Pengaruh Sifat-Sifat Batu Bara
·
Transportasi Batu Bara
·
Penyimpanan Batu Bara
·
Desain Boiler
·
Kinerja Pembakaran
·
Kinerja Penggilingan
·
Kinerja Boiler (kerugian)
·
Kinerja ESP
·
Usia
Komponen-Komponen Boiler
Sifat-Sifat Batu Bara
·
Sifat batu
bara dievaluasi
dengan metode yang berbeda-beda.
·
Metode
yang paling umum digunakan adalah analisis Proximate (Proksimat) dan Ultimate batu bara.
·
Analisis
Proksimat
memberikan Uap Air, Abu,
dan Zat
Volatil
(Volatile Matter), sedangkan
Karbon Tetap ditemukan dengan perbedaan.
·
Analisis
Ultimate memberikan komposisi unsur dari batu bara.
·
Metode
lain seperti analisis Macarel juga digunakan untuk pengklasifikasian
batu bara dan pengevaluasian sifat batu bara.
·
Karakteristik-karakteristik
fusi pada Abu diperkirakan dari Suhu Deformasi Awal, Suhu Hemisferikal (Hemispherical)
dan Suhu Fusi pada abu.
·
Analisis
oksida abu umumnya digunakan untuk analisis komposisi abu.
·
Analisis
abu
digunakan untuk menggolongkan potensi
terjadinya ampas bijih (slagging) dan pemburukan (fouling) pada batu bara
di boiler.
Hal-hal yang harus
selalu disadari oleh seorang
Insinyur Boiler......
adalah bahan bakar padat yang tersisa dalam tungku setelah zat volatil didistilasi. Karbon tetap sebagian besar terdiri
dari karbon, tetapi juga berisi sejumlah
hidrogen,
oksigen, sulfur,
dan nitrogen yang tidak
terhalau dengan gas-gas. Karbon tetap memberikan perkiraan kasar nilai kalori
pada batu bara
- Zat Volatil (Volatile
Matter)
- Zat
volatil
adalah metana, hidrokarbon, hidrogen, dan karbon monoksida, serta gas tak mudah terbakar seperti
karbon dioksida
dan nitrogen yang ditemukan dalam batu bara. Dengan demikian, zat volatil merupakan indeks
dari adanya bahan
bakar gas. Rentang zat
volatil pada umumnya adalah 20 sampai 35%.
- Meningkatkan panjang api secara proporsional, dan memudahkan pembakaran batu bara.
- Mengatur
batas minimum pada tinggi dan volume tungku.
- Memengaruhi aspek kebutuhan udara sekunder dan
distribusi.
- Memengaruhi
dukungan minyak sekunder
- Kemampuan batu bara
untuk digiling
Memengaruhi kinerja penggilingan
Mengapa
Insinyur Boiler ...... (lanjutan) .....
Ø Kandungan
Abu
·
Abu
adalah pengotor yang tidak menyulut
api.
Pada umumnya berkisar antara
5 sampai 40%.
·
Mengurangi
kapasitas penanganan dan pembakaran.
·
Meningkatkan
biaya penanganan.
·
Mempengaruhi
efisiensi pembakaran dan boiler
·
Menyebabkan terjadinya arang besi (clinkering)
dan ampas batu bara (slagging)
Ø
Kandungan uap air
·
Uap
air batu bara harus diangkut, ditangani, dan disimpan. Karena menggantikan zat yang
mudah terbakar, maka uap air mengurangi kandungan panas per kg pada batu bara. Umumnya berkisar antara
0,5 hingga 10%
·
Meningkatkan
kehilangan panas akibat penguapan dan pemanasan berlebih dari uap
·
Membantu,
untuk membatasi, denda yang
mengikat
·
Membantu
perpindahan panas radiasi
Ø
Kandungan sulfur (BUKAN
PADA ANALISIS PROKSIMAT)
·
Secara
normal, umumnya berkisar antara
0,5 hingga 0,8%
·
Mempengaruhi
kecenderungan clinkering dan slagging
·
Merusak cerobong asap dan peralatan lainnya,
seperti pemanas udara dan alat
penghemat energi
·
Membatasi
suhu gas pada pipa keluaran
Seperti Apa
Batu Bara India dan Internasional
Karakteristik
|
India
|
Indonesia
|
Afrika Selatan
|
Uap air total
%
|
10 - 20
|
10-30
|
8
|
Abu %
|
25 - 50
|
10-15
|
15-17
|
Zat Volatil
%
|
16 - 30
|
25-35
|
23
|
Karbon
tetap %
|
24- 40
|
45
|
51
|
Karbon
%
|
30 - 55
|
60
|
70-80
|
Hidrogen
%
|
2 - 4
|
4.5
|
4-5%
|
Nitrogen %
|
0.7- 1.15
|
1
|
2-2.5%
|
Sulfur
%
|
0.3 - 0.8
|
sekitar
1%
|
hingga 1%
|
Oksigen %
|
4-8
|
12
|
8-9%
|
GCV kcal/kg
|
2800-5000
|
5500
|
6500
|
Indeks abrasif
|
40-60
|
|
|
Suhu Pelunakan Abu
|
di atas
1300C
|
1350oC
|
13000C
|
HGI
|
50-110
|
Sekitar
50
|
Sekitar
50
|
Bagaimana Desain Boiler Dipengaruhi oleh Batu Bara
Ø Berikut adalah aspek utama yang dipertimbangkan untuk Desain Boiler
·
Rasio
FC / VM
·
Abu
per juta Kkal
·
Suhu
Deformasi Awal
·
Karakteristik
Slagging pada Abu
·
Karakteristik
Erosi pada Abu
Bagaimana Desain Boiler Dipengaruhi oleh Batu Bara
- Bagian konvektif dari boiler terdiri dari bundel pipa-pipa
yang besar yang diatur
dalam jalur gas untuk mengekstraksi panas dari
gas buang.
- Erosi
akibat abu adalah pertimbangan utama dalam bagian ini.
- Kecepatan
maksimum yang diizinkan sebanding dengan kuantitas abu dan sifat abrasif pada abu.
- Silika dan alumina, yang sangat
sering ditemui dalam batu bara India, bersifat sangat abrasif sehingga
kecepatan maksimum yang diizinkan terbatas.
- Hilangnya
logam akibat erosi juga tergantung pada variasi spasial pada kecepatan.
- Parameter
batu bara yang penting untuk
kecepatan maksimum yang diizinkan
- Kandungan abu
- Silika abu (terutama kuarsa
alfa) dan alumina
Bagaimana Desain Boiler Dipengaruhi oleh Batu Bara
Ø
Tujuan
dari sistem pembakaran batu bara adalah untuk memungkinkan
·
Pembakaran
partikel batu bara yang
sempurna
·
Membatasi
pembentukan polutan seperti
NOx
Ø
Sifat-Sifat
Batu Bara yang Memengaruhi Pembakaran
·
Rasio
Bahan Bakar (Karbon Tetap/Zat Volatil) umumnya digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
terbakar pada batu bara.
·
Analisis
yang lebih
maju bergantung pada analisis macarel dan reflektansi vitrinit untuk kinerja mengevaluasi pembakaran
Ø
Pengaturan Pemanasan
·
pemanasan Dinding
o
Dinding
Depan
o
Pemanasan
Depan dan Belakang
·
Pemanasan
Tangensial
·
Pemanasan
W
Ukuran Tungku Pembakaran dan Batu Bara
- Tingkat Pelepasan Panas Volumetrik
- Waktu
Tinggal Tungku Pembakara
- Rencana
Areanya Net Heat Input per Unit
- Tingkat Pelepasan Panas Zona Pembakar
- Faktor Pendinginan Tungku
Pembakaran
- Suhu Gas Keluaran Tungku
Pembakaran (Furnace Exit Suhu Gas/FEGT)
Semua parameter
di atas dipengaruhi oleh sifat-sifat
batu bara, terutama karakteristik slagging dan
fouling pada batu bara.
Net Heat Input (NHI) adalah GCV pada bahan bakar yang dikurangi dengan kehilangan radiasi, kehilangan akibat bahan mudah terbakar yang tidak terbakar, uap air di udara, panas laten pada uap air dalam bahan bakar &
yang terbentuk oleh pembakaran H2 dalam bahan bakar ditambah sejumlah panas dari udara pembakaran (udara
primer dan sekunder),
semua di atas suhu acuan.
Tungku Pembakaran
Ø
Tingkat Pelepasan Panas
Volumetrik
·
Tingkat
Pelepasan Panas Volumetrik adalah Panas yang dibebaskan per satuan volume di
dalam zona tungku pembakaran (hingga pesawat FEGT)
·
Nilai maksimum tergantung pada
karakteristik bahan bakar dan abu.
·
Namun, untuk unit-unit besar, ini bukanlah kriteria yang membatasi.
Ø
Waktu Tinggal Tungku Pembakaran
·
Waktu
tinggal tungku pembakaran minimum diperlukan untuk menjamin pembakaran partikel
bahan bakar yang sempurna.
·
Waktu
tinggal tungku pembakaran dihitung dari pembakar atas ke keluaran tungku pembakaran
(inlet dari Platen Heat Exchanger)
·
Pilihan
waktu tinggal tungku pembakaran tergantung pada karakteristik dan reaktivitas
pembakaran bahan bakar.
·
Rasio
bahan bakar memberikan indikasi yang baik dari reaktivitas bahan bakar.
Tungku Pembakaran
Meskipun pembakaran partikel dan karakteristik pembakaran
batu bara adalah kriteria desain utama, pertimbangan desain utama untuk ukuran
tungku dan desain bagian konvektif adalah untuk meminimalisir masalah-masalah
akibat slagging abu, fouling, dan erosi.
|
|
|
|
|
|
|
Slagging
Bitumen Rendah/Menengah
|
|
|
SlaggingSub
Bitumen Tinggi
|
|
|
|
|
|
Ukuran Tungku Pembakaran
Ø Rencana Area nya Net Heat Input ( NHI ) per Unit pada Tungku
·
Rencana Areanya Net Heat Input (NHI) per
unit pada tungku pembakaran atau Rencana Are
Pemuatan
adalah
jumlah panas yang dilepaskan per unit bagian lintang tungku pembakaran.
·
Rencana Areanya Net Heat Input (NHI) per
unit pada tungku
pembakaran mencerminkan tingkat
suhu dalam tungku tersebut.
Rencana Areanya NHI yang tinggi
per unit meningkatkan stabilitas api tetapi juga meningkatkan kemungkinan slagging di dalam tungku pembakaran.
·
Rencana
Area Pemuatan
yang diijinkan tergantung pada kapasitas
boiler dan suhu pelunakan (softening
temperature/ST) dan komposisi abu dalam batu bara.
·
Rencana
Area Pemuatan umumnya disimpan dalam kisaran 3,9-4,9 Mkcal/m2-hr
.
·
Kandungan silika dan alumina yang tinggi
pada abu
dalam batu bara
India mengurangi kemungkinan slagging. Namun, kadar abu yang tinggi
menimbulkan kemungkinan risiko selama operasi.
·
Sebuah
pendekatan konservatif diperlukan untuk menghindari kemungkinan pembentukan ampas karena dapat sangat membahayakan.
Ø Burner Zone Heat
Release Rate
(BZHRR)
·
BZHRR adalah rasio
panas yang dipasok ke tungku pembakar ke area permukaan zona pembakar antara
pembakar atas dan bawah.
·
BZHRR
mewakili tingkat suhu dan perubahan panas puncak di
wilayah pembakar.
·
Pilihan
BZHRR sangat tergantung pada karakteristik slagging pada batu
bara.
·
BZHRR
juga memengaruhi pembentukan NOx termal dalam tungku pembakar.
Bagian-Bagian yang Bertekanan
Ø Material
·
Korosi
dari sisi bahan bakar
pada bagian-bagian yang
bertekanan adalah perhatian
utama pada
batu bara yang yang memiliki sulfur atau
natrium dan klorin yang tinggi dalam abu.
·
Korosi dari sisi bahan bakar bukan
merupakan perhatian utama pada
batu bara India.
Ø Pengaturan
·
Di
atas IDT, endapan
ampas (slag) yang menjembatani
seluruh pipa-pipa merupakan kendala utama.
·
Di bawah IDT, Pemburukan (fouling)
pada pipa-pip
dan kemudahan pembersihan menentukan sudut kemiringan minimum antara sambungan2.
·
Karakteristik
slagging dan fouling abu sangat
tergantung pada komposisi abu.
Kualitas Batu Bara dan Efisiensi Boiler
Ø
Kerugian-kerugian
dari Boiler
Ø
Kehilangan
Gas Kering tergantung pada
·
Suhu
Gas Keluaran
·
Kelebihan
Udara
Ø Kerugian akibat Uap Air dan Hidrogen dalam batu bara
·
Uap
air dalam batu bara
·
Setiap
kenaikan uap air 1% mengurangi Efisiensi Boiler sebesar 0,1-0,2%
Ø Hidrogen dalam Batu Bara
·
Setiap
kenaikan kandungan hidrogen
1% mengurangi efisiensi boiler
sebesar 1,5-2%
Ø Panas
sensibel akibat abu
·
Setiap
kenaikan kandungan abu 1% mengurangi efisiensi boiler kira-kira sebesar 0,02%.
Desain Komponen-Komponen Lainnya
Ø ESP
·
Ukuran
ESP terutama tergantung pada kandungan
abu pada batu bara
·
Uap
Air dan Hidrogen
dalam batu bara juga berperan dalam ukuran ESP, karena cenderung
meningkatkan volume gas.
·
Uap
Air dalam
gas buang mengurangi resistivitas debu sehingga meningkatkan
koleksi.
·
Konstituen abu
seperti Na dan sulfur dalam
batu bara mengurangi resistivitas abu dan dengan
demikian meningkatkan koleksi
Ø FGD
·
Batu
bara India umumnya rendah
sulfur
·
Namun,
berkat GCV rendah, emisi SO2 dari Pembangkit Listrik India
1500-1800 mg/Nm3, yang jauh di atas norma-norma umum di Eropa,
Jepang, dan Amerika Serikat
·
FGD mungkin diperlukan dalam kasus batu bara dengan tingkat belerang tinggi
Pengaruh pada Penggilingan Batu Bara
- SUHU SALURAN
KELUAR PADA PENGGILINGAN
- AMPER MOTOR PADA PENGGILINGA
- ALIRAN UDARA PADA
PENGGILINGAN
- USIA KOMPONEN
TERPAKAI
- PENURUNAN
TEKANAN PENGGILINGAN
- HASIL
PENGGILINGAN
- KEHALUSAN
PECAHAN PENGGILINGAN
- TINGKAT
PENOLAKAN PENGGILINGAN
KURANGNYA KAPASITAS ATAU KONSUMSI DAYA YANG TINGGI
- UAP AIR YANG TINGGI
- GCV YANG RENDAH
- UKURAN BATU BARA MENTAH
YANG MENINGKAT
- PENGGILINGAN YANG TERLALU
HALUS
- KEDALAMAN DASAR YANG
BERLEBIHAN
- KESALAHAN INSTRUMEN
PENOLAKAN PENGGILINGAN YANG BERLEBIHAN
- PERUBAHAN DALAM KEMAMPUAN
BATU BARA UNTUK DIGILING, SULFUR DAN ABU
- PERBANDINGAN BATU
BARA/UDARA YANG TIDAK TEPAT
- PENGAUSAN KESENJANGAN LEHER (THROAT GAP)
PENGGILINGAN KASAR
- PERUBAHAN DALAM KEMAMPUAN
BATU BARA UNTUK DIGILING
- UAP AIR YANG TINGGI
- HASIL PRODUKSI YANG MENINGKAT
- PENGATURAN PENGELOMPOKAN
- PEMAKAIAN PENGGILINGAN
SUHU BATU BARA / UDARA YANG RENDAH
- UAP AIR YANG TINGGI
- SUHU SALURAN MASUK PA YANG
RENDAH
- LEWATNYA UDARA DINGIN
- SUHU SALURAN MASUK A.H
YANG RENDAH
- TIDAK TERSEDIANYA SCAPH
PEMBAKARAN PADA PENGGILINGAN
- VOLATIL YANG TINGGI
- UAP AIR
- SUHU BATU BARA/UDARA YANG
RENDAH
- KESEIMBANGAN LINTASAN
PEMBAKAR
ESP
·
Untuk efisiensi pengumpulan yang ada, ukuran ESP meningkat seiring adanya peningkatan abu batu bara akibat peningkatan beban debu pada saluran masuk.
·
Pengendapan
abu terbang bertambah seiring
meningkatnya kandungan uap air gas buang.
·
Pengendapan
abu terbang bertambah
seiring meningkatnya kandungan
sulfur batu bara.
·
Pengendapan abu
terbang bertambah seiring meningkatnya perbandingan
dasar abu terbang/asam dan peningkatan Na2O dan Li2O dalam abu.
·
Efisiensi pengendap bertambah seiring meningkatnya
ukuran partikel abu terbang yang dipengaruhi oleh ukuran PF, karakteristik
kemampuan melebur pada abu batu bara dan kondisi pembakaran.
• PF yang lebih kasar cenderung menghasilkan ukuran rata-rata
partikel abu terbang yang lebih besar (atau diameter median massa).
SIFAT BATU BARA
|
PENGARUH PADA EMISI PARTIKULAT
|
Beban Debu
(kandungan abu)
|
Bertambahnya 1% beban debu akan
meningkatkan emisi sebesar 1%
|
Aliran Gas
(nilai kalor, analisi pokok,
perbandingan C/H, tingkat uap air)
|
Bertambahnya 1% aliran gas per
unit pelepasan panas akan meningkatkan emisi sebesar 1,5%
|
Resistivitas abu
|
Sebuah perubahan resistivitas
pada 1 urutan besarnya akan menyebabkan peningkatan emisi dengan faktor 2
|
Sulfur
|
Kecenderungan
umum untuk mengurangi resistivitas sebagai peningkatan belerang, mungkin satu
urutan besarnya per 1% perubahan sulfur.
Di
bawah 1% belerang, resistivitas didominasi oleh faktor-faktor lain.
|
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar