Jumat, 23 November 2012

KABUPATEN BUNGO

A. Geografi

1. Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Propinsi Jambi dengan luas wilayah sekitar 7.160 km2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27’ sampai dengan 102º 30’ Bujur Timur dan di antara 1º 08’ hingga 1º 55’ Lintang Selatan.
2. Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Bungo berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Darmasraya di sebelah Utara, Kabupaten Tebo di sebelah Timur, Kabupaten Merangin di sebelah Selatan, dan Kabupaten Kerinci di sebelah Barat.
3. Wilayah Kabupaten Bungo secara umum adalah berupa daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 70 hingga 1300 M dpl, di mana sekitar 87,70 persen di antaranya berada pada rentang ketinggian 70 hingga 499 M dpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bungo berada pada Sub Daerah Aliran Sungai (Sub-Das) Sungai Batang Tebo. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Bungo merupakan daerah aliran yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 – 8 persen (92,28 persen).
4. Sebagaimana umumnya wilayah lainnya di Indonesia, wilayah Kabupaten Bungo tergolong beriklim tropis dengan temperatur udara berkisar antara 25,8° - 26,7° C.Curah hujan di Kabupaten Bungo selama tahun 2004 berada di atas rata-rata lima tahun terakhir yakni sejumlah 2398,3 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 176 hari atau rata rata 15 hari per bulan dan rata rata curah hujan mendekati 200 mm per bulan

B. Demografi
Secara administratif, Kabupaten Bungo yang berpenduduk 381.221 jiwa (akhir tahun 2005), terdiri dari 17 kecamatan yang meliputi 13 kelurahan dan 124 desa. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Pasar Muara Bungo, Rimbo Tengah, Bungo Dani, Bathin III, Tanah Tumbuh, Rantau Pandan, Jujuhan, Tanah Sepenggal, Limbur Lubuk Mengkuang, Pelepat Ilir, Muko-Muko Bathin VII, Bathin II Babeko, Tanah Sepenggal Lintas, Jujuhan Ilir, Bathin III Ulu dan Bathin II Pelayang.

 
Potensi sektor pertambangan dan energi di Kabupaten Bungo sangat prospektif untuk di kembangkan melalui investasi. Potensi tersebut meliputi:
  1. Bahan Galian Golongan A (Batu Bara)
Bahan tambang batu bara di Kabupaten Bungo memiliki luas cukup baik dengan kandungan kalori 5.000 – 7.000. sebaran bahan tambang batu bara dan cadangannya di Kabupaten Bungo adalah sebagai berikut :
  1. Lokasi : Kecamatan Rantau Pandan; cadangan terukur : 30.02 juta ton
  2. Lokasi : Kecamatan Jujuhan; cadangan hipotetik : 113,55 juta ton
  3. Lokasi : Kecamatan Muara Bungo; cadangan terukur 9,75 juta ton
Saat ini bahan tambang batubara sudah diusahakan oleh beberapa perusahaan dan beberapa perusahaan lainnya tengah dalam proses perizinan.
Adapun peluang investasi yang masih terbuka untuk pertambangan batubara meliputi penggalian dan pemasaran batubara yang masih belum diusahakan dan pembangunan industri yang menggunakan bahan baku batubara.
  1. Bahan Galian Golongan B (Emas)
Potensi emas di Kabupaten Bungo umumnya adalah emas sekunder yang tersebar di beberapa lokasi antara lain di Kecamatan Muara Bungo, Rantau Pandan dan di Kecamatan Muko-muko yaitu di sepanjang alur sungai atau cekungan/ rawa-rawa di Desa Mangun Jayo, Sungai Jerinjin, Sungai Gambir, Sungai Benit, anak Sungai Tangan Kiri dan di sepanjang Sungai Tegan.
  1. Bahan Galian Golongan C
Kabupaten Bungo memiliki berbagai bahan galian golongan C, antara lain pasir kwarsa, logam dan batu suiseki yang menyebar terutama di 3 kecamatan, yaitu : Kecamatan Tanah Tumbuh, Kecamatan Muara Bungo dan Muko-muko.
  1. Energi
Potensi untuk pengembangan energi di Kabupaten Bungo sangat prospektif karena saat ini terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan energi listrik. Peluang investasi di sektor energi ini antara lain berupa pengadaan listrik baik untuk perkotaan maupun pedesaan, dan pembangunan PLTU mini di pusat produksi batubara dengan menggunakan batubara kalori rendah.

Di sektor ini komoditas karet dan kelapa sawit menjadi unggulan yang memberikan peluang investasi cukup besar dilihat dari luas tanaman komoditas, kesesuaian lahan serta produksinya. Luas tanaman karet rakyat yang produktif lebih kurang 70.659 hektar dengan produksi karet kadar kering sebesar 23.150 ton atau rata-rata sebesar 350,3 kg/ha/th.
Untuk komoditas kelapa sawit luas lahan tanaman perkebunan adalah sebesar 32.843 hektar dengan produksi sebesar 194.345 ton per tahun. Pola pengembangannya terdiri dari Perkebunan Besar Swasta dengan tanaman menghasilkan (TM) seluas 8.913 ha dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1.352 ha, PIR Trans TM 11.480 ha, KKPA TBM 9.012 ha, Perkebunan Sawit Rakyat seluas TM 577 ha dan TBM 1.509 ha.
Disamping itu, kebun karet tua baik yang dikelola oleh PBS maupun milik rakyat yang tidak produktif lagi cukup besar yang merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk industri moulding dan mebel. Luas kebun karet tua milik PBS PTPN VI seluas 250 ha dengan perkiraan kayu tua yang dapat dimanfaatkan atau diolah sebesar 96.00 m3. sedangkan perkebunan karet tua rakyat seluas 9.584 ha dengan perkiraan kayu tua yang dapat diolah sebesar 184.000 m3.
Total produksi kayu baik dari PT. PTPN VI dan Kebun Karet Rakyat di Kabupaten Bungo adalah sebesar 280.000 m3 atau 336.000 ton.
     
Industri yang bisa ditawarkan kepada investor untuk investasi di Bidang Perkebunan dan Kehutanan di Kabupaten Bungo meliputi antara lain :
  1. Industri Crumb Rubber di Wilayah Kecamatan Pelepat
  2. Industri Moulding dan Meubel di Wilayah Kecamatan Muara Bungo.
  3. Industri Hilir Pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi barang jadi (minyak sawit).
2. Sektor Kehutanan
Kawasan hutan di Kabupaten Bungo meliputi Hutan Produksi (90.400 ha), Hutan Lindung (12.000 ha), Taman Nasional (27.300 ha). Sebahagian dari Hutan Produksi telah di kelola oleh PT. Inhutani (40.000 ha).

Jenis-jenis kayu potensial meliputi meranti (shorea sp), keruing (dipterocarpus sp), mersawa (anipsetera sp), balam (payena sp), kempas (koompassia malaccensis), keranji (diallium sp), medang (litsea firma hook F. Dehaasia), kulim (scorodocarpus borneosis Becc) dan tembesu (fagraea sp).

Potensi kayu yang ada diperkirakan mencapai 1.356.000 m3. produksi kayu bulat dan kayu gergajian tahun 2002 adalah sebagai berikut:
  • Kayu Bulat (log) eks HPH : 16.314 m3.
  • Kayu olahan gergajian / sawn timber : 1.700 m3, dan
  • Kayu olahan gergajian / sawn tiber eks sawmill rakyat 9.916 m3.

0 komentar:

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425