Minggu, 10 Agustus 2014
LINTASAN PADA PEMETAAN
01.42
bro
No comments
Pemetaan
geologi adalah salah satu kerja geologi untuk mendapatkan data geologi
lapangan, kemudian mempresentasikannya dalam peta geologi. Prinsip pemetaan
geologi di lapangan adalah mengumpulkan data geologi secara sistematis sesuai
dengan resolusi data yang ingin ditampilkan, sehingga berelasi dengan skala
peta. Selain peta, presentasi data geologi diberikan dalam bentuk penampang
geologi dan kolom stratigrafi.
Pemetaan
sistematis dilakukan dengan merencanakan lintasan yang akan dilalui. Kaidah
yang perlu diperhatikan dalam menentukan lintasan adalah mencakup hal berikut:
1)
Memahami penyebaran satuan batuan
di daerah penelitian. Hal ini maksudnya mendapatkan data strike dan dip angle dari
sikuen perlapisan batuan.
2)
Menentukan jalur lintasan yang
relatif tegak lurus terhadap strike dari siken perlapisan batuan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan lebih banyak variasi litologi sehingga gambaran
geologi – litologi dapat segera dipahami.
3)
Jalur lintasan pemetaan umumnya
mengikuti pola aliran sungai. Pemetaan dilakukan dari hilir ke arah hulu.
Alasan pemilihan mengikuti lembah sungai adalah data geologi banyak tersingkap
karena tertoreh aliran sungai.
4)
Data yang diperoleh kemudian
ditempatkan (plotting) pada peta
dasar (peta topografi).
5)
Data singkapan yang memuat data
litologi seperti batas kontak perlapisan batuan (lokal) atau batas kontak
antara dua formasi (regional) dihubungkan sehingga diperoleh batas satuan
batuan atau batas formasi di dalam peta. Hal sama juga digunakan untuk
menggambarkan struktur sesar atau perlipatan berdasarkan data, misal kedudukan
perlapisan batuan, sumbu lipatan.
Lintasan
pengukuran selalu melalui morfologi yang berundulasi. Jadi faktor topografi Data
lintasan pengukuran dapat dipresentasikan dalam bentuk penampang geologi (Gambar
a)
Gambar a
Penampang yang dibuat dari peta topografi.
Pada
pembuatan penambang setelah morfologi permukaan digambarkan, maka plotting
nilai dip angle harus menunjukkan true dip. Namun seringkali pada lintasan
pengukuran tidak dibuat tegak lurus terhadap strike perlapisan batuan. Kondisi
ini memerlukan koreksi dip sehingga
diperoleh apperent dip untuk
digambarkan pada penampang geologi (Gambar b dan c)
Gambar b
Ploting dip angle tegak lurus terhadap strike
terekspresi pada penampang, karena jalur lintasan tegak lurus terhadap strike. Namun, pada lintasan yang tidak
tegak lurus strike, maka diperlukan
koreksi sehingga yang tergambar bukan true
dip, melainkan apparent dip.
Gambar c
Penampang sudah disertai dengan simbol litologi
(warna) berdasarkan perlapisannya. Kemiringan lapisan batuan harus dikoreksi,
jika lintasan pengukuran tidak tegak lurus strike.
Bagaimana
cara mengoreksi nilai dip? Langkah yang diperlukan adalah mengetahui besaran strike, dip angle (true dip) dan bearing dari lintasan pengukuran (Gambar d). Sudut lancip antara strike dan bearing lintasan digunakan untuk
menentukan nilai apparent dip (Tabel a)
Gambar d
Data yang diperlukan untuk koreksi dip angle
pada penggambaran penampang geologi.
Tabel a
Penentuan apparent
dip
0 komentar:
Posting Komentar