Ijin Operasi Produksi
Luas 789 ha
Status lahan APL, desa Bahalang Kec. Patangkep Tutui, Kab. Barito Timur
Kalteng
Kalori 6000 up ADB, deposit batu bara 5,1 jt Ton
Jarak Hauling 75 km
Tongkang 300ft jumbo
Pelabuhan BNJM Telang Baru
INDONESIA +6282380937425
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain।
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
Parameter
|
Yang Diinginkan
|
Limit Tipikal
|
Keterangan
|
Total moisture
(%-ar)
Free moisture
(%-ar)
|
4 – 8
rendah
|
max 12
(max 15)
max 10 – 12
|
Nilai kalori net berkurang. Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan. Limit untuk low
rank coal lebih tinggi.
|
Ash
(%-ad)
|
< 15
|
max 20
(max 40 – 50)
|
Pengaruh abu kecil tetapi kadarnya harus tetap (+2%). Komposisi abu harus
konsisten karena diperlukan dalam pengaturan
penambahan bahan baku.
|
Volatile matter
(%-dmmf)
|
Beragam
|
(max 24)
|
Tergantung sistem
pembakaran tetapi biasanya fleksibel.
|
Gross Calorivic Value
(MJ/kg-ad)
|
Beragam
|
(min 21.0)
|
Basis yang diinginkan
konsumen bermacam-macam (gross/net, ad/ar).
|
Total Sulphur
(%-ad)
|
< 2%
|
max 2 – 5
|
Tergantung dari kandungan sulfur bahan baku.
Kadar sulfur clinker < 1.3%
|
Chlorine
(%-ad)
|
Rendah
|
(max 0.1)
|
Dalam proses kering,
kandungan chlorine dalam
clinker < 0.03%. Tergantung dari kandungan chlorine
bahan baku, maksimum
dalam batubara beragam
sampai 0.01%.
|
P2O5
Ash analysis (%)
|
< 2%
|
(max 6 – 8)
|
Kandungan P2O5 dalam
clinker < 1%
|
Hardgrove grindability index
|
Tinggi
|
Min 50 – 55
(min 40)
|
Tergantung dari kapasitas
penggerusan serta jumlah
produksi yang diinginkan.
|
Max particle size (mm)
|
25 – 30
|
35 – 40
|
Tergantung limit ukuran
partikel yang dapat diterima
oleh alat penggerus.
|
Fines content
(<0 .5mm="" span="">0>
(%)
|
15 – 20
|
25 – 30
|
Terlalu banyak yang halus akan menimbulkan masalah pada waktu penanganannya terutama kalau basah,
bahkan total moisture akan lebih besar apabila terlalu banyak yang halus.
|
Parameter
|
Yang Diinginkan
|
Limit Tipikal
|
Keterangan
|
Total moisture
(%-ar)
|
5 – 10
|
max 12
(max 15)
|
Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan.
|
Ash
(%-ad)
|
Rendah
|
max 6 – 8
(max 10 – 12)
|
Kandungan abu kokas
hendaknya rendah untuk
mengurangi kerak pada blast
furnace.
|
Volatile matter
(%-dmmf)
|
Beragam
|
16 – 21
21 – 26
26 – 31
|
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
|
Total sulphur
(%-ad)
|
Rendah
|
max 0.6 – 0.8
(max 1.0)
|
Kandungan sulfur kokas
hendaknya rendah agar
penyerapan sulfur oleh pig
iron dalam blast furnace
dikurangi.
|
Phosphorus
(%-ad)
|
Rendah
|
max 0.1
|
Phosphorus dalam baja akan membuat baja cepat rapuh.
|
Free swelling index
|
7 – 9
|
min 6
| |
Roga test
|
60 – 90
|
min 50
| |
Gray-King coke type
|
G6 – G14
|
min G4 – G5
| |
Audibert-Arnu dilatometry
max dilatation (%)
|
25 – 70
80 – 140
150 – 350
|
min 20
min 60
min 100
|
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
|
Gieseler plastometry
Fluidity range
(oC)
|
above 80
above 100
above 130
|
min 70
min 80
min 100
|
low volatile coal
medium volatile coal
high volatile coal
|
Data caking/coking di atas hanya sebagai penunjuk potensi batubara untuk dibuat kokas. Prediksi kinerja batubara dalam coke oven yang lebih dapat dipercaya memerlukan tes yang lebih ekstensif. Prime coking coal adalah batubara yang memenuhi deretan kualitas yang paling atas. Blend coking coal tidak harus mengikuti deretan kualitas di atas, karena juga tergantung dari batubara yang dipakai untuk pencampurnya.
|
Parameter
|
Yang Diinginkan
|
Limit Tipikal
|
Keterangan
|
Total moisture
(%-ar)
Free moisture
(%-ar)
|
4 – 8 [][]
rendah
|
max 12
(max 15)
max 10 – 12
|
Nilai kalori net berkurang. Akan menimbulkan masalah pada penggilingan dan
penanganan. Limit untuk low
rank coal lebih tinggi.
|
Ash
(%-ad)
|
Rendah
|
max 15 – 20
(max 30)
|
Nilai kalori berkurang.
Limit tergantung pada
kemampuan alat dalam
penangananan dan
pembuangan abu.
|
Volatile matter
(%-dmmf)
|
25 – 30
15 – 25
|
min 25
max 25
|
Side-fired p.f furnace
Down –fired p.f furnace
|
Gross Calorivic Value
(MJ/kg-ad)
|
Tinggi
|
min 24 – 25
|
Basis yang diinginkan
konsumen bermacam-macam (gross/net, ad/ar).
|
Total Sulphur
(%-ad)
|
Rendah
|
max 0.5 – 1.0
(max 2.0)
|
Limit maksimum tergantung peraturan daerah tentang polusi. Inggris 2%,
Jerman 1%, Jepang 0.5%.
|
Chlorine
(%-ad)
|
Rendah
|
max 0.1 – 0.3
(max 0.5)
|
Sebagai penunjuk kandungan alkali. Harus rendah untuk mengurangi kecenderungan terjadinya fouling.
|
Ash Fusion temp.
(oxidizing/reducing)
(oC)
|
Tinggi ISO A
Rendah ISO C
|
min 1200
(min 1050)
max 1350
(max 1430)
|
Dry bottom furnace.
Tergantung fleksibilitas dan prosedur operasi alat.
Wet bottom furnace.
Tergantung suhu operasi.
Kondisi tanur yang
menentukan oxidicing dan
reducing yang diperlukan ash fusion.
|
Nitrogen (%dmmf)
|
Rendah
(0.8 – 1.1)
| |
Yang diinginkan rendah untuk mengurangi pembentukan Nox.
|
Hardgrove grindability index
|
Tinggi
|
min 50 – 55
(min 45)
|
Tergantung dari kapasitas penggerusan serta jumlah produksi yang diinginkan.
|
Particle size max (mm)
|
25 – 30
|
35 – 40
|
Tergantung limit ukuran
partikel yang dapat diterima oleh alat penggerus.
|
Fines content
(less than 0.5 mm)
(%)
|
15 – 20
|
25 – 30
|
Terlalu banyak yang halus akan menimbulkan masalah pada waktu penanganannya terutama kalau basah,
bahkan total moisture akan lebih besar apabila terlalu banyak yang halus.
|