sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
Senin, 26 Mei 2014
ENDAPAN
11.12
bro
No comments
endapan batubara utama di Indonesia terdapat
dalam endapan batubara Ombilin,
Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Tipe endapan batubara tersebut masing-masing
memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
Kondisi Geologi/Kompleksitas
Berdasarkan proses
sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yaitu : kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian
tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok, antara lain :
Kondisi Geologi Sederhana
Endapan batubara pada kelompok ini
umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti : sesar, lipatan,
dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus secara lateral
sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan
batubara secara lateral serta kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang
berarti. Contoh endapan batubara seperti ini terdapat di Lapangan Banko Selatan
dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan) dan
Cerenti (Riau).
Kondisi Geologi Moderat
Endapan batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam
kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah
mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak
begitu banyak, begitu pula dengan pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya
relatif sedang.
Kelompok ini dicirikan dengan kemiringan
lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya
percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan
meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan
yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca
pengendapan. Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur
lapisan dan kualitas batubara. Endapan batubara seperti ini terdapat di daerah
Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis
(Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan) serta Gunung Batu
Besar (Kalimantan Selatan).
Kondisi
Geologi Kompleks
Endapan
batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistem sedimentasi yang
komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif sehingga
terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubara
banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi saat proses
sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan, seperti : pembelahan atau
kerusakan lapisan (wash out), pergeseran, perlipatan, dan pembalikan (overturned)
yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat
sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan.
Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan
lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubara terbatas dan
hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari kelompok ini,
banyak ditemukan pada daerah Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing, dan
Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluwung (Sawahlunto, Sumatera Barat), daerah Air
Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat) serta daerah batubara yang mengalami
ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan).
0 komentar:
Posting Komentar