- siklus-batuan1
Pembentukan
berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan
tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis
batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis
batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses
alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan
kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi.
Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan
metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk
lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan
yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di
bawah temperature magma.
BATUAN BEKU
Magma
dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila
membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan
batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga
dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif.
BATUAN BEKU DALAM
Magma yang
membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang
besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh
batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung
pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada
batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan
di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk
batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut
diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang
volkanik.
- Batholit, merupakan tubuh batuan beku
dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong
lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan
kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk
batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan
250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di
lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat
tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan,
tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan
sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap
di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh
magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
- Stock, seperti batolit, bentuknya tidak
beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit,
tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit
atau bagian atas batholit.
- Dyke, disebut juga gang, merupakan
salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi
kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
- Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung
api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaia setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang
bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
- Sill, adalah intrusi batuan beku yang
konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya.
Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
- Lakolit, sejenis dengan sill. Yang
membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya
melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan,
bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik
oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan.
- Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
BATUAN BEKU LUAR
Magma yang
mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan
disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang
viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar
melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat
mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas
bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai
bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat
terbentuknya.
Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow
lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Pengelompokan
atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur
dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh
sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada
kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.
Tekstur Batuan Beku
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
- Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).
- Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
- Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
- Porfiritik, merupakan tekstur yang
khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam
massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang
bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di
sekitar fenokrist disebut massadasar.
BATUAN METAMORF
Batuan
metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh
perubahan secara fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru
dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang
cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan
batuan metamorf adalah:
- Terjadi dalam suasana padat
- Bersifat isokimia
- Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
- Terbentuknya tekstur dan struktur baru.
Proses
metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan
Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang
menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban
perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial
sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress).
Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat
reaksi kima yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat
menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di
setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah
kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
- Metamorfosa kontak à dominan pengaruh suhu
- Metamorfosa dinamik à dominan pengaruh tekanan
- Metamorfosa Regional à kedua-duanya (P dan T) berpengaruh
Fasies
metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang
mencirikan sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai
mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:
- Staurolite: intermediate à high-grade metamorphism
- Actinolite: low à intermediate metamorphism
- Kyanite: intermediate à high-grade
- Silimanite: high grade metamorphism
- Zeolite: low grade metamorphism
- Epidote: contact metamorphism
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi
yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada
kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang
inequigranular.
Batuan
metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau
berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate Ã
phyllite à schist à gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat
foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin
banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang
dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
- Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen
- Granoblastik : terdiri dari
mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura
(tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
- Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
- Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik
BATUAN PIROKLASTIK
Berdasarkan kata pembentuknya:
Pyro à pijar
Klastik à fragmen
Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung
letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada
permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan
lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik.
Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:
- Pyroclastic Flow Deposits
Macam :
- block & ash flows
- scoria flows
- pumice / ash flows
Distribusi /
penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded
bedding, paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari
kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah : pyroclastic surge
deposits
- Pyroclastic Fall Deposits
- Pyroclastic Surge Deposits
Partikel,
gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme
turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah
base, ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi
yang buruk.
MINERAL-MINERAL ALTERASI
Alterasi = Metasomatisme
Merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam.
Proses
alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme
yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan
beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi
mineralogy batuan.
Beberapa contoh mineral alterasi antara lain:
- Kalkopirit
- Pirit
- Limonit
- Garnierit
- Epidote
- Malakit
- Khlorit
- Orphiment
- Realgar
- Galena
BATUAN SEDIMEN
Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari
sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan
kemudian terlithifikasi.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi.
Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis.
Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan
dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen
diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble
dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen
menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting).
Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak
transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen
menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
- Batuan sedimen klastik à terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
- Batuan sedimen kimiawi à terbentuk karena penguapan, evaporasi
- Batuan sedimen organic à terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya digunakan skala Wentworth. Sedangkan
untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan berdasarkan matriks
maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.
Lapisan – Lapisan Bumi
a. Inti Bumi (Barisfer/Sentrofer)
Barisfer terdiri dari nikel dan besi, dan lapisan itu disebut nife (niccolum
= nikel). Lapisan itu berjari-jari 3470 km. Berat jenis rata-ratanya
10. Diatas lapisan nife terdapat lapisan antar yang elastis. Susunan
zatnya seperti batu meteorit dengan berat jenis rata-rata 5, tebalnya
kira-kira 1700km.
Pengaruh panas matahari hanya terasa
paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah kedalaman 20m,
temperaturnya konstan. Tapi makin masuk kedalam bumi makin panas.
Umumnya tiap turun 33meter temperatur naik 33°C. Angka 33 disebut jumlah
geothermis, yaitu jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan
temperatur 1°C, apabila turun vertikal kedalam lapisan bumi. Sedangkan
istilah derajat geothermis adalah jumlah derajat Celcius yang dicapai
apabila turun vertikal 100meter kedalam Bumi. Di Eropa, derajat
geothermis disebut juga gradien geothermis.
Temperatur Bumi = jari-jari bumi/jumlah
geothermis x 1°C = 20.000°C, tetapi diduga bahwa makin kepusat, makin
kecil derajat geothermisnya (makin besar jumlah geothermisnya) sehingga
temperatur inti bumi tidak lebih dari 3000°C.
Pada temperatur 3000°C ini semua zat
mencair atau menjadi gas, karena tekanan berat dari lapisan diatasnya
akan barisfer tetap padat . Hal ini terjadi karena :
- Jika barisfer cair, tentu terjadi pasang naikdan pasang surut yang mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang kempis.
- Getaran-getaran gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Hal ini membuktikan bahwa inti Bumi padat.
b. Kulit Bumi (Litosfer)
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Tebalnya ± 1200km. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer,
yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal
responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu
geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel
pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep
itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang
signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat
mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu
dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas
oleh ahli geologi dan geofisika.
Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori
lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai
keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap
menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
- Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
- Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan
50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak
benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Litosfer terdiri dari 2 lapisan :
- Lapisan Sima (Silicium dan Magnesium), disebelah bawah, Berat Jenis rata-rata 2,9.
- Lapisan Sial (Silicium
dan Almunium), disebelah atas, Berat Jenis rat-rata 2,65. Litosfer
terdiri dari zat padat yang disebut “batuan“, termasuk didalamnya pasir,
tanah liat, abu gunung berapi, batu kerikil.
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar