Longsoran Tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa batuan
/ tanah akibat gaya berat (gravitasi). Longsoran tanah telah lama
menjadi perhatian ahli geologi karena dampaknya banyak menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian harta benda. Tidak jarang pemukiman yang
dibangun di sekitar perbukitan kurang memperhatikan masalah kestabilan
lereng, struktur batuan, dan proses proses geologi yang terjadi di
kawasan tersebut sehingga secara tidak sadar potensi bahaya longsoran
tanah setiap saat mengancam jiwanya.
Faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah adalah
daya ikat (kohesi) tanah/batuan yang lemah sehingga butiran-butiran
tanah/batuan dapat terlepas dari ikatannya dan bergerak ke bawah dengan
menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya membentuk massa yang
lebih besar. Lemahnya daya ikat tanah/batuan dapat disebabkan oleh sifat
kesarangan (porositas) dan kelolosan air (permeabilitas) tanah/batuan
maupun rekahan yang intensif dari masa tanah/batuan tersebut. Sedangkan
faktor eksternal yang dapat mempercepat dan menjadi pemicu longsoran
tanah dapat terdiri dari berbagai faktor yang kompleks seperti
kemiringan lereng, perubahan kelembaban tanah/batuan karena masuknya air
hujan, tutupan lahan serta pola pengolahan lahan, pengikisan oleh air
yang mengalir (air permukaan), ulah manusia seperti penggalian dan lain
sebagainya.
Tipe-tipe longsoran tanah
Berdasarkan tipenya, longsoran tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
(1). Longsoran tanah tipe aliran lambat (slow flowage ) terdiri dari:
a. Rayapan (Creep): perpindahan material batuan dan tanah ke arah kaki lereng dengan pergerakan yang sangat lambat.
b. Rayapan tanah (Soil creep): perpindahan material tanah ke arah kaki lereng
c. Rayapan talus (Talus creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari material talus/scree.
d. Rayapan batuan (Rock creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari blok-blok batuan.
e. Rayapan batuan glacier (Rock-glacier creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari limbah batuan.
f. Solifluction/Liquefaction: aliran yang sangat berlahan ke arah kaki lereng dari material debris batuan yang jenuh air.
(2). Longsoran tanah tipe aliran cepat (rapid flowage) terdiri dari :
a. Aliran lumpur (Mudflow) : perpindahan dari material lempung dan lanau yang jenuh air pada teras yang berlereng landai.
b. Aliran masa tanah dan batuan (Earthflow): perpindahan secara cepat dari material debris batuan yang jenuh air.
c. Aliran campuran masa tanah dan batuan (Debris avalanche): suatu aliran
yang meluncur dari debris batuan pada celah yang sempit dan berlereng
terjal.
(3) Longsoran tanah tipe luncuran (landslides) terdiridari :
a. Nendatan (Slump): luncuran kebawah dari satu atau beberapa bagian debris batuan, umumnya membentuk gerakan rotasional.
b. Luncuran dari campuran masa tanah dan batuan (Debris slide): luncuran
yang sangat cepat ke arah kaki lereng dari material tanah yang tidak
terkonsolidasi (debris) dan hasil luncuran ini ditandai oleh suatu
bidang rotasi pada bagian belakang bidang luncurnya.
c. Gerakan jatuh bebas dari campuran masa tanah dan batuan (Debris fall):
adalah luncuran material debris tanah secara vertikal akibat gravitasi.
d. Luncuran masa batuan (Rock slide): luncuran dari masa batuan melalui
bidang perlapisan, joint (kekar), atau permukaan patahan/sesar.
e. Gerakan jatuh bebas masa batuan (Rock fall): adalah luncuran jatuh bebas dari blok batuan pada lereng-lereng yang sangat terjal.
f. Amblesan (Subsidence): penurunan permukaan tanah yang disebabkan oleh pemadatan dan isostasi/gravitasi.
Faktor penyebab longsoran tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi longsoran tanah dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu faktor yang bersifat pasif dan faktor yang bersifat
aktif.
(1) Faktor yang bersifat pasif pada longsoran tanah adalah:
a. Litologi: material yang tidak terkonsolidasi atau rentan dan mudah meluncur karena basah akibat masuknya air ke dalam tanah.
b. Susunan Batuan (stratigrafi): perlapisan batuan dan perselingan batuan
antara batuan lunak dan batuan keras atau perselingan antara batuan yang
permeable dan batuan impermeabel.
c. Struktur geologi: jarak antara rekahan/joint pada batuan, patahan, zona
hancuran, bidang foliasi, dan kemiringan lapisan batuan yang besar.
d. Topografi: lereng yang terjal atau vertikal.
e. Iklim: perubahan temperatur tahunan yang ekstrim dengan frekuensi hujan yang intensif.
f. Material organik: lebat atau jarangnya vegetasi.
(2) Faktor yang bersifat aktif pada longsoran tanah adalah:
a. Gangguan yang terjadi secara alamiah ataupun buatan.
b. Kemiringan lereng yang menjadi terjal karena aliran air.
c. Pengisian air ke dalam tanah yang melebihi kapasitasnya, sehingga tanah menjadi jenuh air.
d. Getaran-getaran tanah yang diakibatkan oleh seismisitas atau kendaran berat.
Pada gambar 7.1 diperlihatkan 5 tipe longsoran tanah yang didasarkan
atas cara dan mekanisme longsorannya, yaitu tipe runtuhan, tipe aliran,
tipe luncuran, tipe nendatan, dan tipe rayapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih banyak atas partisipasi dan informasinya