Air tanah
adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan
kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan.
Selain
air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai
peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan
ketersediaan bahan baku
air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah,
ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.
Sebahagian
besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari dalam tanah (air tanah). Air
ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap
tumbuhan berbeda-beda.
Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah:
1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam
akar tanaman.
2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan
differensi horison.
3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara,
yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
4) sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang
semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman.
5) sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
6) sebagai stabilisator temperatur tanah.
7) mempermudah dalam pengolahan tanah.
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah juga
menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu:
1) mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses
pencucian (perlindian/leaching) yang
terjadi secara intensif.
2) mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya
eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.
3) kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga
menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan
serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari
reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.
Hubungan tekstur tanah dan kadar air
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai
kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya:
tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga
berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar,
contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit,
sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.
Tanah bertekstur liat atau clay soil (B) memiliki daya menahan air
lebih banyak dibandingkan dengan tanah dengan kondisi optimum atau optimum soil (A), dan sebaliknya tanah
bertekstur pasir atau sandy soil (C)
memiliki daya menahan air yang jauh lebih rendah daripada tanah bertekstur
optimum (A).
Air terdapat dalam tanah karena ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah
karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya
tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
1) Air
hidroskopik, adalah air
yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi
ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir
tanah.
2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir
air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini
dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena
gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia
(dapat diserap) bagi tanaman.
Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini
perlu dipahami, yaitu:
1)
Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup
lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya
tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus
diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin
kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut
sehingga tanaman menjadi layu (titik layu
permanen).
2)
Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah
dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah,
sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan
tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
3)
Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi
tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan
kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan air pada kapasitas lapang
ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air
pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi
tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15
bar.
Banyaknya kandungan air dalam tanah
berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam
tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari
cm air yang disebut pF. Satuan bar
dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi
antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya
menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu,
tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada
tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman
adalah:
(1) sebagai unsur hara tanaman:
Tanaman memerlukan air dari tanah
bersamaan dengan kebutuhan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat
dalam proses fotosintesis.
(2) sebagai pelarut unsur hara:
Unsur-unsur hara yang terlarut dalam
air diserap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
(3) sebagai bagian dari sel-sel tanaman:
Air merupakan bagian dari protoplasma
sel tanaman.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
- banyaknya curah hujan atau air irigasi,
- kemampuan
tanah menahan air,
- besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
- tingginya
muka air tanah,
- kadar bahan
organik tanah,
- senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam,
dan
- kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar