Elemen
|
Rumus Kimia
|
Rentang (%)
|
Silica
|
SiO2
|
15 – 55
|
Alumina
|
Al2O3
|
10 – 40
|
Ferric oxide
|
Fe2O3
|
1 – 40
|
Calcium oxide
|
CaO
|
1 – 25
|
Magnesium oxide
|
MgO
|
0.5 – 5
|
Sodium oxide
|
Na2O
|
0 – 8
|
Potassium oxide
|
K2O
|
0 – 5
|
Titanium oxide
|
TiO2
|
0 – 3
|
Manganese oxide
|
Mn3O4
|
0 – 1
|
Sulphate
|
SO3
|
0 – 12
|
Phospate
|
P2O5
|
0 – 3
|
Senin, 15 Agustus 2016
ASH ANALYSIS
02.41
bro
No comments
Ash Analysis
Salah
satu faktor penting pada pemakaian batubara dan kokas dalam industri
adalah sifat mineralnya pada proses pembakaran. Dengan mengetahui
sifat-sifat tersebut, proses pemakaian batubara dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga masalah yang mungkin timbul dapat diantisipasi
dengan baik, misalnya masalah penanganan dan pembuangan ash (abu), fly ash (partikel abu halus yang ikut terbang bersama-sama asap dan sisa pembakaran lainnya), clinker, dan slag (cairan kerak). Selain
itu faktor ini sering juga sering dipergunakan sebagai arahan dalam
memilih bahan bakar batubara yang cocok untuk suatu industri.
Penggambaran
sifat ini, secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rasio
kelompok unsur tertentu yang terkandung dalam batubara, yang mana
kemudian dikenal dengan istilah slagging dan fouling factor.
Slagging
adalah masalah yang timbul pada proses pembakaran batubara dimana
abunya meleleh dan membentuk kerak yang menempel pada dinding dalam
ruang pembakaran dan pada pipa-pipa superheater yang berjarak renggang, yang sulit untuk dibersihkan sehingga mengakibatkan berkurangnya penyaluran panas.
Fouling
adalah masalah yang timbul pada proses pembakaran dimana abu halus yang
mengandung sodium menguap bersama-sama sulphur dan berakibat sama
seperti slagging.
Slagging/fouling factor adalah sebuah indeks yang dihitung baik dari data ash analysis maupun dari data ash fusion temperature yang dapat memberikan indikasi seberapa jauh kecenderungan batubara tersebut menimbulkan masalah slagging/fouling selama proses pembakaran.
Ash
sebagian besar terdiri dari oksida silikon, aluminium, besi, kalsium,
magnesium, titan, mangan, dan logam alkali. Sebagian di antaranya
terikat sebagai silikat, sulfat, dan posfat. Komposisi ash batubara tidak sama dengan komposisi mineralnya tetapi dapat menggambarkan komposisi mineralnya.
Total hasil analisis ini harus 100+2%. Hasil analisis seharusnya dilaporkan dalam basis “Ignited at 800oC”, tetapi banyak orang yang melaporkan hasil analisis ini tanpa mencantumkan basisnya.
Di
pabrik semen, yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar, data
komposisi abu batubara sangat berguna untuk menghitung kontribusi
unsur-unsur yang terdapat dalam abu batubara tersebut terhadap produk
semen yang dihasilkan. Data komposisi abu batubara juga berguna sebagai
penunjuk kemungkinan dipergunakannya abu tersebut sebagai bahan baku
produk sampingan, misalnya batako.
Komposisi ash suatu batubara erat hubungannya dengan ash fusion temperature-nya. Ash yang mengandung oksida besi, kalsium, magnesium, natrium, dan kalium yang tinggi umumnya mempunyai ash fusion temperature yang rendah, sedangkan ash yang mengandung silika, aluminium, dan titan yang tinggi umumnya mempunyai ash fusion temperature yang tinggi. Namun apabila kandungan silika tinggi sekali, ash fusion temperature-nya justru rendah.
Contoh abu batubara yang diperlukan untuk ash analysis dengan metode Atomic Absorption sebanyak 0.400+0.0010
gram (duplo). Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pengulangan
analisis, penyediaan 1.0 gram abu sangatlah bijaksana. Contoh abu dibuat
di laboratorium dengan hati-hati agar abu yang terbentuk benar-benar
telah terabukan dengan baik. Untuk analisis dengan metode X-Ray Spectometry diperlukan contoh yang lebih banyak.
Tabel V.1
Komposisi Karakteristik
Abu Batubara dan Kokas Inggris
0 komentar:
Posting Komentar