A. Tahapan Penyelidikan
Eksplorasi
berasal dari kata exploration yang berarti penyelidikan atau berasal
dari to explore – explorer yang berarti menyelidiki, memeriksa,
menjelajah tempat di dunia yang belum diketahui dengan baik.
Tujuan
dari eksplorasi dalam kegiatan pertambangan adalah untuk
mengidentifikasi pemineralan, penentuan ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas dari suatu bentuk endapan mineral yang pada
ahirnya dapat dikajian kemungkinan dilakukannya investasi.
Dalam
kegiatan eksplorasi bahan galian/mineral terdapat beberapa tahapan
kegiatan. Tahapan eksplorasi (exploration stage) adalah urutan
penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 (empat)
tahapan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 1) :
1. Survey Tinjau (Reconnaissence)
2. Prospeksi (Prospecting)
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
1. Survey Tinjau (Reconnaissence)
Tahapan
ini merupakan tahapan paling awal dalam kegiatan eksplorasi. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi
keterdapatan mineral secara geologi atau daerah anomali yang prospektif
untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dalam
tahapan ini, penyelidikan dilakukan pada daerah yang sangat luas dengan
pengamatan dilakukan tidak berpola dan pada lokasi-lokasi yang dianggap
menarik. Awal dari tahapan ini biasanya berupa pengumpulan data skunder
dan primer. Pengumpulan data skunder berupa studi kepustakaan, survey
foto udara dan analisa peta geologi regional. Pengumpulan data primer
berupa pemetaan geologi regional dengan skala 1 : 250.000 atau 1 :
100.000, peninjauan pada lokasi-lokasi yang dianggap menarik yang
biasanya diikuti dengan pengambilan contoh geokimia batuan dan sedimen
sungai secara acak juga didukung dengan pengambilan conto konsentrat
dulang.
Tabel
1. Hubungan antara Tahapan Eksplorasi dengan Metoda Penyelidikan,
Kerapatan Titik Pengamatan dan Kalasifikasi Sumber Daya (Cadangan)
Bahan Galian
Tahapan
|
Eksplorasi
|
Pengembangan
|
Penyelidikan Umum
|
Eksplorasi
|
Studi Kelayakan
|
Konstruksi
|
Survey Tinjau
|
Prospeksi
|
Eksplorasi Umum
|
Eksplorasi Rinci
|
Metoda Eksplorasi (Penyelidikan)
|
Kepustakaan, Survey udara/foto udara, Pemetaan Geologi Regional skala 1 :250.000 – 1:100.000, Geokimia
|
Pemetaan geologi semi rinci, 1:100.000 – 1:10.000, penyelidikan geokimia dan geofisika
|
Pemetaan geologi rinci skala 1:10.000–1:2.000, penyelidikan geokimia dan geofisika, parit /sumur uji, pemboran geologi
|
Pemetaan geologi rinci skala 1:2.000–1:5.00, prit / sumur uji, pemboran geologi, terowongan, uji pengolahan
|
|
|
Luas Wilayah
|
Sangat luas
|
Sampai beberapa ratus km2
|
Terbatas (beberapa puluh km2)
|
Sangat terbatas (beberapa km2)
|
|
|
Kerapatan Titik Pengamatan
|
Tidak terpola, pada lokasi-lokasi yang menarik
|
Terplola, 1-10 km2 perconto endapan sungai aktif
|
Terpola (grid), interval 100-25 m conto tanah
|
Makin rapat, pemboran dilakukan makin rapat
|
|
|
Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan
|
Sumber daya hipotetik
|
Sumber daya terreka
|
Sumber daya terunjuk
|
Sumber daya terukur
|
Cadangan terkira atau terbukti
|
Cadangan
|
Jangka Waktu (Tahun) & Luas (Ha)
( B
erdasarkan UU N
o. 4 T
ahun 2009, tentang P
ertambangan M
ineral dan B
atubara)
Jenis
|
IUP Eksplorasi
|
IUP Operasi Produksi
|
Mineral
|
Pu
|
Expl
|
Fs
|
Luas (Ha)
|
Konst
|
Prod
|
Luas (Ha)
|
Logam
|
1
|
3 + (2X1)
|
1+(1)
|
Max. 100.000
Min. 5.000
|
2
|
20 + (2x10)
|
Max. 25.000
|
Batubara
|
1
|
2 + (2X1)
|
2
|
Max. 50.000
Min. 5.000
|
2
|
20 + (2x10)
|
Max. 15.000
|
Bukan logam
|
1
|
3 + (1X1)
|
1 + (1)
|
Max. 25.000
Min. 500
|
3
|
20 +(2x10) Semen
10 + (2x5)
|
Max. 5.000
|
Batuan
|
1
|
1
|
1
|
Max. 5.000
Min. 5
|
1
|
5 + (2x5)
|
Max. 5.000
|
Radioaktif
|
1
|
3+(1x1)
|
1
|
Tergantung Penugasan
|
|
Tergantung Penugasan
|
Tergantung Penugasan
|
Keterangan : Jangka waktu IUP Eksplorasi 3 + (2X1) artinya jangka waktu izin 3 tahun dapat diperpanjang
2 kali masing-masing 1 tahun
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahapan
eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran mineral
dengan cara mempersempit daerah yang mengandung sebaran endapan mineral
yang potensial, luas daerahnya biasanya sampai beberapa ratus km2.
Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi
singkapan, penyelidikan geokimia dan geofisika. Pada tahapan ini
pengamatan dan pengambilan conto geokimia dilakukan lebih terpola. Conto
yang diambil biasanya berupa endapan sungai aktif dan batuan dimana
setiap conto mewakili daerah seluas 1 – 10 km2. Penyelidikan
geofisika mulai dilakukan pada tahapan ini, tujuannya untuk mengetahui
kondisi geologi/mineralisasi bawah permukaan baik menyangkut
keberadaan/posisi dan dimensi mineralisasi dengan metoda geofisika.
Metoda ini sebagai pendukung data geokimia dan pemetaan. Selain kedua
metoda tersebut dilakukan juga uji paritan, uji sumuran dan pemboran
geologi. Dalam tahapan ini estimasi kuantitas dihitung berdasarkan
interpetasi geologi, geokimia dan geofisika.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration)
Tahapan
eksplorasi ini dimaksud untuk mendeliniasi suatu endapan atau untuk
mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi endapan mineral. Luas
daerah yang diselidiki biasanya terbatas dalam beberapa puluh km2.
Metoda yang digunakan dalam tahapan ini adalah pemetaan geologi rinci
pada skala 1 : 10.000 – 1 : 2.000, pencontohan batuan/tanah pada jarak
yang lebih rapat dengan menggunakan grid dengan interval tertentu.
Metoda pendukung lain adalah geofisika, pembuatan uji paritan dan
pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu
endapan mineral. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat
dilakukan.
Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran geologi suatu
endapan berdasarkan sebarannya, perkiraan awal bentuk tiga dimensinya,
ukuran, sebarannya, kuantitas dan kualitasnya. Hasil analisis dan
evaluasi dari tahapan ini untuk menentukan apakah eksplorasi rinci dan
studi kelayakan tambang diperlukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahapan
ini dilakukan untuk mendeliniasi secara rinci dalam bentuk 3-dimensi
terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan
singkapan, paritan,sumuran, pemboran, terowongan. Luas daerah yang
diselidiki biasanya sangat terbatas dalam beberapa km2 dengan
titik pengamatan yang makin rapat. Dengan jarak titik
pencontohan/pengamatan yang semakin rapat, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan
tingkat ketelitian yang tinggi.
Dalam
tahapan ini kegiatan yang dilakukan biasanya berupa pemetaan geologi
rinci dengan skala 1 : 2.000 – 1 : 500, pembuatan parit uji/sumur uji,
pemboran, terowongan dan mulai dilakukan uji pengolahan.
Laporan
eksplorasi adalah dokumentasi mutahir dari setiap tahapan eksplorasi
yang menggambarkan keberadaan endapan mineral baik secara bentuk,
ukuran, sebaran, kualitas dan kuantitas. Laporan tersebut memberikan
status mutahir sumberdaya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan
tahapan-tahapan berikutnya yang akan dilakukan.
B. Tingkat Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan
a. Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resources) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahapan Survey Tinjau
b. Sumber Daya Mineral Terreka (Inferred Mineral Resources) adalah sumber daya yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahapan Prospeksi
c. Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resources) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahapan Eksplorasi Umum.
d. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahapan Eksplorasi Rinci.
e. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah
sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumber daya terukur yang
tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi
kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
f. Cadangan Terbukti (Proved Reserve) adalah
sumber daya mineral terukur yang cadangan berdasarkan studi kelayakan
tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan
dapat dilakukan secara ekonomis.
0 komentar:
Posting Komentar