Secara
umumnya proses pembentukan endapan mineral baik jenis endapan logam
maupun non logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang
diakibatkan oleh aktivitas magma dan endapan mineral ekonomis selain
karena aktifitas magma juga dapat dihasilkan dari proses alterasi yaitu
mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.
Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi
tidak terlepas dari faktor faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas
lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral. Adapun menurut M.
Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa
proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral,
proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses Magmatis.
Proses
ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa
lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral
silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi diatas 6000 C
stadium likwido magmatis mulai membentuk mineral-mineral baik logam
maupun non logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan
temperatur pendinginan pada saat itu. Early magmatis yang terbagi atas :
· Disseminated, contoh endapannya Intan
· Segregasi, contoh endapan chromit
· Injeksi, contoh magmatik Kiruna
2. Late magmatis yang terbagi atas :
· Residual liquid segregation, contohnya Magmatis Taberg
· Residual liquid injection ,contohnya magmatik Adirondack
· Immiscible liquid segregation, contohnya sulfida Insizwa
· Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein, Afrika Selatan.
3. Pegmatisme
Setelah
proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan pegmatisme)
yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 6000- 4500C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
4. Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun ± 5500 – 4500C akumulasi gas mulai membentuk mineral sampai pada temperatur 4500C
volume unsur volatilnya makin menurun karena membentuk jebakan
pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur
volatil akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan
samping disekitarnya kemudian akan membentuk mineral baik karena proses
sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan
yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut
endapan pneumatolitis.
5. Proses hydrothermal
Merupakn
proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatut dan
tekanan yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini
merupakan unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga
tahapan sebelumnya. Secara garis besar endapan hidrotermal dapat dibagi
atas:
Ø Endapan hipotermal, dengan ciri-ciri yaitu :
· Tekanan dan temperatur pembekuan relatif paling tinggi.
· Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
· Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit, kallopirit, galena, dan spalerit serta oksidasi besi.
· Pada intrusi granit sering berupa nedapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z.
Ø Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri yaitu :
· Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
· Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
· Tekstur
akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses
penggantian antara lain berupa crustification dan banding.
· Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb dan Oksida Sn.
· Proses pengayaan sering terjadi.
Ø Endapan Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
· Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
· Tekstur penggantian tidak luas, jarang terjadi.
· Endapan bias dekat atau pada permukaan bumi.
· Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa “fissure-vein”.
· Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
· Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”nya berupa klasit dan zeolit disamping kuarsa.
Adapun
bentuk bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling yaitu proses
mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan atau rongga – rongga
dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari
larutan pada bukaan–bukaan batuan. , yang berupa Fissure veins,
Shear-zonedeposits, Stockworks, Ladder veins, Saddle – reefs, Tension
crack fillings, Breccia fillings
6. Replacement, atau metasomatic replacement
Replacement,
atau metasomatic replacement merupakan proses dalam pembentukan
endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan
mineral pada endapan Hypothermal dan Mesothermal dan sangat penting
dalam group Epithermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic
kontak telah di bentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh
pengayaan unsur-unsur sulfida dan dominasi pada formasi unsur-unsur
endapan mineral lainnya.
Replacement
diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa
pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana
terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral
baru yang lain. Atau dapat diartikan bahwa penggantian mineral
membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia
yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat
kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka
terbagi atas :
· Massive
· Lode fissure
· Disseminated.
7. Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel dll.
8. Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.
9. Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas:
· Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dll
· Konsetrasi mekanik (endapan placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.
10. Supergen enrichment
Proses
dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan
mineral. Yang dimaksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan
atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang
mempunyai arti ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan
umat manusia). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan
jebakan dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume
cadangan, kadar, lokasi geografis dan biaya pengolahannya.
Dari
distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat
didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan
mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh
proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase
unsur – unsur dan mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada
bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat
terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Proses
pengayaan ini dapat disebabkan oleh :
· Proses Pelapukan dan transportasi
· Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa magma
Proses
pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi geologi dan persyaratan
tertentu.Kadar minimum logam yang mempunyai arti ekonomis nilainya jauh
lebih besar daripada kadar rata-rata dalam kulit bumi. Faktor perkalian
yang bisa memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa
menghasilkan kadar minimum ekonomis yang disebut faktor pengayaan
(Enrichment Factor atau Concentration Factor). Dari sejumlah unsur atau
mineral yang terdapat didalam kulit bumi, ternyata hanya beberapa unsur
atau mineral saja yang berbentuk unsur atau elemen tunggal (native
element).
Sebagian
besar merupakan persenyawaan unsur-unsur daaan membentuk mineral atau
asosiasi mineral.Mineral yang mengandung satu jenis logam atau beberapa
asosiasi logam disebut mineral logam (metallic mineral). Apabila
kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur
lain maka mineral tersebut disebut Mineral Bijih (ore mineral). Yang
disebut bijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan
mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat
diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang
diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila
yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore.
Mineral
non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak
menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering
dibuang. Kadang-kadang apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup
banyak bisa dimanfaatkan sebagai hasil sampingan (by-product), misalnya
mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-lain. Mineral non logam
tersebut disebut gangue mineral apabila terdapat bersama-sama mineral
logam didalam suatu batuan. Apabila terdapat didalam endapan non logam
yang ekonomis, disebut sebagai waste mineral. Yang termasuk golongan
endapan mineral non logam adalah material-material berupa padat, cairan
atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan,
persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini
adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan
lain-lain.
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar