari 10 %. Porositas rekahan sulit ditentukan dengan sampel core sebab sampel core tidak dapat mencerminkan adanya pecahan batuan. Tetapi sebagai perkiraan, porositas total reservoir dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2-2). Porositas total batuan yang terekah dapat dihitung dengan persamaan:
Porositas dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Porositas Total, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong baik yang saling berhubungan maupun tidak berhubungan, dengan volume batuan seluruhnya.
2. Porositas Efektif, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong yang saling berhubungan dengan volume batuan seluruhnya.
Harga porositas yang digunakan dalam perhitungan adalah porositas efektif. Pada umumnya porositas rata-rata dari sistem media berpori memiliki harga rata-rata antara 5-30 %.

0 komentar:

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425