Senin, 15 Agustus 2016

FAKTOR GEOLOGI SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS BATUBARA

     Faktor Geologi Sebagai Pengendali Kualitas Batubara
Faktor geologi yang akan berdampak pada kualitas batubara secara global adalah cekungan sedimentasi. Cekungan sedimentasi batubara secara umum diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu cekungan yang berkembang di wilayah kontinen stabil dan cekungan sedimentasi bergerak (mobile), seperti back arc basin atau pull apart basin yang umumnya terbentuk di daerah batas atau dalam kontinen oleh tenggelamnya atau tabrakan antar plate.
Kedua jenis cekungan tersebut berbeda pada mekanisme pembentukan, proses akumulasi tumbuhan, gerakan struktural, perbedaan sifat batubara, dan lain-lain sebagai berikut :

2.1.1 Karakteristik Cekungan Tipe Kontinen Stabil
 Gerakan tektonik        :  tenggelam perlahan di wilayah yang luas.
 Deposit tumbuhan     :  di bawah kondisi teroksidasi dalam basin
yang luas.
 Kuantitas batubara    :  terdapat lapisan batubara yang tipis secara
konsisten dalam daerah yang luas, tetapi cadangan batubara dalam satu satuan luas kecil.
 Struktur batubara       :  kaya akan maseral inertinite dan disertai
maseral vitrinite.
  Coalification              :  Sebanding dengan kedalaman endapan.

2.1.2 Karakteristik Cekungan Tipe Bergerak (Mobile)
Gerakan tektonik         :  gerakan blok
 Deposit tumbuhan     :  di bawah kondisi tereduksi dalam basin yang
sempit.
 Kuantitas batubara    :  terdapat lapisan batubara yang tebal, namun
kurang konsisten dalam daerah penyebaran
yang sempit dengan cadangan batubara dalam satu satuan luas besar.

 Struktur batubara       :  kaya akan maseral vitrinite dan exinite.
 Coalification               :  bukan saja dipengaruhi oleh kedalaman 
endapan tetapi juga oleh gerakan tektonik dan aktifitas gunung api.


        Parameter Kualitas Batubara Berdasarkan Karakteristik Pengamatan di Lapangan

        Warna
Warna batubara bervariasi dari coklat hingga hitam legam. Warna batubara yang hitam, mengkilap, penyusunnya terdiri dari vitrain (berbentuk lapisan, sangat mengkilap, pecahan konkoidal; kaya akan maseral vitrinite yang berasl dari kayu dan serat kayu) dan clarain (berbentuk lapisan-lapisan tipis, sebagian mengkilap dan kusam; kaya akan maseral vitrinite dan liptinite yang berasal dari spora, kutikula, serbuk sari, getah).
Warna hitam    :  bituminous – antrasit (high rank)
Warna coklat    :  lignite (low rank)






           (a)                      (b)                        (c)                    (d)
Gambar V.1 Jenis tekstur batubara : (a) Vitrain ; (b) Clarain ;
                     (c) Durain ; (d) Fusain             


2.2.2 Pelapukan
Batubara yang cepat lapuk (low rank), sedangkan high rank tidak cepat lapuk. Proses penguapan air lembab menyebabkan pecahnya batubara, sehingga mempercepat proses oksidasi dan penghancuran tekstur umum batubara.



2.2.3 Gores
 Warna gores bervariasi dari hitam legam hingga coklat. Lignite mempunyai gores coklat, sedangkan bituminous goresnya hitam sampai hitam kecoklatan.

2.2.4 Kilap
Kilap tergantung dari tipe dan derajat batubara. Kilap kusam umumnya berderajat rendah (low rank), batubara berderajat tinggi (high rank) umumnya mengkilap.

2.2.5 Kekerasan
Kekerasan berhubungan dengan struktur batubara, yaitu komposisi dan jenisnya. Batubara kusam dan berkualitas rendah umumnya keras, sedangkan batubara cerah dan berkualitas baik umumnya tidak keras dan mudah pecah.

2.2.6 Pecahan
Pecahan memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dalam sifat memecahnya. Antrasit atau high bituminous pecahannya konkoidal, sedangkan bituminous dan lignite pecahannya tidak teratur.
Batubara dengan kandungan zat terbang (volatile matter) rendah pecahannya meniang, sedangkan batubara kandungan zat terbang tinggi pecahannya persegi atau kubus.

2.2.7 Pengotor atau Parting
Berupa lapisan tipis (bisa berupa batupasir, lanau, lempung) di dalam lapisan batubara, tebalnya bervariasi mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter (max ditambang tebal parting 10 cm).




2.2.8 Cleat
Merupakan rekahan di dalam lapisan batubara khususnya batubara bituminous yang umumnya berupa rekahan pararel dan tegak lurus terhadap lapisan batubaranya. Di dalam cleat sering terisi material klastik seperti batulempung atau batupasir, hal ini menyebabkan meningkatnya kandungan mineral matter,  volatile matter dan abu sehingga nilai kalorinya menjadi rendah. Semakin banyak cleat maka batubara tersebut semakin rendah kalorinya.


0 komentar:

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425