Kamis, 29 Mei 2014

PT. DAMAI ABADI MEDAN

http://www.damaiabadi.com/default/contact

Contact

PT. DAMAI ABADI
ALUMINUM EXTRUSION INDUSTRY

Medan Office
Jl.Cirebon No. 39-41 Medan20212-Indonesia
Telp +62 61 4148161, +62 61 4158161
Fax +62 61 4554975

MEDAN PLANT
JL. Sei Mencirim Desa Payageli, North Sumatra Indonesia
Telp +62 61 8452461
Fax +62 61 8451634

JAKARTA OFFICE
JL. Kalisabi No.66 Jatiuwung, Tangerang 15138 Indonesia
Telp +62 21 55799868
Fax +62 21 5525148
You can leave a message using the contact form below.
CAPTCHA
This question is for testing whether you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Image CAPTCHA
Enter the characters shown in the image.

Senin, 26 Mei 2014

PT. JULOI COAL

Juloi Coal, PT.
BRI Building, 6th Floor,Jl. Jend. Sudirman No. 37,Balikpapan 76112 Kalimantan Timur,Indonesia
Kalimantan Timur
Fax. (0542) 737542
Telp. (0542) 737542
Coal mining

PT. HARITA MAHAKAM MINING

Harita Mahakam Mining, PT.
Panin Bank Centre Building, 2nd Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Senayan,Jakarta Pusat 10270,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7246353, Fax. (021) 5732822
Telp. (021) 7246245, Telp. (021) 7246343, Telp. (021) 5722924
Coal mining

PT. MANTIMIN COAL MINING

Mantimin Coal Mining, PT.
Wisma 77, 7th Floor,Jl. Letjen. S. Parman Kav. 77, Slipi,Jakarta Barat 11410,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5363055
Telp. (021) 5362778
Coal mining

PT. KITADIN

Kitadin [Site Office], PT.
Jl. Letjen. S. Parman No. 30,Samarinda Kalimantan Timur,Indonesia
Kalimantan Timur
Fax. (0541) 201306
Telp. (0541) 201307, Telp. (0541) 201312
Coal mining

PT. KITADIN

Kitadin, PT.
Ventura Building, 8th Floor,Jl. RA. Kartini Kav. 26 (Outer Ring Road South), Cilandak,Jakarta Selatan 12430,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7504386
Telp. (021) 7504390
Coal mining

PT. KILISUCI PARAMITA

Kilisuci Paramita, PT.
AKA Building, 1st Floor,Jl. Bangka Raya No. 2, Pela Mampang,Jakarta Selatan 12720,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7192751
Telp. (021) 71790507, Telp. (021) 7192751
Coal mining

PT. KIDECO JAYA AGUNG

Kideco Jaya Agung, PT.
Menara Mulia, 17th Floor Suite 1701,Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 9-11,Jakarta Selatan 12930,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5257662
Telp. (021) 5257626
Coal mining

PT. KALTIM PRIMA COAL

Kaltim Prima Coal, PT.
Mid Plaza II, 11th Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5733416
Telp. (021) 5742050
Coal mining

PT. DIANLIA SETYAMUKTI

Dianlia Setyamukti, PT.
Graha Irama, 6th Floor Room A-B,Jl. HR. Rasuna Said Block X-1 Kav. 1-2, Kuningan,Jakarta Selatan 12950,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5261215
Telp. (021) 5261209, Telp. (021) 5261213, Telp. (021) 5260911
Leasing of heavy equipment; Coal mining contractor

PT. BUKIT SUNUR

Bukit Sunur, PT.
Jl. Musi No. 40-E,Jakarta Pusat 10150,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3808174,Fax. (021) 3808175
Telp. (021) 3808183, Telp. (021) 3808184, Telp. (021) 3808185
Coal mining

PT. BUKIT BAIDURI ENERGI

Bukit Baiduri Energi, PT.
Graha Ganesha, 3rd Floor,Jl. Hayam Wuruk No. 28,Jakarta Pusat 10120,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3522760
Telp. (021) 3522761
Coal mining

PT. BHP BILITON INDONESIA

BHP Billiton Indonesia, PT.
Mid Plaza II, 3rd Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5706281,Fax. (021) 5704692
Telp. (021) 5706281
Coal mining

PT. BERKALA INTERNATIONAL

Berkala International, PT.
Jl. Penjernihan I No. 19 B, Bendungan Hilir,Jakarta Pusat 10210,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5704809
Telp. (021) 5734410
Coal mining

PT. BERAU COAL

Berau Coal, PT.
Graha Irama, 10th Floor Suite 10A-B,Jl. HR. Rasuna Said Block X-1 Kav. 1-2, Kuningan,Jakarta Selatan 12950,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5261219
Telp. (021) 5261216
Coal mining

PT. BARADINAMIKA MUDA SUKSES

Baradinamika Muda Sukses, PT.
Jl. Tomang Raya No. 26,Jakarta Barat 11440,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5655169
Telp. (021) 5655165, Telp. (021) 5655173, Telp. (021) 5655167
Coal mining

PT. BANGUN NUSANTARA JAYA MAKMUR

Bangun Nusantara Jaya Makmur, PT.
Kav. Polri Block A-15 No. 359-A, Jelambar,Jakarta Barat 11460,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5661045
Telp. (021) 5661045, Telp. (021) 5668902
Road and bridge construction; Coal mining

PT. BAHARI CAKRAWALA SEBUKU

Bahari Cakrawala Sebuku, PT.
Graha Kirana, 15th Floor Suite 1501,Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Sunter,Jakarta Utara 14350,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 65311377
Telp. (021) 65311267
Coal mining

PT. ASTAKA DODOL

Astaka Dodol, PT.
Wisma BSG, 9th Floor,Jl. Abdul Muis No. 40,Jakarta Pusat 10160,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 3505371,Fax. (021) 3841980
Telp. (021) 3505370
Coal mining

PT. ARUTMIN INDONESIA

Arutmin Indonesia, PT.
Mid Plaza II, 9th Floor,Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11,Jakarta Pusat 10220,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5741869,Fax. (021) 5741689
Telp. (021) 5720012
Coal mining

PT. ANTANG GUNUNG MERATUS

Antang Gunung Meratus, PT.
Tamara Centre Building, 4th Floor Suite 406,Jl. Jend. Sudirman Kav. 24,Jakarta Selatan 12920,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5206785
Telp. (021) 5206783, Telp. (021) 5206786
Coal mining
Antang Coal

PT. ANTAM RESOURCINDO

Antam Resourcindo, PT.
Aneka Tambang Building, 3rd Floor,Jl. Letjen. TB. Simatupang No. 1, Tanjung Barat,Jakarta Selatan 12530,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 7805350
Telp. (021) 7805120
Coal, gold and silver mining

PT. ADARO INDONESIA

Adaro Indonesia, PT.
World Trade Center Building, 7th Floor Suite 704,Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31,Jakarta Selatan 12920,Indonesia
DKI Jakarta
Fax. (021) 5211266
Telp. (021) 5211265
Coal mining

AUGER MINING METHODE


Sebuah tambang dengan metode tambang terbuka suatu saat akan mencapai yang namanya pit limit, yaitu suatu batasan di mana suatu tambang sudah tidak ekonomis lagi dioperasikan dengan tambang terbuka.




Hal ini disebabkan karena striping rationya tinggi. Dalam hal ini perbandingan antara bahan galian yang akan diambil dengan lapisan tanah penutupnya terlalu besar. Sehingga biaya untuk pengupasan lapisan penutup sangat besar tidak dapat ditutup dengan hasil bahan galiannya. Untuk masalah tersebut biasanya para ahli langsung mengambil keputusan dengan beralih ke metode tambang bawah tanah. Sebenarnya sebelum memutuskan untuk beralih ke metode tambang bawah tanah, ada satu alternatif lain yaitu "Auger Mining'.
Apakah yang disebut Auger Mining tersebut? Auger Mining adalah suatu metode penambangan yang dilakukan dengan menambang bahan galian (dalam hal ini batubara) di dinding-dinding open pit yang sudah mencapai ultimate pit limit. Sehingga nantinya akan membentuk lubang-lubang di dinding. Sepintas memang mirip dengan tambang-tambang batubara liar. walau bagaimanapun ini adalah salah satu alternatif dari metode penambangan. Untuk di Indonesia, yang pernah melakukan metode penambangan ini adalah PT. Indominco di Kalimantan.

Okay guys hopefully it can be help you to find job vacancy and jadi bahan pertimbangan rekan rekan sekalian untuk bekerja di pertambangan, dan i\salah satu perusahaan yang bakal jadi pertimangan yaitu PT. Indomioco di Kalimantan.

COAL DRYING

Batubara peringkat rendah mengandung kadar air (kelembaban) yang tinggi. (30% - 70% pada as-received weight basis / ARB) menunjukan sumber daya yang signifikan di seluruh dunia. Dengan estimasi 45% cadangan batubara dunia adalah lignite (brown coal), dengan harga yang murah,
kadar abu dan kadar belerang yang rendah, tetapi memiliki kelembaban yang tinggi hingga 65% ARB. Brown coal merupakan sumber pembangkit listrik yang penting di beberapa negara, termasuk Australia, Jerman, Yunani, Polandia, Rusia, Turki dan Amerika Serikat.
Coal pre-drying merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik baik yang telah ada dan juga pembangkit listrik yang baru dibangun, menggunakan batubara dengan moisture yang tinggi. Secara umum efisiensi unit menggunakan batubara turun sekitar 4 persen dan 9 persen pada saat moisture content batubara meningkat dari 10% menjadi masing-masing 40% dan 60%. Selain pengurangan efisiensi, kelembaban yang tinggi meningkatkan coal- handling feed rate, membutuhkan lebih banyak kekuatan tambahan untuk coal handling system dan pulverisers, dan menyebabkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang tinggi.
Meskipun begitu, pengeringan batubara dengan kelembaban yang tinggi meningkatkan resiko pembakaran spontan (karena kandungan oksigen tinggi, yang biasanya lebih reaktif daripada hard coal). Dengan demikian, pada pembangkit listrik yang menggunakan batubara dengan kelembaban yang tinggi, pengeringan harus segera dilakukan sebelum pembakaran, yaitu di dalam dan sekitar pabrik, dengan sirkulasi gas buang dari bagian atas boiler. Hal ini membutuhkan boiler yang lebih besar untuk mengatasi uap air; semakin tinggi kadar air, semakin besar boiler yang digunakan. Untuk menangani volume tambahan uap air, kebutuhan daya kipas akan lebih tinggi, yang menghasilkan auxiliary power yang lebih tinggi dan menurunkan efisiensi. Jika kelembaban batubara yang tinggi bisa di keringkan (pre-dried), ukuran boiler bisa lebih kecil, dan jika limbah panas dapat digunakan untuk pengeringan, maka efisiensi boiler bisa menjadi lebih tinggi dengan baik.
Ketika kebutuhan nett energi untuk pre-drying relative rendah dibandingkan energi yang dibutuhkan untuk pengeringan di pabrik konvensional, efisiensi termal yang lebih tinggi tercapai. Ini merupakan hasil dari penggunaan teknologi pengeringan yang memanfaatkan lower grade energy dan me-recovery panas exhaust dari pengering efluen (air buangan) dan/atau mengbuang air tanpa penguapan, maka menghindari meluasnya kehilangan panas laten penguapan.
Emisi global dari batubara yang digunakan untuk mem-produksi listrik dan panas adalah sekitar 7,5 miliar ton CO2 per tahun. Hal ini telah diperkirakan bahwa, dengan meningkatkan efisiensi rata-rata armada/peralatan operasi batubara dari tahun 2004 tingkat untuk sekitar 42% (LHV, bersih), emisi CO2 akan berkurang sebesar antara 1,35 dan 1,7 miliar ton CO2 per tahun, yaitu setara dengan total emisi CO2 dari Rusia pada tahun 2008. Intensifikasi pre-drying untuk batubara dengan kelembaban yang tinggi akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi emisi sebanyak 0,3 miliar ton CO2 per tahun. Untuk beberapa negara, seperti Australia, Jerman, Indonesia dan Rusia, pengurangan emisi CO2 nasional secara proporsional dengan produksi listrik nasional  akan memberikan dampak yang sangat besar.
Di amerika serikat, dari 35 unit dengan kapasitas total 15 Gigawatt (GW) beroperasi dengan memakai batubara lignite dengan kadar kelembaban 40%; yang lainnya pembangkit 100 GW beroperasi dengan batubara sub-bituminus Powder River Basin (PRB) dengan kadar kelembaban sedang. Selama dua dekade berikutnya, kapasitas 100 GW lainnya ditambah dengan menggunakan batubara lignite dengan kelembaban tinggi. Jika pembangkit dengan kapasitas 15 GW yang telah ada dipasang dengan pre-drying untuk mengurangi kelembaban batubara sebesar 10%, maka emisi CO2 akan berkurang lebih dari 10 juta ton setiap tahunnya; dengan keuntungan tambahan yaitu menurunnya emisi NOx, SO2 dan mercury. Pengeringan untuk menghasilkan kadar kelembaban yang lebih rendah dengan panas tingkat rendah untuk selanjutnya dapat menurunkan emisi CO2.

Berikut adalah Manfaat Coal pre-drying dan penggunaan low grade heat :
- Meningkatkan efisiensi unit secara keseluruhan dengan meningkatkan efisiensi boiler sehingga mengurangi emisi CO2
-  Menurunkan ukuran boiler dan konsumsi daya auxiliary unit dengan mengurangi laju aliran batubara dan gas buang.
- Mengurangi laju aliran gas buang, karena efisiensi boiler meningkat. Mengurangi laju aliran ini juga memfasilitasi penangkapan SO2 tambahan dengan scrubber untuk batubara yang mengandung sulfur tinggi.
-    Mengurangi unit emisi NOx dengan meningkatkan nilai panas batubara dan mengurangi laju aliran batubara dan udara primer untuk pulverisers.
- Meningkatkan oksidasi merkuri selama proses pembakaran sebagai akibat penggunaan batubara kering. merkuri yang dioksidasi ini, yang larut dalam air, dapat dihilangkan dengan wet-lime spray tower.
-  Meniadakan kebutuhan sumber panas alternative premium (misalnya, tekanan uap tinggi atau bahan bakar tambahan) melalui penggunaan panas tingkat rendah atau limbah panas.

ENDAPAN

endapan batubara utama di Indonesia terdapat dalam endapan batubara Ombilin, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. Tipe endapan batubara tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batubara.
Kondisi Geologi/Kompleksitas
       Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yaitu : kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok, antara lain :
Kondisi Geologi Sederhana
       Endapan batubara pada kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti : sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral serta kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh endapan batubara seperti ini terdapat di Lapangan Banko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan) dan Cerenti (Riau).
Kondisi Geologi Moderat
       Endapan batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak begitu banyak, begitu pula dengan pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang.
       Kelompok ini dicirikan dengan kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubara. Endapan batubara seperti ini terdapat di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan) serta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan).
Kondisi Geologi Kompleks
       Endapan batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistem sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif sehingga terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubara banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi saat proses sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan, seperti : pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out), pergeseran, perlipatan, dan pembalikan (overturned) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan.
       Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubara terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batubara dari kelompok ini, banyak ditemukan pada daerah Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing, dan Upau (Kalimantan Selatan), Sawahluwung (Sawahlunto, Sumatera Barat), daerah Air Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa Barat) serta daerah batubara yang mengalami ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan).

Minggu, 25 Mei 2014

PKP2B HISTORY

Pada suatu ketika, di awal decade 70-an, dunia dicekam ketegangan. Perang menjalar di Timur Tengah. Negara – Negara Arab menyerang Israel dan terjadilah krisis minyak Presiden Soeharto, waktu itu, memandang bahwa batu bara layak menjadi sumber energi alternatif. Ia pun menginstruksikan para menteri untuk mengembangkan batu bara. Pada 1980, pemerintah RI mengundang kalangan investor dunia untuk pengembangan potensi batu bara di Kalimantan dan Sumatra. Para investor asing itulah yang kemudian menjadi kontraktor pengembangan batu bara di bawah naungan Perjanjian Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) generasi pertama.
tambang batubara tua
PKP2B generasi pertama diteken antara kurun 1981 hingga 1990. Tercatat, ada 11 perusahaan pertambangan yang dibentuk untuk menjalankan kontrak itu. Volume produksi batu bara dari para kontraktor PKP2B generasi pertama itu amat besar. Hingga saat ini, pemerintah sudah meneken 376 kontrak pertambangan batu bara. Ada 141 kontrak PKP2B dari generasi I hingga VII. Volume produksi kontraktor PKP2B generasi pertama tercatat menyumbang 75% dari seluruh total produksi.
Para pemain pertama itu memang mendapat banyak keuntungan. Semua kontraktor PKP2B generasi pertama, misalnya mendapat ketentuan system perpajakan yang telah tetap. Jadi sepanjang masa kontraknya, perusahaan tidak terkena aturan pajak baru. Jika ada pajak baru yang tidak tercatat dalam kontrak, maka pemerintah akan me-reimburse nilai yang sama pada kontraktor.
Pada tahun 2005, Mentri Keuangan merilis peraturan No 95 tentang pungutan ekspor batu bara – untuk meningkatkan pasokan batu bara ke pasar domestik. Nyatanya, beleid itu tidak efektif. Para kontraktor PKP2B generasi I tidak terkena aturan baru itu. Padahal 75% produksi batu bara berada di tangan mereka. Alhasil, pungutan ekspor yang didapat sangat minim.
Pada tahun 1983, lahir UU tentang pajak pertambahan nilai (PPN). Karena PPN lahir setelah sejumlah PKP2B diberlakukan, maka PPN juga tidak masuk dalam kewajiban kontraktor PKP2B generasi pertama. Kalau PPN itu dibayar oleh perusahaan PKP2B, pemerintah wajib mengganti. Enak nian, memang.
Belakangan, mekanisme pengembalian itu tersendat. Dari situlah, konflik antara konraktor PKP2B generasi pertama dengan Lapangan Banteng Berkobar.
Saat ini, perusahaan – perusahaan PKP2B generasi pertama sudah tidak lagi merupakan perusahaan asing. Sesuai kontrak PKP2B itu pula, asing-asing tadi memang harus menjual sahamnya ke perusahaan domestic dalam kurun tertentu setelah kontrak berjalan. Di saat harga batu bara mahal seperti saat ini, kontrak PKP2B generasi pertama itu sekarang telah berhasil menjadikan para pemilik barunya masuk dalam daftar orang-orang terkaya di negeri ini. Mungkin ini yang membuat mereka terlihat begitu pede ketika harus berhadapan dengan para pejabat Departemen Keuangan.
Kesebelasan Pertama Itu
1. PT KALTIM PRIMA COAL (KPC)
Awalnya, KPC merupakan perusahaan patungan milik Rio Tinto Australia (50%) dan British Petroleum (50%) dari Inggris. KPC adalah operator batu bara terbesar di Indonesia. Kegiatan produksi secara komersial di KPC dimulai pada tahun 1991. setelah itu KPC sanggup memproduksi batu bara secara stabil di level stabil 15 juta metric ton per tahun. Kini, KPC berada di bawah kepemilikan PT Bumi Resources, unit usaha kelompok Bakrie. Pada tahun 2007 silam produksi KPC mencapai 50 juta metric ton.
2. PT ARUTMIN INDONESIA
Sejak awal kelompok Bakrie terlibat di Arutmin. Perusahaan ini tadinya merupakan hasil; kongsi antara Bakrie (20%) dengan BHP Minerals Australia (80%). Arutmin mengoperasikan dua tambang terbuka di Kalimantan Selantan. Arutmin bias memproduksi 19 juta metric ton batu bara setiap tahun. Kini, Arutmin juga sepenuhnya berada di bawah naungan PT Bumi resource.
3. PT ADARO INDONESIA
Perusahaan ini sekarang dimiliki PT Adaro Energy. Awalnya, Adaro dimiliki oleh New Hope Corporation Australia (50%), PT Asminco Bara Utama Indonesia (40%), dan Mission Energy Amerika (10%). Adaro memiliki sumber daya batu bara sekitar 2,803 milliar ton-separuhnya merupakan cadangan. Saat ini, produksi tahunan Adaro sekitar 40 juta ton- nyaris setara dengan 20 % produksi nasional yang, sepanjang tahun 2007, mencapai 205 juta ton.
Adaro pernah dilaporkan melakukan transfer pricing pajak. Selain itu, Adaro punya kasus sengketa saham dengan Beckett Pte. Ltd. gara-gara kredit yang diberikan Deutsche Bank sebesar US$ 100 juta kepada Asminco. Pemilik Asminco adalah PT Swabara Mining energy. Beckett adalah pemilik utama Swabara. Asmingo mengalami gagal bayar dan Deutsche Bank mengeksekusi jaminan utang asminco di Adaro dan IBT kepada pemilik Adaro sekarang, seharga US$ 46 juta. Syahdan, penjualan itu dilakukan secara diam-diam dan harganya kemurahan.
4. PT BERAU COAL
PT Berau Coal saat ini berada di tangan kendali PT Armadaian Tritunggal (51%)- milik Rizal Risjad (anak Ibrahim Risjad). Selain itu, ada juga Rognar holding BV Belanda (39%), dan Sojitc Corp dari Jepang. Tadinya, Berau dimiliki oleh United Tractors (60%), PT Pandua Dian Pertiwi (20%), dan Nissho Iwai (20%).
Berau memiliki tiga lokasi tambang di kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yaitu Lati, Binungan, dan Sambrata. Berau memegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan pemerintah Indonesia atas konsesi sekitar 118 ribu hectare (ha) dengan lahan produksi 40 ribu ha. Tahun ini perusahaan menargetkan produksi 15 juta metric ton batu bara setelah tahun lalu mebukukan 12,5 juta ton.
5. PT KIDECO JAYA AGUNG
Saat ini, Kideco adalah andalan utama PT Indika Energy ( milik keluarga Sudwikatmono). Tadinya, seluruh saham Kideco dimiliki Samtan Co. Ltd. Dari Korea Selatan. Di tahun 2008, Kideco menargetkan volume penjualan sebesar 22 juta metric ton dengan perkiraan harga rata-rata antara US$ 45-48 per ton. Tahun depan, Kideco berniat menggenjot produksi hingga 30 juta metric ton.
6. PT ALLIED INDO COAL (AIC)
Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara keluarga Thohir dengan keluarga Salway. Tapi, kini, keluarga Thohir menguasai sepenuhnya perusahaan pertambangan yang beroperasi sejak 1987 di Sumatra Barat itu. AIC setiap tahunntya sanggup memproduksi sekitar 2 juta metric ton batu bara. Pada tahun 2005, Allied sempat membayar tunggakan restitusi senilai Rp 4,2 milliar atau 21% dari jumlah tunggakannya saat itu.
7. PT MULTI HARAPAN UTAMA (MHU)
New Hope tadinya memiliki 40% saham MHU. Lalu, ada Asminco Bara Utama (10%) dan kelompok Risjad (40%). Perusahaan ini berbasis di Busang, Kalimantan Timur, dengan cadangan potensial sekitar 126 juta metric ton. Setiap tahun, MHU memproduksi sekitar 1,6 juta metric ton batu bara. Kini, pemilik MHU meliputi pihak Australia (40%), PT Agrarizki Media (37,5%), Ibrahim Risjad (12,5%), dan PT Asmin Pembangunan Pratama (10%).
8. PT TANITO HARUM
Sejak awal, PT Tanito Harum adalah perusahaan local. Setiap tahun, perusahaan ini sanggup memproduksi sekitar sejuta metric ton batu bara. Pada 2005, PT Tanito Harum sudah melunasi tunggakan royaltinya senilai US$ 4,4 juta.
9.PT BHP KENDILO COAL INDONESIA
PT BHP Kendilo Coal Indonesia didirikan sebagai perusahaan patungan antara BHP (80%) dan Mitsui (20%). Kendilo beroperasi di Petangis dan Rindu, di Kalimantan Timur. Kini, BHP Kendilo sudah tak lagi beroperasi. Tapi, tunggakan royalty dikabarkan cukup besar.
10.PT INDOMINCO MANDIRI
Awalnya, PT Indominco Mandiri sepenuhnya dimiliki Kelompok Salim. Indominco mampu memproduksi 1,5 juta metric ton batu bara setiap tahunnya. Kini 35% saham Indominco dimiliki Banpu Public Limited asal Thailand. Sebanyak 35% lagi dikuasai oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
11. PT CHUNG HUA MINING DEVELOPMENT
Sejak awal, Chung Hua dinilai tak sanggup melaksanakan kontrak sehingga izin PKP2B nya diputus.

MINING HISTORY

Sejarah pertambangan dan energi di Indonesia dimulai dengan kegiatan pertambangan yang dilakukan secara tradisional oleh penduduk dengan seizin penguasa setempat. seperti, Raja, ataupun Sultan.

Pada tahun 1602 Pemerintah Belanda membentuk VOC , mereka selain menjual rempah-rempah juga mulai melakukan perdagangan hasil pertambangan, pada tahun 1652 mulailah dilakukan penyelidikan berbagai aspek ilmu kealaman oleh para ilmuwan dari Eropa.
Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen (Mijnwezenn-Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah.
Menjelang tahun 1920, sesuai dengan rencana Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bandung sebagai ibukota Hindia Belanda, maka dilakukan persiapan untuk memindahkan kantor Mijnwezen ke Bandung.
Departement Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum) yang membawahi Mijnwezen dan menempati Gedung Sate. Pada tahun 1922, lembaga Mijnwezen ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw.

Pada Tahun 1928 Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun gedung Geologisch Laboratorium yang terletak di jalan Wilhelmina Boulevard untuk kantor Dienst van den Mijnbouw dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929. selanjutnya gedung ini dipergunakan untuk penyelenggaraan sebagian dari acara Pacific Science Congress ke IV. Gedung ini sekarang bernama Museum Geologi, yang berlamat di jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Selama Perang Dunia ke II, kerap dipergunakan sebagai tempat pendidikan Assistent Geologen Cursus (Kursus Asisten Geologi), dengan peserta hanya beberapa orang saja diantaranya, Raden Soenoe Soemosoesastro dan Arie Frederik Lasut. Dua orang peserta pribumi itulah yang kemudian menjadi pegawai menengah pertama di kantor Mijnbouw sejak tahun 1941 yang dikemudian hari menjadi tokoh perjuangan dalam membangun kelembagaaan tambang dan geologi nasional.

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Mijnbouw dengan segala sarana dan dokunennya diambilalih oleh Jepang dan namanya diganti menjadi Chisitsu Chosasho. Kantor Chisitsu Chosasho tidak dapat berbuat banyak karena ketiadaan tenaga ahli dan anggaran. Tenaga aWl Belanda pada awalnya masih dipertahankan tetapi kemudian diinternir, kecuali mereka yang diperlukan oleh Jepang. Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agurus 1945 mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah disiarkan melalui radio. berita tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia.

Pegawai pribumi di kantor Chisitsu Chosasho yang sebagian besar masih muda, menerima berita itu dan mereka langsung mempersiapkan diri untuk mengambil Iangkah yang diperlukan. Pada tanggal 25 September 1945 keluarlah pengumuman dan Pemerintah Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik. Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari Pemerlntah Republik Indonesia.

Dengan mengacu kepada perintah Pemerintah Pusat itu Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, pada tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang. . Pada hari Jumat pukuI 11.00 tanggal 28 September 1945, sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho pun bertindak, mereka dipe1opori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo. A.F. Lasut. R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.

Keesokan harinya dibentuk Dewan Pimpinan Kantor yang terdiri dari tujuh orang, dan Raden Ali Tirtosoewirjo ditunjuk sebagai pimpinannya. Selang beberapa hari terjadi pergantian pimpinan, R. Soenoe Soemosoesastro yang semula menjabat sebagai wakil pimpinan. diangkat menjadi pimpinan dan A. F. Lasut sebagai wakilnya. Beberapa minggu kemudian, terjadi lagi pergantian pimpinan A. F. Lasut diangkat sebagai Kepala Poesat Djawatan dan R. Soenoe Soemosoesastro sebagai Kepala Bagian Geologi. Sebagai pimpinan. A.F. Lasut pada tanggal 20 Oktober 1945 mengeluarkan pengumuman yang pertama bahwa semua perusahaan pertambangan ditempatkan di bawah pengawasan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi.

Tiga bulan kemudian, pada tanggal 12 Desember 1945. sebagian kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, dipindahkan ke gedung Onderling Belang, di J1. Braga No.3 dan No. 8. Bandung. karena terdesak oleh datangnya pasukan Belanda bersama pasukan Sekutu. Kantor Poesat Djiawatan Tambang dan Geologi pun diduduki oleh pasukan Belanda. Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, pada tanggal 23 Maret 1946 kegiatan Poesat Djawatan Tarnbang dan Geologi pindah dari Bandung ke Tasikmalaya, kemudian ke Mage1ang, dan Tirtomoyo. Sedangkan yang masih tinggal di Tasikmalaya, pada tanggal 6 Desember 1946 menyusul mereka yang lebih dahulu mengungsi ke Jawa Tengah.

Keterbatasan dalam sarana kerja, memaksa Pimpinan Djawatan untuk memencarkan para pegawai ke berbagai tempat. Sebagian ditempatkan di Borobudur, Muntilan, Dukun, dan Srumbung di kaki Gunung Merapi. Untuk memudahkan hubungan dan menghimpun kembali para pegawai itu. maka terbitlah Surat Kepumsan Menteri Muda Kemakmuran NO.902/T.O/J.O tanggal 20 Nopember 1947, yang memerintahkan agar Kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dan bagian-bagiannya pindah ke beberapa tempat di Yogyakarta.

Selama perang kemerdekaan. Desember 1945 - Desember 1949, kantor Poesat Djawatan Tambang dan Geologi dalam pengungsian dan berpindah-pindah. Untuk mengembangkan Poesat Djawatan Tambang dan Geologi, A.F. Lasut bersama dengan R. Soenoe Soemosoesastro membuka Sekolah Pertambangan-Geologi Tinggi (SPGT), Sekolah Pertambangan-Geologi Menengah (SPGM), dan Sekolah Pertambangan-Geologi Pertama (SPGP). A.F. Lasut sebagai orang muda memiliki sifat tegas, menolak bekerjasama dengan Belanda.

Pada waktu Yogyakarta diduduki pasukan Belanda itulah AF. Lasut pada pagi han tanggal 7 Mer 1949 diculik oleh pasukan Belanda dari Tijger Brigade dari kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah Kaliurang, dan kemudian dibunuh di daerah Sekip. yang sekarang masuk lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada. Dan atas jasa-jasanya, A.F. Lasut kemudian dianugerahi ge1ar Pah1awan Kemerdekaan Nasional dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No_ 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969.

Dengan ditetapkannya A.F. Lasut sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa pengambilalihan kantor Chisitsu Chosasho pada tanggal 28 September 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi sektor pertambangan dan energi. Pada tanggal 28 September 1945. juga terjadi pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan Listrik Jawa) secara paksa oleh para pemuda.

Dalam menetapkan Hari Jadi Penambangan dan Energi, Menteri ESDM menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1319 K/73/MEM/2006 tentang Tim Penyusunan Buku Sejarah Pertambangan dan Energi kemudian diperbaharui dengan Keputusan No. 0147 K/73/MEM/200R tanggal 14 Februari 2008.
Setelah tim melakukan kajian di sektor Pertambangan dan Energi ditemukan beberapa hal penting, yaitu: pertama. 28 September 1945, kedua, 7 Mei 1949, ketiga, 22 Februari 1952, keempat, 14 Oktrober 1960, kelima, 2 Desember 1967, keenam, 27 Oktober 1945, ketujuh, 3 Oktober 1953, kedelapan, 5 Oktober 1945, kesembilan, 26 Oktober 1960 (peristiwa pada semua tanggal tersebut termuat dalam Buku Sejarah Pertambangan dan Energi).

Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi diputuskan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) DESDM yang berlangsung pada tanggal 1 Nopember 2007 di Badan Geologi Bandung. diikuti oleh para Pejabat Eselon I dan II DESDM dipimpin oleh Menteri Energi dan Surnber Daya Mineral.
Berdasarkan hasil penetapan tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan surat kepada Presiden No. 1349/04/ME~LS/2008 tanggal 26 Pebruari 2008 mengusulkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi untuk ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Repub1ik Indonesia Nomor 22 tahun 2008 tanggal 27 September 2008 ditetapkan Hari Jadi Pertambangan dan Energi adalah tanggal 28 September.

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425