Kamis, 29 Mei 2014
Senin, 26 Mei 2014
PT. JULOI COAL
11.39
bro
No comments
Juloi Coal, PT.
BRI Building, 6th Floor,Jl. Jend. Sudirman No. 37,Balikpapan 76112 Kalimantan Timur,Indonesia
Kalimantan Timur
Fax. (0542) 737542
Telp. (0542) 737542
Coal mining
PT. HARITA MAHAKAM MINING
11.38
bro
No comments
Harita Mahakam Mining, PT.
Panin Bank Centre Building, 2nd Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Senayan,Jakarta Pusat 10270,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7246353, Fax. (021) 5732822
Telp. (021) 7246245, Telp. (021) 7246343, Telp. (021) 5722924
Coal mining
PT. MANTIMIN COAL MINING
11.38
bro
No comments
Mantimin Coal Mining, PT.
Wisma 77, 7th Floor,Jl. Letjen. S. Parman Kav. 77, Slipi,Jakarta Barat 11410,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5363055
Telp. (021) 5362778
Coal mining
PT. KITADIN
11.38
bro
No comments
Kitadin [Site Office], PT.
Jl. Letjen. S. Parman No. 30,Samarinda Kalimantan Timur,Indonesia
Kalimantan Timur
Fax. (0541) 201306
Telp. (0541) 201307, Telp. (0541) 201312
Coal mining
PT. KITADIN
11.35
bro
No comments
Kitadin, PT.
Ventura Building, 8th Floor,Jl. RA. Kartini Kav. 26 (Outer Ring Road South), Cilandak,Jakarta Selatan 12430,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7504386
Telp. (021) 7504390
Coal mining
PT. KILISUCI PARAMITA
11.33
bro
No comments
Kilisuci Paramita, PT.
AKA Building, 1st Floor,Jl. Bangka Raya No. 2, Pela Mampang,Jakarta Selatan 12720,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7192751
Telp. (021) 71790507, Telp. (021) 7192751
Coal mining
PT. KIDECO JAYA AGUNG
11.32
bro
No comments
Kideco Jaya Agung, PT.
Menara Mulia, 17th Floor Suite 1701,Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 9-11,Jakarta Selatan 12930,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5257662
Telp. (021) 5257626
Coal mining
PT. KALTIM PRIMA COAL
11.32
bro
No comments
Kaltim Prima Coal, PT.
Mid Plaza II, 11th Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5733416
Telp. (021) 5742050
Coal mining
PT. DIANLIA SETYAMUKTI
11.32
bro
No comments
Dianlia Setyamukti, PT.
Graha Irama, 6th Floor Room A-B,Jl. HR. Rasuna Said Block X-1 Kav. 1-2, Kuningan,Jakarta Selatan 12950,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5261215
Telp. (021) 5261209, Telp. (021) 5261213, Telp. (021) 5260911
Leasing of heavy equipment; Coal mining contractor
PT. BUKIT SUNUR
11.31
bro
No comments
Bukit Sunur, PT.
Jl. Musi No. 40-E,Jakarta Pusat 10150,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3808174,Fax. (021) 3808175
Telp. (021) 3808183, Telp. (021) 3808184, Telp. (021) 3808185
Coal mining
PT. BUKIT BAIDURI ENERGI
11.31
bro
No comments
Bukit Baiduri Energi, PT.
Graha Ganesha, 3rd Floor,Jl. Hayam Wuruk No. 28,Jakarta Pusat 10120,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3522760
Telp. (021) 3522761
Coal mining
PT. BHP BILITON INDONESIA
11.31
bro
No comments
BHP Billiton Indonesia, PT.
Mid Plaza II, 3rd Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5706281,Fax. (021) 5704692
Telp. (021) 5706281
Coal mining
PT. BERKALA INTERNATIONAL
11.29
bro
No comments
Berkala International, PT.
Jl. Penjernihan I No. 19 B, Bendungan Hilir,Jakarta Pusat 10210,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5704809
Telp. (021) 5734410
Coal mining
PT. BERAU COAL
11.26
bro
No comments
Berau Coal, PT.
Graha Irama, 10th Floor Suite 10A-B,Jl. HR. Rasuna Said Block X-1 Kav. 1-2, Kuningan,Jakarta Selatan 12950,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5261219
Telp. (021) 5261216
Coal mining
PT. BARADINAMIKA MUDA SUKSES
11.26
bro
No comments
Baradinamika Muda Sukses, PT.
Jl. Tomang Raya No. 26,Jakarta Barat 11440,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5655169
Telp. (021) 5655165, Telp. (021) 5655173, Telp. (021) 5655167
Coal mining
PT. BANGUN NUSANTARA JAYA MAKMUR
11.25
bro
No comments
Bangun Nusantara Jaya Makmur, PT.
Kav. Polri Block A-15 No. 359-A, Jelambar,Jakarta Barat 11460,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5661045
Telp. (021) 5661045, Telp. (021) 5668902
Road and bridge construction; Coal mining
PT. BAHARI CAKRAWALA SEBUKU
11.24
bro
No comments
Bahari Cakrawala Sebuku, PT.
Graha Kirana, 15th Floor Suite 1501,Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Sunter,Jakarta Utara 14350,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 65311377
Telp. (021) 65311267
Coal mining
PT. ASTAKA DODOL
11.24
bro
No comments
Astaka Dodol, PT.
Wisma BSG, 9th Floor,Jl. Abdul Muis No. 40,Jakarta Pusat 10160,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3505371,Fax. (021) 3841980
Telp. (021) 3505370
Coal mining
PT. ARUTMIN INDONESIA
11.24
bro
No comments
Arutmin Indonesia, PT.
Mid Plaza II, 9th Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5741869,Fax. (021) 5741689
Telp. (021) 5720012
Coal mining
PT. ANTANG GUNUNG MERATUS
11.23
bro
No comments
Antang Gunung Meratus, PT.
Tamara Centre Building, 4th Floor Suite 406,Jl. Jend. Sudirman Kav. 24,Jakarta Selatan 12920,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5206785
Telp. (021) 5206783, Telp. (021) 5206786
Coal mining
Antang Coal
PT. ANTAM RESOURCINDO
11.23
bro
No comments
Antam Resourcindo, PT.
Aneka Tambang Building, 3rd Floor,Jl. Letjen. TB. Simatupang No. 1, Tanjung Barat,Jakarta Selatan 12530,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7805350
Telp. (021) 7805120
Coal, gold and silver mining
PT. ADARO INDONESIA
11.23
bro
No comments
Adaro Indonesia, PT.
World Trade Center Building, 7th Floor Suite 704,Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31,Jakarta Selatan 12920,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5211266
Telp. (021) 5211265
Coal mining
AUGER MINING METHODE
11.21
bro
No comments
Sebuah tambang dengan metode tambang terbuka suatu saat akan mencapai yang namanya pit limit, yaitu suatu batasan di mana suatu tambang sudah tidak ekonomis lagi dioperasikan dengan tambang terbuka.
Hal ini disebabkan karena striping rationya tinggi. Dalam hal ini
perbandingan antara bahan galian yang akan diambil dengan lapisan tanah
penutupnya terlalu besar. Sehingga biaya untuk pengupasan lapisan
penutup sangat besar tidak dapat ditutup dengan hasil bahan galiannya.
Untuk masalah tersebut biasanya para ahli langsung mengambil keputusan
dengan beralih ke metode tambang bawah tanah. Sebenarnya sebelum
memutuskan untuk beralih ke metode tambang bawah tanah, ada satu
alternatif lain yaitu "Auger Mining'.
Apakah yang disebut Auger Mining tersebut? Auger Mining adalah suatu
metode penambangan yang dilakukan dengan menambang bahan galian (dalam
hal ini batubara) di dinding-dinding open pit yang sudah mencapai
ultimate pit limit. Sehingga nantinya akan membentuk lubang-lubang di
dinding. Sepintas memang mirip dengan tambang-tambang batubara liar.
walau bagaimanapun ini adalah salah satu alternatif dari metode
penambangan. Untuk di Indonesia, yang pernah melakukan metode
penambangan ini adalah PT. Indominco di Kalimantan.Okay guys hopefully it can be help you to find job vacancy and jadi bahan pertimbangan rekan rekan sekalian untuk bekerja di pertambangan, dan i\salah satu perusahaan yang bakal jadi pertimangan yaitu PT. Indomioco di Kalimantan.
COAL DRYING
11.13
bro
No comments
Batubara peringkat rendah
mengandung kadar air (kelembaban) yang tinggi. (30% - 70% pada as-received weight basis / ARB) menunjukan
sumber daya yang signifikan
di seluruh dunia.
Dengan estimasi 45%
cadangan batubara
dunia adalah lignite
(brown coal),
dengan harga yang murah,
kadar abu dan kadar belerang yang rendah, tetapi memiliki kelembaban yang tinggi hingga 65% ARB. Brown coal merupakan sumber pembangkit listrik yang penting di beberapa negara, termasuk Australia, Jerman, Yunani, Polandia, Rusia, Turki dan Amerika Serikat.
kadar abu dan kadar belerang yang rendah, tetapi memiliki kelembaban yang tinggi hingga 65% ARB. Brown coal merupakan sumber pembangkit listrik yang penting di beberapa negara, termasuk Australia, Jerman, Yunani, Polandia, Rusia, Turki dan Amerika Serikat.
Coal pre-drying merupakan
langkah penting untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik baik yang telah ada dan juga pembangkit listrik
yang baru
dibangun, menggunakan batubara dengan moisture
yang tinggi. Secara
umum efisiensi
unit menggunakan
batubara turun
sekitar 4 persen
dan 9 persen
pada saat moisture
content batubara meningkat
dari 10% menjadi
masing-masing 40%
dan 60%. Selain
pengurangan efisiensi,
kelembaban yang tinggi meningkatkan coal- handling feed rate, membutuhkan
lebih banyak kekuatan
tambahan untuk coal handling system dan
pulverisers,
dan menyebabkan
biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang
tinggi.
Meskipun begitu, pengeringan
batubara dengan kelembaban yang tinggi
meningkatkan resiko
pembakaran spontan
(karena kandungan
oksigen tinggi,
yang biasanya lebih
reaktif daripada
hard
coal). Dengan
demikian, pada pembangkit
listrik yang menggunakan
batubara dengan kelembaban yang tinggi,
pengeringan harus
segera dilakukan
sebelum pembakaran,
yaitu di
dalam dan sekitar pabrik,
dengan sirkulasi gas
buang dari bagian
atas boiler.
Hal ini membutuhkan
boiler yang
lebih besar untuk
mengatasi uap
air; semakin
tinggi kadar
air, semakin
besar boiler
yang digunakan. Untuk
menangani volume
tambahan uap
air, kebutuhan
daya kipas
akan lebih tinggi,
yang menghasilkan auxiliary power yang
lebih tinggi dan menurunkan efisiensi.
Jika kelembaban
batubara yang tinggi bisa di keringkan (pre-dried), ukuran boiler
bisa lebih kecil,
dan jika limbah panas dapat digunakan untuk
pengeringan, maka efisiensi
boiler bisa
menjadi lebih tinggi dengan baik.
Ketika
kebutuhan nett energi untuk pre-drying relative rendah dibandingkan
energi yang dibutuhkan untuk pengeringan di pabrik konvensional, efisiensi
termal yang lebih tinggi tercapai. Ini merupakan hasil dari penggunaan
teknologi pengeringan yang memanfaatkan lower
grade energy dan me-recovery
panas exhaust dari pengering efluen
(air buangan) dan/atau mengbuang air tanpa penguapan, maka menghindari
meluasnya kehilangan panas laten penguapan.
Emisi global dari batubara yang digunakan untuk
mem-produksi listrik dan panas adalah sekitar 7,5 miliar ton CO2 per
tahun. Hal ini telah diperkirakan bahwa, dengan meningkatkan efisiensi
rata-rata armada/peralatan operasi batubara dari tahun 2004 tingkat untuk
sekitar 42% (LHV, bersih), emisi CO2 akan berkurang sebesar antara
1,35 dan 1,7 miliar ton CO2 per tahun, yaitu setara dengan total
emisi CO2 dari Rusia pada tahun 2008. Intensifikasi pre-drying untuk batubara dengan
kelembaban yang tinggi akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi
emisi sebanyak 0,3 miliar ton CO2 per tahun. Untuk beberapa negara, seperti Australia, Jerman, Indonesia
dan Rusia, pengurangan emisi CO2 nasional secara proporsional dengan
produksi listrik nasional akan
memberikan dampak yang sangat besar.
Di
amerika serikat, dari 35 unit dengan kapasitas total 15 Gigawatt (GW)
beroperasi dengan memakai batubara lignite dengan kadar kelembaban 40%; yang
lainnya pembangkit 100 GW beroperasi dengan batubara sub-bituminus Powder River
Basin (PRB) dengan kadar kelembaban sedang. Selama dua dekade berikutnya,
kapasitas 100 GW lainnya ditambah dengan menggunakan batubara lignite dengan
kelembaban tinggi. Jika pembangkit dengan kapasitas 15 GW yang telah ada
dipasang dengan pre-drying untuk mengurangi kelembaban batubara sebesar 10%,
maka emisi CO2 akan berkurang lebih dari 10 juta ton setiap tahunnya; dengan
keuntungan tambahan yaitu menurunnya emisi NOx, SO2 dan mercury. Pengeringan untuk menghasilkan kadar kelembaban yang
lebih rendah dengan panas tingkat rendah untuk selanjutnya dapat menurunkan emisi
CO2.
Berikut adalah Manfaat Coal pre-drying dan penggunaan low grade heat :
- Meningkatkan
efisiensi unit
secara keseluruhan dengan
meningkatkan efisiensi
boiler sehingga
mengurangi emisi CO2
- Menurunkan
ukuran boiler
dan konsumsi
daya auxiliary unit
dengan mengurangi laju aliran
batubara dan gas
buang.
- Mengurangi
laju aliran gas
buang, karena
efisiensi boiler
meningkat. Mengurangi
laju aliran ini
juga memfasilitasi
penangkapan SO2
tambahan dengan
scrubber untuk
batubara yang
mengandung sulfur
tinggi.
- Mengurangi
unit emisi NOx dengan
meningkatkan nilai
panas batubara
dan mengurangi
laju aliran batubara
dan udara
primer untuk
pulverisers.
- Meningkatkan
oksidasi merkuri
selama proses pembakaran
sebagai akibat
penggunaan batubara
kering. merkuri
yang dioksidasi ini,
yang larut dalam air,
dapat dihilangkan
dengan wet-lime spray tower.
- Meniadakan kebutuhan
sumber panas alternative
premium (misalnya, tekanan uap
tinggi atau bahan
bakar tambahan) melalui penggunaan
panas tingkat rendah atau limbah
panas.ENDAPAN
11.12
bro
No comments
endapan batubara utama di Indonesia terdapat
dalam endapan batubara Ombilin,
Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Tipe endapan batubara tersebut masing-masing
memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
Kondisi Geologi/Kompleksitas
Berdasarkan proses
sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yaitu : kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian
tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok, antara lain :
Kondisi Geologi Sederhana
Endapan batubara pada kelompok ini
umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti : sesar, lipatan,
dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus secara lateral
sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan
batubara secara lateral serta kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang
berarti. Contoh endapan batubara seperti ini terdapat di Lapangan Banko Selatan
dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan) dan
Cerenti (Riau).
Kondisi Geologi Moderat
Endapan batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam
kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah
mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak
begitu banyak, begitu pula dengan pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya
relatif sedang.
Kelompok ini dicirikan dengan kemiringan
lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya
percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan
meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan
yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca
pengendapan. Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur
lapisan dan kualitas batubara. Endapan batubara seperti ini terdapat di daerah
Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis
(Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan) serta Gunung Batu
Besar (Kalimantan Selatan).
Kondisi
Geologi Kompleks
Endapan
batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistem sedimentasi yang
komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif sehingga
terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubara
banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi saat proses
sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan, seperti : pembelahan atau
kerusakan lapisan (wash out), pergeseran, perlipatan, dan pembalikan (overturned)
yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat
sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan.
Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan
lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubara terbatas dan
hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari kelompok ini,
banyak ditemukan pada daerah Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing, dan
Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluwung (Sawahlunto, Sumatera Barat), daerah Air
Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat) serta daerah batubara yang mengalami
ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan).
Minggu, 25 Mei 2014
PKP2B HISTORY
10.12
bro
No comments
Pada suatu ketika, di awal decade 70-an, dunia dicekam ketegangan.
Perang menjalar di Timur Tengah. Negara – Negara Arab menyerang Israel
dan terjadilah krisis minyak Presiden Soeharto, waktu itu, memandang
bahwa batu bara layak menjadi sumber energi alternatif. Ia pun
menginstruksikan para menteri untuk mengembangkan batu bara. Pada 1980,
pemerintah RI mengundang kalangan investor dunia untuk pengembangan
potensi batu bara di Kalimantan dan Sumatra. Para investor asing itulah
yang kemudian menjadi kontraktor pengembangan batu bara di bawah naungan
Perjanjian Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) generasi pertama.
PKP2B
generasi pertama diteken antara kurun 1981 hingga 1990. Tercatat, ada
11 perusahaan pertambangan yang dibentuk untuk menjalankan kontrak itu.
Volume produksi batu bara dari para kontraktor PKP2B generasi pertama
itu amat besar. Hingga saat ini, pemerintah sudah meneken 376 kontrak
pertambangan batu bara. Ada 141 kontrak PKP2B dari generasi I hingga
VII. Volume produksi kontraktor PKP2B generasi pertama tercatat
menyumbang 75% dari seluruh total produksi.
Para pemain pertama
itu memang mendapat banyak keuntungan. Semua kontraktor PKP2B generasi
pertama, misalnya mendapat ketentuan system perpajakan yang telah tetap.
Jadi sepanjang masa kontraknya, perusahaan tidak terkena aturan pajak
baru. Jika ada pajak baru yang tidak tercatat dalam kontrak, maka
pemerintah akan me-reimburse nilai yang sama pada kontraktor.
Pada
tahun 2005, Mentri Keuangan merilis peraturan No 95 tentang pungutan
ekspor batu bara – untuk meningkatkan pasokan batu bara ke pasar
domestik. Nyatanya, beleid itu tidak efektif. Para kontraktor PKP2B
generasi I tidak terkena aturan baru itu. Padahal 75% produksi batu bara
berada di tangan mereka. Alhasil, pungutan ekspor yang didapat sangat
minim.
Pada tahun 1983, lahir UU tentang pajak pertambahan nilai
(PPN). Karena PPN lahir setelah sejumlah PKP2B diberlakukan, maka PPN
juga tidak masuk dalam kewajiban kontraktor PKP2B generasi pertama.
Kalau PPN itu dibayar oleh perusahaan PKP2B, pemerintah wajib mengganti.
Enak nian, memang.
Belakangan, mekanisme pengembalian itu
tersendat. Dari situlah, konflik antara konraktor PKP2B generasi pertama
dengan Lapangan Banteng Berkobar.
Saat ini, perusahaan –
perusahaan PKP2B generasi pertama sudah tidak lagi merupakan perusahaan
asing. Sesuai kontrak PKP2B itu pula, asing-asing tadi memang harus
menjual sahamnya ke perusahaan domestic dalam kurun tertentu setelah
kontrak berjalan. Di saat harga batu bara mahal seperti saat ini,
kontrak PKP2B generasi pertama itu sekarang telah berhasil menjadikan
para pemilik barunya masuk dalam daftar orang-orang terkaya di negeri
ini. Mungkin ini yang membuat mereka terlihat begitu pede ketika harus
berhadapan dengan para pejabat Departemen Keuangan.
Kesebelasan Pertama Itu
1. PT KALTIM PRIMA COAL (KPC)
Awalnya, KPC merupakan perusahaan patungan milik Rio Tinto Australia (50%) dan British Petroleum
(50%) dari Inggris. KPC adalah operator batu bara terbesar di
Indonesia. Kegiatan produksi secara komersial di KPC dimulai pada tahun
1991. setelah itu KPC sanggup memproduksi batu bara secara stabil di
level stabil 15 juta metric ton per tahun. Kini, KPC berada di bawah
kepemilikan PT Bumi Resources, unit usaha kelompok Bakrie. Pada tahun
2007 silam produksi KPC mencapai 50 juta metric ton.
2. PT ARUTMIN INDONESIA
Sejak
awal kelompok Bakrie terlibat di Arutmin. Perusahaan ini tadinya
merupakan hasil; kongsi antara Bakrie (20%) dengan BHP Minerals
Australia (80%). Arutmin mengoperasikan dua tambang terbuka di
Kalimantan Selantan. Arutmin bias memproduksi 19 juta metric ton batu
bara setiap tahun. Kini, Arutmin juga sepenuhnya berada di bawah naungan
PT Bumi resource.
3. PT ADARO INDONESIA
Perusahaan
ini sekarang dimiliki PT Adaro Energy. Awalnya, Adaro dimiliki oleh New
Hope Corporation Australia (50%), PT Asminco Bara Utama Indonesia
(40%), dan Mission Energy Amerika (10%). Adaro memiliki sumber daya batu
bara sekitar 2,803 milliar ton-separuhnya merupakan cadangan. Saat ini,
produksi tahunan Adaro sekitar 40 juta ton- nyaris setara dengan 20 %
produksi nasional yang, sepanjang tahun 2007, mencapai 205 juta ton.
Adaro
pernah dilaporkan melakukan transfer pricing pajak. Selain itu, Adaro
punya kasus sengketa saham dengan Beckett Pte. Ltd. gara-gara kredit
yang diberikan Deutsche Bank sebesar US$ 100 juta kepada Asminco.
Pemilik Asminco adalah PT Swabara Mining energy. Beckett adalah pemilik
utama Swabara. Asmingo mengalami gagal bayar dan Deutsche Bank
mengeksekusi jaminan utang asminco di Adaro dan IBT kepada pemilik Adaro
sekarang, seharga US$ 46 juta. Syahdan, penjualan itu dilakukan secara
diam-diam dan harganya kemurahan.
4. PT BERAU COAL
PT Berau Coal saat ini berada di tangan kendali PT Armadaian Tritunggal (51%)- milik Rizal Risjad (anak Ibrahim Risjad). Selain itu, ada juga Rognar holding BV Belanda (39%), dan Sojitc Corp dari Jepang. Tadinya, Berau dimiliki oleh United Tractors (60%), PT Pandua Dian Pertiwi (20%), dan Nissho Iwai (20%).
Berau
memiliki tiga lokasi tambang di kabupaten Berau, Kalimantan Timur,
yaitu Lati, Binungan, dan Sambrata. Berau memegang Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan pemerintah Indonesia
atas konsesi sekitar 118 ribu hectare (ha) dengan lahan produksi 40 ribu
ha. Tahun ini perusahaan menargetkan produksi 15 juta metric ton batu
bara setelah tahun lalu mebukukan 12,5 juta ton.
5. PT KIDECO JAYA AGUNG
Saat ini, Kideco adalah andalan utama PT Indika Energy ( milik keluarga Sudwikatmono). Tadinya, seluruh saham Kideco dimiliki Samtan Co. Ltd.
Dari Korea Selatan. Di tahun 2008, Kideco menargetkan volume penjualan
sebesar 22 juta metric ton dengan perkiraan harga rata-rata antara US$
45-48 per ton. Tahun depan, Kideco berniat menggenjot produksi hingga 30
juta metric ton.
6. PT ALLIED INDO COAL (AIC)
Perusahaan
ini merupakan hasil patungan antara keluarga Thohir dengan keluarga
Salway. Tapi, kini, keluarga Thohir menguasai sepenuhnya perusahaan
pertambangan yang beroperasi sejak 1987 di Sumatra Barat itu. AIC setiap
tahunntya sanggup memproduksi sekitar 2 juta metric ton batu bara. Pada
tahun 2005, Allied sempat membayar tunggakan restitusi senilai Rp 4,2
milliar atau 21% dari jumlah tunggakannya saat itu.
7. PT MULTI HARAPAN UTAMA (MHU)
New
Hope tadinya memiliki 40% saham MHU. Lalu, ada Asminco Bara Utama (10%)
dan kelompok Risjad (40%). Perusahaan ini berbasis di Busang,
Kalimantan Timur, dengan cadangan potensial sekitar 126 juta metric ton.
Setiap tahun, MHU memproduksi sekitar 1,6 juta metric ton batu bara.
Kini, pemilik MHU meliputi pihak Australia (40%), PT Agrarizki Media
(37,5%), Ibrahim Risjad (12,5%), dan PT Asmin Pembangunan Pratama (10%).
8. PT TANITO HARUM
Sejak
awal, PT Tanito Harum adalah perusahaan local. Setiap tahun, perusahaan
ini sanggup memproduksi sekitar sejuta metric ton batu bara. Pada 2005,
PT Tanito Harum sudah melunasi tunggakan royaltinya senilai US$ 4,4
juta.
9.PT BHP KENDILO COAL INDONESIA
PT BHP
Kendilo Coal Indonesia didirikan sebagai perusahaan patungan antara BHP
(80%) dan Mitsui (20%). Kendilo beroperasi di Petangis dan Rindu, di
Kalimantan Timur. Kini, BHP Kendilo sudah tak lagi beroperasi. Tapi,
tunggakan royalty dikabarkan cukup besar.
10.PT INDOMINCO MANDIRI
Awalnya,
PT Indominco Mandiri sepenuhnya dimiliki Kelompok Salim. Indominco
mampu memproduksi 1,5 juta metric ton batu bara setiap tahunnya. Kini
35% saham Indominco dimiliki Banpu Public Limited asal Thailand.
Sebanyak 35% lagi dikuasai oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
11. PT CHUNG HUA MINING DEVELOPMENT
Sejak awal, Chung Hua dinilai tak sanggup melaksanakan kontrak sehingga izin PKP2B nya diputus.
MINING HISTORY
10.10
bro
No comments
Sejarah pertambangan dan energi di Indonesia dimulai dengan kegiatan
pertambangan yang dilakukan secara tradisional oleh penduduk dengan
seizin penguasa setempat. seperti, Raja, ataupun Sultan.
Pada tahun 1602 Pemerintah Belanda membentuk VOC , mereka selain menjual rempah-rempah juga mulai melakukan perdagangan hasil pertambangan, pada tahun 1652 mulailah dilakukan penyelidikan berbagai aspek ilmu kealaman oleh para ilmuwan dari Eropa.
Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen (Mijnwezenn-Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah.
Menjelang tahun 1920, sesuai dengan rencana Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bandung sebagai ibukota Hindia Belanda, maka dilakukan persiapan untuk memindahkan kantor Mijnwezen ke Bandung.
Departement Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum) yang membawahi Mijnwezen dan menempati Gedung Sate. Pada tahun 1922, lembaga Mijnwezen ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw.
Pada Tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun gedung Geologisch Laboratorium yang terletak di jalan Wilhelmina Boulevard untuk kantor Dienst van den Mijnbouw dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. selanjutnya gedung ini dipergunakan untuk penyelenggaraan sebagian dari acara Pacific Science Congress ke IV. Gedung ini sekarang bernama Museum Geologi, yang berlamat di jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Selama Perang Dunia ke II, kerap dipergunakan sebagai tempat pendidikan Assistent Geologen Cursus (Kursus Asisten Geologi), dengan peserta hanya beberapa orang saja diantaranya, Raden Soenoe Soemosoesastro dan Arie Frederik Lasut. Dua orang peserta pribumi itulah yang kemudian menjadi pegawai menengah pertama di kantor Mijnbouw sejak tahun 1941 yang dikemudian hari menjadi tokoh perjuangan dalam membangun kelembagaaan tambang dan geologi nasional.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Mijnbouw dengan segala sarana dan dokunennya diambilalih oleh Jepang dan namanya diganti menjadi Chisitsu Chosasho. Kantor Chisitsu Chosasho tidak dapat berbuat banyak karena ketiadaan tenaga ahli dan anggaran. Tenaga aWl Belanda pada awalnya masih dipertahankan tetapi kemudian diinternir, kecuali mereka yang diperlukan oleh Jepang. Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agurus 1945 mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah disiarkan melalui radio. berita tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Pegawai pribumi di kantor Chisitsu Chosasho yang sebagian besar masih muda, menerima berita itu dan mereka langsung mempersiapkan diri untuk mengambil Iangkah yang diperlukan. Pada tanggal 25 September 1945 keluarlah pengumuman dan Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik. Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari Pemerlntah Republik Indonesia.
Dengan mengacu kepada perintah Pemerintah Pusat itu Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, pada tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang. . Pada hari Jumat pukuI 11.00 tanggal 28 September 1945, sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho pun bertindak, mereka dipe1opori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo. A.F. Lasut. R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.
Keesokan harinya dibentuk Dewan Pimpinan Kantor yang terdiri dari tujuh orang, dan Raden Ali Tirtosoewirjo ditunjuk sebagai pimpinannya. Selang beberapa hari terjadi pergantian pimpinan, R. Soenoe Soemosoesastro yang semula menjabat sebagai wakil pimpinan. diangkat menjadi pimpinan dan A. F. Lasut sebagai wakilnya. Beberapa minggu kemudian, terjadi lagi pergantian pimpinan A. F. Lasut diangkat sebagai Kepala Poesat Djawatan dan R. Soenoe Soemosoesastro sebagai Kepala Bagian Geologi. Sebagai pimpinan. A.F. Lasut pada tanggal 20 Oktober 1945 mengeluarkan pengumuman yang pertama bahwa semua perusahaan pertambangan ditempatkan di bawah pengawasan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.
Tiga bulan kemudian, pada tanggal 12 Desember 1945. sebagian kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, dipindahkan ke gedung Onderling Belang, di J1. Braga No.3 dan No. 8. Bandung. karena terdesak oleh datangnya pasukan Belanda bersama pasukan Sekutu. Kantor Poesat Djiawatan Tambang dan Geologi pun diduduki oleh pasukan Belanda. Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, pada tanggal 23 Maret 1946 kegiatan Poesat Djawatan Tarnbang dan Geologi pindah dari Bandung ke Tasikmalaya, kemudian ke Mage1ang, dan Tirtomoyo. Sedangkan yang masih tinggal di Tasikmalaya, pada tanggal 6 Desember 1946 menyusul mereka yang lebih dahulu mengungsi ke Jawa Tengah.
Keterbatasan dalam sarana kerja, memaksa Pimpinan Djawatan untuk memencarkan para pegawai ke berbagai tempat. Sebagian ditempatkan di Borobudur, Muntilan, Dukun, dan Srumbung di kaki Gunung Merapi. Untuk memudahkan hubungan dan menghimpun kembali para pegawai itu. maka terbitlah Surat Kepumsan Menteri Muda Kemakmuran NO.902/T.O/J.O tanggal 20 Nopember 1947, yang memerintahkan agar Kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dan bagian-bagiannya pindah ke beberapa tempat di Yogyakarta.
Selama perang kemerdekaan. Desember 1945 - Desember 1949, kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dalam pengungsian dan berpindah-pindah. Untuk mengembangkan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, A.F. Lasut bersama dengan R. Soenoe Soemosoesastro membuka Sekolah Pertambangan-Geologi Tinggi (SPGT), Sekolah Pertambangan-Geologi Menengah (SPGM), dan Sekolah Pertambangan-Geologi Pertama (SPGP). A.F. Lasut sebagai orang muda memiliki sifat tegas, menolak bekerjasama dengan Belanda.
Pada waktu Yogyakarta diduduki pasukan Belanda itulah AF. Lasut pada pagi han tanggal 7 Mer 1949 diculik oleh pasukan Belanda dari Tijger Brigade dari kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah Kaliurang, dan kemudian dibunuh di daerah Sekip. yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada. Dan atas jasa-jasanya, A.F. Lasut kemudian dianugerahi ge1ar Pah1awan Kemerdekaan Nasional dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No_ 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969.
Dengan ditetapkannya A.F. Lasut sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa pengambilalihan kantor Chisitsu Chosasho pada tanggal 28 September 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi sektor pertambangan dan energi. Pada tanggal 28 September 1945. juga terjadi pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) secara paksa oleh para pemuda.
Dalam menetapkan Hari Jadi Penambangan dan Energi, Menteri ESDM menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1319 K/73/MEM/2006 tentang Tim Penyusunan Buku Sejarah Pertambangan dan Energi kemudian diperbaharui dengan Keputusan No. 0147 K/73/MEM/200R tanggal 14 Februari 2008.
Setelah tim melakukan kajian di sektor Pertambangan dan Energi ditemukan beberapa hal penting, yaitu: pertama. 28 September 1945, kedua, 7 Mei 1949, ketiga, 22 Februari 1952, keempat, 14 Oktrober 1960, kelima, 2 Desember 1967, keenam, 27 Oktober 1945, ketujuh, 3 Oktober 1953, kedelapan, 5 Oktober 1945, kesembilan, 26 Oktober 1960 (peristiwa pada semua tanggal tersebut termuat dalam Buku Sejarah Pertambangan dan Energi).
Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi diputuskan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) DESDM yang berlangsung pada tanggal 1 Nopember 2007 di Badan Geologi Bandung. diikuti oleh para Pejabat Eselon I dan II DESDM dipimpin oleh Menteri Energi dan Surnber Daya Mineral.
Berdasarkan hasil penetapan tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan surat kepada Presiden No. 1349/04/ME~LS/2008 tanggal 26 Pebruari 2008 mengusulkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi untuk ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Repub1ik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tanggal 27 September 2008 ditetapkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi adalah tanggal 28 September.
Pada tahun 1602 Pemerintah Belanda membentuk VOC , mereka selain menjual rempah-rempah juga mulai melakukan perdagangan hasil pertambangan, pada tahun 1652 mulailah dilakukan penyelidikan berbagai aspek ilmu kealaman oleh para ilmuwan dari Eropa.
Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen (Mijnwezenn-Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah.
Menjelang tahun 1920, sesuai dengan rencana Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bandung sebagai ibukota Hindia Belanda, maka dilakukan persiapan untuk memindahkan kantor Mijnwezen ke Bandung.
Departement Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum) yang membawahi Mijnwezen dan menempati Gedung Sate. Pada tahun 1922, lembaga Mijnwezen ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw.
Pada Tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun gedung Geologisch Laboratorium yang terletak di jalan Wilhelmina Boulevard untuk kantor Dienst van den Mijnbouw dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. selanjutnya gedung ini dipergunakan untuk penyelenggaraan sebagian dari acara Pacific Science Congress ke IV. Gedung ini sekarang bernama Museum Geologi, yang berlamat di jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Selama Perang Dunia ke II, kerap dipergunakan sebagai tempat pendidikan Assistent Geologen Cursus (Kursus Asisten Geologi), dengan peserta hanya beberapa orang saja diantaranya, Raden Soenoe Soemosoesastro dan Arie Frederik Lasut. Dua orang peserta pribumi itulah yang kemudian menjadi pegawai menengah pertama di kantor Mijnbouw sejak tahun 1941 yang dikemudian hari menjadi tokoh perjuangan dalam membangun kelembagaaan tambang dan geologi nasional.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Mijnbouw dengan segala sarana dan dokunennya diambilalih oleh Jepang dan namanya diganti menjadi Chisitsu Chosasho. Kantor Chisitsu Chosasho tidak dapat berbuat banyak karena ketiadaan tenaga ahli dan anggaran. Tenaga aWl Belanda pada awalnya masih dipertahankan tetapi kemudian diinternir, kecuali mereka yang diperlukan oleh Jepang. Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agurus 1945 mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah disiarkan melalui radio. berita tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Pegawai pribumi di kantor Chisitsu Chosasho yang sebagian besar masih muda, menerima berita itu dan mereka langsung mempersiapkan diri untuk mengambil Iangkah yang diperlukan. Pada tanggal 25 September 1945 keluarlah pengumuman dan Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik. Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari Pemerlntah Republik Indonesia.
Dengan mengacu kepada perintah Pemerintah Pusat itu Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, pada tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang. . Pada hari Jumat pukuI 11.00 tanggal 28 September 1945, sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho pun bertindak, mereka dipe1opori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo. A.F. Lasut. R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.
Keesokan harinya dibentuk Dewan Pimpinan Kantor yang terdiri dari tujuh orang, dan Raden Ali Tirtosoewirjo ditunjuk sebagai pimpinannya. Selang beberapa hari terjadi pergantian pimpinan, R. Soenoe Soemosoesastro yang semula menjabat sebagai wakil pimpinan. diangkat menjadi pimpinan dan A. F. Lasut sebagai wakilnya. Beberapa minggu kemudian, terjadi lagi pergantian pimpinan A. F. Lasut diangkat sebagai Kepala Poesat Djawatan dan R. Soenoe Soemosoesastro sebagai Kepala Bagian Geologi. Sebagai pimpinan. A.F. Lasut pada tanggal 20 Oktober 1945 mengeluarkan pengumuman yang pertama bahwa semua perusahaan pertambangan ditempatkan di bawah pengawasan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.
Tiga bulan kemudian, pada tanggal 12 Desember 1945. sebagian kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, dipindahkan ke gedung Onderling Belang, di J1. Braga No.3 dan No. 8. Bandung. karena terdesak oleh datangnya pasukan Belanda bersama pasukan Sekutu. Kantor Poesat Djiawatan Tambang dan Geologi pun diduduki oleh pasukan Belanda. Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, pada tanggal 23 Maret 1946 kegiatan Poesat Djawatan Tarnbang dan Geologi pindah dari Bandung ke Tasikmalaya, kemudian ke Mage1ang, dan Tirtomoyo. Sedangkan yang masih tinggal di Tasikmalaya, pada tanggal 6 Desember 1946 menyusul mereka yang lebih dahulu mengungsi ke Jawa Tengah.
Keterbatasan dalam sarana kerja, memaksa Pimpinan Djawatan untuk memencarkan para pegawai ke berbagai tempat. Sebagian ditempatkan di Borobudur, Muntilan, Dukun, dan Srumbung di kaki Gunung Merapi. Untuk memudahkan hubungan dan menghimpun kembali para pegawai itu. maka terbitlah Surat Kepumsan Menteri Muda Kemakmuran NO.902/T.O/J.O tanggal 20 Nopember 1947, yang memerintahkan agar Kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dan bagian-bagiannya pindah ke beberapa tempat di Yogyakarta.
Selama perang kemerdekaan. Desember 1945 - Desember 1949, kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dalam pengungsian dan berpindah-pindah. Untuk mengembangkan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, A.F. Lasut bersama dengan R. Soenoe Soemosoesastro membuka Sekolah Pertambangan-Geologi Tinggi (SPGT), Sekolah Pertambangan-Geologi Menengah (SPGM), dan Sekolah Pertambangan-Geologi Pertama (SPGP). A.F. Lasut sebagai orang muda memiliki sifat tegas, menolak bekerjasama dengan Belanda.
Pada waktu Yogyakarta diduduki pasukan Belanda itulah AF. Lasut pada pagi han tanggal 7 Mer 1949 diculik oleh pasukan Belanda dari Tijger Brigade dari kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah Kaliurang, dan kemudian dibunuh di daerah Sekip. yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada. Dan atas jasa-jasanya, A.F. Lasut kemudian dianugerahi ge1ar Pah1awan Kemerdekaan Nasional dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No_ 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969.
Dengan ditetapkannya A.F. Lasut sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa pengambilalihan kantor Chisitsu Chosasho pada tanggal 28 September 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi sektor pertambangan dan energi. Pada tanggal 28 September 1945. juga terjadi pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) secara paksa oleh para pemuda.
Dalam menetapkan Hari Jadi Penambangan dan Energi, Menteri ESDM menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1319 K/73/MEM/2006 tentang Tim Penyusunan Buku Sejarah Pertambangan dan Energi kemudian diperbaharui dengan Keputusan No. 0147 K/73/MEM/200R tanggal 14 Februari 2008.
Setelah tim melakukan kajian di sektor Pertambangan dan Energi ditemukan beberapa hal penting, yaitu: pertama. 28 September 1945, kedua, 7 Mei 1949, ketiga, 22 Februari 1952, keempat, 14 Oktrober 1960, kelima, 2 Desember 1967, keenam, 27 Oktober 1945, ketujuh, 3 Oktober 1953, kedelapan, 5 Oktober 1945, kesembilan, 26 Oktober 1960 (peristiwa pada semua tanggal tersebut termuat dalam Buku Sejarah Pertambangan dan Energi).
Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi diputuskan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) DESDM yang berlangsung pada tanggal 1 Nopember 2007 di Badan Geologi Bandung. diikuti oleh para Pejabat Eselon I dan II DESDM dipimpin oleh Menteri Energi dan Surnber Daya Mineral.
Berdasarkan hasil penetapan tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan surat kepada Presiden No. 1349/04/ME~LS/2008 tanggal 26 Pebruari 2008 mengusulkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi untuk ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Repub1ik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tanggal 27 September 2008 ditetapkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi adalah tanggal 28 September.