Selasa, 23 September 2014
EMAS DAN MISTERINYA
12.56
bro
No comments
Sep. 9, 2011
Analisis yang sangat teliti dari beberapa sampel batuan tertua
di Bumi oleh para peneliti di University
of Bristol memberikan
bukti nyata bahwa cadangan2 logam mulia planet yang dapat diakses ini adalah hasil dari suatu ledakan meteorit lebih dari 200 juta tahun setelah
Bumi terbentuk.
Penelitian ini diterbitkan di Nature.
Selama pembentukan Bumi, besi yang meleleh
tenggelam ke pusatnya untuk membuat inti bumi. Proses ini membawa sebagian besar logam2 mulia planet ini – seperti emas dan platina. Nyatanya, ada
cukup banyak logam2 mulia di inti bumi untuk menutupi seluruh pemukaan Bumi dengan lapisan yang tebalnya empat
meter.
Pemindahan emas ke inti bumi seharusnya meninggalkan porsi bagian terluar dari bumi kehilangan perhiasan2 yang mencolok
(bling). Namun, logam2 mulia adalah puluhan sampai ribuan kali lebih
banyak di dalam mantel silikat bumi dari
yang diperkirakan. Sebelumnya ini diperdebatkan bahwa kebetulan tersebut
dimana banyaknya jumlah yang ada merupakan hasil dari kataklismik hujan meteor yang menabrak bumi
setelah inti bumi terbentuk. Muatan yang penuh emas
dari meteorit kemudian bertambah dengan sendirinya ke mantel dan tidak hilang ke bagian dalam bumi.
Untuk
mengetes teori tersebut Dr Matthias Willboard dan Prof Tim Elliot dari the
Bristol Isotope Group di School of Earth Sciences menganalisi batuan2 dari
Greenland yang berumur hampir 4 milyar tahun, yang dikumpulkan
oleh Professor Stephen Moorbath dari University of Oxford. Batuan2 tua
tersebut memrikanb sebuah jendela yang unik ke
komposisi planet kita secara
singkat
setelah formasi inti bumi tetapi sebelum ledakan meteorit terjadi.
Para peneliti menetapkan adanya komposisi
isotopik tungsten atas batuan2 tersebut. Tungsten (W) adalah sebuah bahan yang
sangat langka (satu gram batunya mengandung sepersepuluh juta dari satu gram Tungsten) dan, seperti emas dan logam mulia
lainnya, seharusnya memasuki intinya ketika terbentuk. Seperti sebagian besar elemen2, tungsten terbentuk oleh beberapa isotop, atom dengan karakteristik kimia yang sama tetapi
massa yang sedikit berbeda.
Isotop2 memberikan sidik jari yang kuat terhadap
asal usul materiil dan penambahan
meteorit ke bumi akan
meninggalkan sebuah tanda diagnostik pada komposisi isotop W
nya.
Dr Willbold telah mengobservasi suatu
penurunan 15 bagian per juta di kelimpahan relatif dari isotop 182W antara
batuan2 Greenland dan zaman modern. Perubahan kecil tapi signifikan ini telah menunjukkan
kesesuaian yang sangat baik dengan yang diperlukan untuk
menjelaskan atas kelebihan emas yang mudah diakses di Bumi itu sebagai produk sampingan dari bombardir meteorit
yang beruntung.
Dr Willbold berkata: “Mengekstrak tungsten
dari sampel2 batuan dan menganalisis komposisi isotopiknya sampai ke presisi yang diperlukan adalah sangat menuntut mengingat jumlahnya kecil tungsten yang ada di batuan. Pada kenyataannya, kami adalah laboratorium pertama di dunia yang
berhasil membuat pengukuran2 bermutu tinggi seperti ini.”
Tumbukan meteorit2 ini diaduk ke dalam mantel bumi oleh proses2 konveksi raksasa. Sebuah
target yang menggiurkan untuk
pekerjaan di masa depan adalah untuk
mempelajari berapa lama proses ini
berlangsung. Setelah itu, proses2 geologi membentuk benua2 dan mengkonsentrasikan logam2 mulia (dan tungsten)
ke cadangan2 ore yang ditambang hari ini.
Dr Willbold melanjutkan: "Pekerjaan
kami menunjukkan bahwa sebagian besar logam
mulia di mana ekonomi kita
dan banyak proses2 industri kunci ini didasarkan telah
ditambahkan ke planet kita dengan kebetulan yang beruntung ketika Bumi ditabrak oleh sekitar 20 miliar miliar ton bahan asteroidal."
Penelitian
ini didanai oleh Natural Environment Research Council (NERC), the Science and
Technology Facilities Council (STFC) dan the Deutsche Forschungsgemeinschaft
(DFG).”
0 komentar:
Posting Komentar