Senin, 21 Januari 2013

BAGAIMANA PROSES TERJADINYA PENGENDAPAN



Endapan Batu Bara
  Secara umum endapan batubara utama di Indonesia terdapat dalam endapan batubara Ombilin, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Tipe endapan batubara tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
Kondisi Geologi/Kompleksitas
       Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yaitu : kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok, antara lain :
Kondisi Geologi Sederhana
       Endapan batubara pada kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti : sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral serta kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh endapan batubara seperti ini terdapat di Lapangan Banko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan) dan Cerenti (Riau).
Kondisi Geologi Moderat
       Endapan batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak begitu banyak, begitu pula dengan pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang.
       Kelompok ini dicirikan dengan kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubara. Endapan batubara seperti ini terdapat di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan) serta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan).
Kondisi Geologi Kompleks
       Endapan batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistem sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif sehingga terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubara banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi saat proses sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan, seperti : pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out), pergeseran, perlipatan, dan pembalikan (overturned) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan.
       Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubara terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari kelompok ini, banyak ditemukan pada daerah Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing, dan Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluwung (Sawahlunto, Sumatera Barat), daerah Air Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat) serta daerah batubara yang mengalami ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih banyak atas partisipasi dan informasinya