Dalam proses pembakaran, sulfur dalam batubara akan
membentuk oksida yang kemudian terlepas ke atmosfir sebagai emisi. Ada tiga
jenis sulfur yang terikat dalam batubara, yaitu :
1. Sulfur organik, dimana satu sama lain terikat ke dalam senyawa
hidrogen sebagai substansi dari batubara.
2. Mineral
sulfida, seperti pirit dalam fraksi organic (pyritic sulfur).
3. Mineral sulfat, seperti kalsium sulfat atau hidrous
iron.
Sulfur kemungkinan merupakan pengotor utama nomor dua
(setelah ash) dalam
batubara, karena :
1. Dalam batubara bahan bakar, hasil
pembakarannya mempunyai daya korosif dan sumber polusi udara.
2. Moisture dan sulfur (terutama sebagai
pirit) dapat menunjang terjadinya pembakaran spontan.
3. Semua bentuk sulfur tidak dapat dihilangkan
dalam proses pencucian.
Batubara dengan kadar sulfur yang tinggi menimbulkan banyak
masalah dalam pemanfaatannya. Bila batubara itu dibakar, sulfur akan
menyebabkan korosi dalam ketel dan membentuk endapan isolasi pada tabung ketel
uap (yang disebut slagging). Disamping
itu juga menimbulkan pencemaran udara. Sebagian sulfur akan terbawa dalam hasil
pencairan batubara, gasifikasi, dan pembuatan kokas. Jadi
harus dihilangkan dulu sebelum dilakukan proses-proses tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih banyak atas partisipasi dan informasinya