|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Senin, 14 April 2014
MELBOURNE INTERNATIONAL MINING AND RESOURCES
09.41
bro
No comments
Jumat, 11 April 2014
KONSEP GEOLOGI
11.28
bro
No comments
Konsep Geologi
- Gaya gaya Geologi
- Gaya – Gaya Asal Luar
Proses Hidrosfera berupa erosi meliputi pengikisan, penorehan bahan – bahan disebabkan oleh gaya air dan denudasi atau penyeretan dan pengangkutan bahan – bahan dari permukaan bumi menuju tempat – tempat rendah yaitu ke laut atau ke danau.
Proses Biosfera yaitu terbentuknya batu – batu karang sehingga merupakan pulau – pulau karang.Proses Atmosfera yaitu proses pengrusakan roman muka bumi yang diakibatkan oleh angin yang mengandung pasir halus, seperti yang terjadi di gurun pasir.
- Gaya – Gaya Asal Dalam
Selain terbentuknya gunung api, dapat dilihat pula terbentuknya pegunungan berantai yang besar yang dibentuk karena perlipatan dan pengangkatan batuan – batuan endapan. Hasil dari pembentukan pegunungan itu dapat dilihat seperti pegunungan Alpina di Eropa, Pegunungan Himalaya di Asia,Pegunungan Andes di Amerika Selatan sedangkan di Indonesia seperti di Sumatera Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari Sumatera Utara hingga Selatan.
Daur Geologi ini dapat digolongkan ke dalam :
1. Orogemesis ialah pembentukan pegunungan – pegunungan
2. Glyptogenesis, ialah penghancuran relief – relief
3. Litogenesis, ialah pembentukan kembali batuan – batuan endapan terlebih dalam samudra – samudra.
BATUAN
1. Batuan Beku
Batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan akibat perubahan suhu.
2. Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk akibat proses pelapukan, gaya – gaya air, pengikisan – pengikisan angin.Berdasarkan cara genesisnya dapat dibagi sebagai berikut:
- Sedimen – sedimen yang terbentuk secara mekanik, ialah batuan – batuan yang terdiri dari bagian – bagian atau fragmen – fragmen batuan. Edapan demikian disebut juga sedimen klastika, contoh batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi dll.
- Batuan sedimen yang dibentuk secara kimia, ialah batuan – batuan yang langsung mengendap dari larutan – larutan yang mengandung berbagai unsure seperti garam dapur, gypsum, batuan gamping.
- Batuan sedimen yang terbentuk secara organic ialah batuan – batuan yang diendapkan langsung dari larutan – larutan dengan pertolongan jasad – jasad baik tumbuh – tumbuhan atau hewan dll.
PEMBENTUKAN BATUAN
11.27
bro
No comments
Pembentukan
berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan
tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis
batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis
batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses
alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan
kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi.
Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan
metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk
lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan
yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di
bawah temperature magma.
BATUAN BEKU
Magma
dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila
membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan
batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga
dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif.
BATUAN BEKU DALAM
Magma yang
membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat
mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang
besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh
batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung
pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada
batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan
di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk
batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut
diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang
volkanik.
- Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
- Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
- Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
- Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
- Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
- Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
- Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
BATUAN BEKU LUAR
Magma yang
mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi
batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan
disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang
viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar
melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat
mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas
bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai
bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat
terbentuknya.
Apabila
magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow
lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Pengelompokan
atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur
dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh
sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada
kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.
Tekstur Batuan Beku
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
- Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).
- Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
- Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
- Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.
BATUAN METAMORF
Batuan
metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh
perubahan secara fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru
dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang
cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan
batuan metamorf adalah:
- Terjadi dalam suasana padat
- Bersifat isokimia
- Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
- Terbentuknya tekstur dan struktur baru.
Proses
metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan
Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang
menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban
perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial
sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress).
Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat
reaksi kima yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat
menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di
setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah
kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
- Metamorfosa kontak à dominan pengaruh suhu
- Metamorfosa dinamik à dominan pengaruh tekanan
- Metamorfosa Regional à kedua-duanya (P dan T) berpengaruh
Fasies
metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang
mencirikan sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai
mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:
- Staurolite: intermediate à high-grade metamorphism
- Actinolite: low à intermediate metamorphism
- Kyanite: intermediate à high-grade
- Silimanite: high grade metamorphism
- Zeolite: low grade metamorphism
- Epidote: contact metamorphism
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi
yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada
kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang
inequigranular.
Batuan
metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau
berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate Ã
phyllite à schist à gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat
foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin
banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang
dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
- Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen
- Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
- Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
- Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik
BATUAN PIROKLASTIK
Berdasarkan kata pembentuknya:
Pyro à pijar
Klastik à fragmen
Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung
letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada
permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan
lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik.
Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:
- Pyroclastic Flow Deposits
Macam :
- block & ash flows
- scoria flows
- pumice / ash flows
Distribusi /
penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded
bedding, paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari
kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah : pyroclastic surge
deposits
- Pyroclastic Fall Deposits
- Pyroclastic Surge Deposits
Partikel,
gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme
turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah
base, ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi
yang buruk.
MINERAL-MINERAL ALTERASI
Alterasi = Metasomatisme
Merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam.
Proses
alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme
yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan
beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi
mineralogy batuan.
Beberapa contoh mineral alterasi antara lain:
- Kalkopirit
- Pirit
- Limonit
- Garnierit
- Epidote
- Malakit
- Khlorit
- Orphiment
- Realgar
- Galena
BATUAN SEDIMEN
Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari
sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan
kemudian terlithifikasi.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi.
Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis.
Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan
dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen
diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble
dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen
menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting).
Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak
transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen
menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
- Batuan sedimen klastik à terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
- Batuan sedimen kimiawi à terbentuk karena penguapan, evaporasi
- Batuan sedimen organic à terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya digunakan skala Wentworth. Sedangkan
untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan berdasarkan matriks
maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.
Lapisan – Lapisan Bumi
a. Inti Bumi (Barisfer/Sentrofer)
Barisfer terdiri dari nikel dan besi, dan lapisan itu disebut nife (niccolum
= nikel). Lapisan itu berjari-jari 3470 km. Berat jenis rata-ratanya
10. Diatas lapisan nife terdapat lapisan antar yang elastis. Susunan
zatnya seperti batu meteorit dengan berat jenis rata-rata 5, tebalnya
kira-kira 1700km.
Pengaruh panas matahari hanya terasa
paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah kedalaman 20m,
temperaturnya konstan. Tapi makin masuk kedalam bumi makin panas.
Umumnya tiap turun 33meter temperatur naik 33°C. Angka 33 disebut jumlah
geothermis, yaitu jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan
temperatur 1°C, apabila turun vertikal kedalam lapisan bumi. Sedangkan
istilah derajat geothermis adalah jumlah derajat Celcius yang dicapai
apabila turun vertikal 100meter kedalam Bumi. Di Eropa, derajat
geothermis disebut juga gradien geothermis.
Temperatur Bumi = jari-jari bumi/jumlah
geothermis x 1°C = 20.000°C, tetapi diduga bahwa makin kepusat, makin
kecil derajat geothermisnya (makin besar jumlah geothermisnya) sehingga
temperatur inti bumi tidak lebih dari 3000°C.
Pada temperatur 3000°C ini semua zat
mencair atau menjadi gas, karena tekanan berat dari lapisan diatasnya
akan barisfer tetap padat . Hal ini terjadi karena :
- Jika barisfer cair, tentu terjadi pasang naikdan pasang surut yang mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang kempis.
- Getaran-getaran gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Hal ini membuktikan bahwa inti Bumi padat.
b. Kulit Bumi (Litosfer)
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Tebalnya ± 1200km. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer,
yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam
dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal
responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu
geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel
pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep
itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang
signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat
mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu
dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas
oleh ahli geologi dan geofisika.
Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori
lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai
keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap
menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
- Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
- Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan
50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak
benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Litosfer terdiri dari 2 lapisan :
- Lapisan Sima (Silicium dan Magnesium), disebelah bawah, Berat Jenis rata-rata 2,9.
- Lapisan Sial (Silicium dan Almunium), disebelah atas, Berat Jenis rat-rata 2,65. Litosfer terdiri dari zat padat yang disebut “batuan“, termasuk didalamnya pasir, tanah liat, abu gunung berapi, batu kerikil.
KECANGGIHAN TAMBANG UNDERGROUND
11.26
bro
No comments
Penambangan batubara bawah tanah sekarang udah lebih modern gan dan
berkembang sangat cepat terutama dalam hal teknologi peralatannya. Ada 2
tipe penambangan batubara bawah tanah, yaitu Longwall Mining dan
Room-and-Pillar Mining.
1. LONGWALL MINING
Longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif gan dan paling aman juga. Total batubara yg diambil bs mencapai 80% dari total sumberdaya yg ada. Metode ini merupakan metode dari Europa dan di adopsi US pada mid-1950. Sebelum ini, tambang batubara US menggunakan metode room-and-pillar.
Longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif gan dan paling aman juga. Total batubara yg diambil bs mencapai 80% dari total sumberdaya yg ada. Metode ini merupakan metode dari Europa dan di adopsi US pada mid-1950. Sebelum ini, tambang batubara US menggunakan metode room-and-pillar.
Tambang jaman dulu nh gan. teknologi nya minimPada
metode longwall, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut
adalah blok batubara yg berukuran 1km panjang x 200-300 m lebar,
makanya dinamakan longwall mining.
Dari satu panel ke panel yg lain, disangga oleh pillar2 batubara yg berukuran kira2 30m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yg lebih besar dinamakan barrier pillar (> 100 m gan). Nih layout nya:
Dari satu panel ke panel yg lain, disangga oleh pillar2 batubara yg berukuran kira2 30m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yg lebih besar dinamakan barrier pillar (> 100 m gan). Nih layout nya:
Yang
berwarna putih itu adalah jalan (disebut entry) buat org dan alat,
batubaranya udah diambil untuk membentuk panel tsb, sedangkan warna biru
tua adalah panel dan pillar ygn ditinggalkan untuk menyangga batuan
diatasnya. Proses ini dinamakan developement stage (belum mining stage,
walaupun batubara nya sudah diambil sebagain untuk membuat entry).
Kalo agan liat 2 panah di bwh tulisan
gateroads, itu ada alat gali yg bekerja membuat entry2 tersebut,
namanya continuous miner (CM). CM ini akan menggali sejauh 6m x 6m lalu
mudur, dan mesin penyangga (Rock bolter) masuk untuk menyangga batuan
yg batubara nya barusan digali oleh CM, sementara itu si CM pindah ke
entry sebelahnya dan menggali lagi 6 m x 6m. Begitu seterusnya gan.
Continuous Miner
nih videonya
Ini mesin rock bolt nya gan
nih gan bolt nya
Nah kalo panel2 tersebut sudah siap, baru
deh panel tersebut ditambang oleh alat yg dinamakan shearer. Batubara
yg digali shearer (shearer menggali bolak baliksepanjang lebar panel)
ini akan ditransfer ke Armoured Face Conveyor (AFC) lalu di transfer ke
belt conveyor di entry untuk selanjutnya di trasport ke permukaan
melalui slope shaft. Yg terpenting disini adalah selama shearer
menggali batubara, shearer dan operator nya di lindungi oleh penyangga
yg dinamakan shield yg bergerak automatis mengikuti kemajuan penggalian
shearer. Shearer biasanya menggali sedalam 1 m, sehingga shield pun
akan bergerak maju sejauh 1 m jg gan. Ketika shield (sepanjang panel
tsb) maju, maka batuan di atasnya tidak ada yg menyangga dan dibiarkan
ambruk, daerah ambukan dinamakan gob atau goaf.
Animasinya nh gan
Tinggi shield dan diameter drum shearer = tinggi lapisan batubara yg digali gan, biasanya 1.6-2.5 m gan
nih gambar belt conveyor di entry nya yg mengankut batubara ke permukaan
belt conveyor
Proses cutting nya gan
Setelah 1 panel ditambang habis, seluruh
peralatan tsb di pindahkan ke panel selanjutnya. Proses pemindahan nya
kira2 1 minggu gan. Maklum alatnya berat2, jd pake mesin khusus untuk
memindahkan semuanya. Selama pemindahan, tambang tidak beroperasi,
dalam artian kehilangan produksi. Produksi sehari longwall bs mencapai
40rb ton/hr ato 1500 ton/jam. Setahun bs mencapai 10 jt ton. Hilang
produksi 1 jam saja=hilang uang $5000 gan.
Nah itu penambangan Longwall gan. Sekarang metode yg kedua room-and-pillar.
2. ROOM-AND-PILLAR MINING
Metode ini tak lain adalah proses development nya metode longwall. Disini ga ada panel2an gan. Seluruh block batubara nya dibuat entry (batubara yg digali=room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr. Metode ini paling2 hanya mengambil 30-40% dr total batubara yg ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pillar2 yg ditinggalkan di kikis sedikit gan (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yg boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.
Metode ini tak lain adalah proses development nya metode longwall. Disini ga ada panel2an gan. Seluruh block batubara nya dibuat entry (batubara yg digali=room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr. Metode ini paling2 hanya mengambil 30-40% dr total batubara yg ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pillar2 yg ditinggalkan di kikis sedikit gan (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yg boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.
room-and-pillar layout
nh real nya gan, tp bukan untuk batubara: kyk tmpt basement parkiran kan gan
Kalo bukan nambang batubara, batuannya emang diledakin dulu gan, karena gigi gali si CM akan cepat haus buat gali batu
Yang sama dari kedua metode tersebut
adalah setelah batubara ditransport ke permukaan, mereka akan dibawa ke
bagian pengolahan untuk pengecilan ukuran dan memenuhi standard
permintaan pasar. Hasil pengolahan ditampung di tempat yg dinamakan
stock pile.
Preparation plant
Dari sini, batubara siap di transport gan, baik lewat laut (tongkang) atau lewat darat (KA)
tongkangnya
KA nya gan
MACAM PENGEBORAN
11.22
bro
No comments
Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
· Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
· Pemboran Putar (Rotary Drilling)
· Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)
· Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Dioperasikan
dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor terbentuk akibat
mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor.
WILAYAH PERTAMBANGAN
11.03
bro
No comments
JAKARTA - Sesuai Undang-Undang Nomor. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, Wilayah Pertambangan merupakan
landasan dalam pengelolaan wilayah pertambangan mineral dan batubara di
Indonesia. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah
wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak
terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian
dari tata ruang nasional.
WP sendiri terbagi menjadi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN). WUP
adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi. WPR adalah bagian dari WP tempat dilakukan
kegiatan usaha pertambangan rakyat. Sedangkan WPN adalah bagian dari WP
yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.
Perencanaan dan penyiapan WP, seperti dilansir dari laman Ditjen
Minerba, Jumat (4/4) telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini,
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, sejak tahun 2007 hingga 2008
sebelum penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, yaitu dengan
pelaksanaan kegiatan inventarisasi data perizinan, potensi sumberdaya
dan wilayah pertambangan rakyat dengan pemerintah daerah di seluruh
Indonesia. Setelah penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009,
pemerintah semakin intensif melakukan kegiatan inventarisasi data
perizinan dan potensi dengan pemerintah daerah yang dilaksanakan tahun
2009 s/d 2012, yang dipuncaki dengan kegiatan Rekonsiliasi IUP Tahap I
pada bulan Mei 2011 dan Rekonsiliasi IUP Tahap II pada bulan Oktober
2012.
Pembahasan intensif terkait tata ruang lintas sektor terutama dengan
kehutanan juga dilakukan dengan koordinasi dengan lintas kementerian dan
lembaga dengan melibatkan BATAN, Kementerian Kehutanan, Kementerian
Pekerjaan Umum, dan Badan Informasi Geospasial.
Sesuai dengan amanat Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009, bahwa penetapan WP dilakukan setelah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan DPR RI.
Pemerintah telah melaksanakan rapat konsultasi dengan Panja Minerba
Komisi VII DPR RI dari tahun 2010 hingga 2013 sebanyak 9 (sembilan) kali
dan terakhir dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 dimana Komisi VII
DPR RI merekomendasikan penetapan WP oleh pemerintah.
Terbitnya Putusan MK Nomor 10/PUU-X/2012 pada tanggal 22 November
2012, yang merubah bunyi Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009, yang sebelumnya “WP sebagairnana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” menjadi
“WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah
setelah ditentukan oleh pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”, membuat pemerintah harus
memastikan rencana WP yang sudah disusun oleh pemerintah disetujui oleh
pemerintah daerah.
Koordinasi ini dilakukan dengan mengirimkan draft penetapan WP
seluruh provinsi/kabupaten/kota kepada gubernur dan bupati/walikota di
seluruh Indonesia pada bulan Mei 2013. Pemerintah selanjutnya meminta
persetujuan pemerintah daerah atas draft WP yang sudah dikirimkan dengan
mengundang gubernur dan bupat/walikota dalam Rekonsiliasi WP yang
dilaksanakan per pulau pada bulan Juni s/d September 2013. Setelah
persetujuan didapatkan, pemerintah kemudian menetapkan WP untuk
masing-masing pulau. Berikut daftar Rekonsiliasi WP untuk masing-masing
pulau :
1. Pulau Sulawesi
2. Pulau Kalimantan
3. Pulau Maluku
4. Pulau Papua
5. Pulau Sumatera
6. Pulau Jawa
7. Bali
8. Pulau Nusa Tenggara
HARGA BATUBARA ACUAN TAHUN 2014
10.58
bro
No comments
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) telah menetapkan harga batubara acuan (HBA) sebesar
US$74,81 per ton pada periode April 2014. HBA ini lebih rendah
dibandingkan periode Maret sebesar US$ 77,01 per ton dan periode
Februari kemarin sebesar US$ 80,44 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI)
Supriatna Suhala mengatakan turunnya harga batubara disebabkan oleh
berlimpahnya pasokan batubara di pasar internasional. Dia menyebut tren
harga komoditas ini akan terus menurun.
"Penyebabnya over suplai yang membuat harga turun terus. Artinya
harga saat ini belum menyentuh dasar, masih terus turun," kata Supriatna
di Jakarta, Kamis (10/04).
Supriatna menuturkan over suplai antara lain disebabkan oleh adanya
tambahan 100 juta ton per tahun dari angka ekspor Amerika Serikat ke
kawasan Asia. Pasalnya negeri Paman Sam tersebut tengah mengembangkan
shale gas sehingga total jumlah ekspor batubara mencapai 200 juta ton
pada tahun ini. Selain itu, Tiongkok mengurangi impor batubara mencapai
200 juta ton setahun lantaran produksi dalam negeri digunakan untuk
memperbaiki infrastruktur.
Dikatakannya, kenaikan harga batubara ini juga disebabkan oleh
meningkatnya produksi batubara nasional. Dia memperkirakan produksi
batubara hingga kuartal pertama tahun ini lebih dari 100 juta ton. "Kami
belum punya data yang konkrit. Tapi diperkirakan angka produksi hingga
kuartal pertama ini diatas 100 juta ton," ujarnya.
Menurut Supriatna, tidak ada yang bisa dilakukan untuk membendung
tren penurunan harga batubara. Pasalnya komoditas ini termasuk dalam
ketegori komiditi bebas, tidak ada regulasi maupun kartel yang
mengaturnya. Artiannya penaikan dan penurunan harga sepenuhnya
tergantung dari kondisi pasar. Supriatna menyebut tidak adanya badan
pengatur produsen batubara, seperti komoditas minyak yang memiliki OPEC,
membuat upaya menekan angka produksi sulit dilakukan.
"Kalau kita kurangi produksi, malah diambil oleh negara lain," pungkasnya