Senin, 14 April 2014

MELBOURNE INTERNATIONAL MINING AND RESOURCES


Follow @IMARC_Mining Connect us on LinkedIn Connect us on Facebook Connect us on Google+ Website
IMARC Melbourne 2014 Date: 22-26 September Venue: Melbourne Convention & Exhibition Centre
CONNECTING GLOBAL MINING EXCELLENCE VIP Code: LPHBHHK
Dear Ahmad,
With new high-level speakers giving the most up-to-date
resources policy insights, best practice and opportunities,
IMARC is a major stop on the global mining events calendar.

I wanted to ensure you are one of the first to know that the advanced brochure for IMARC is now available to download here.
DOWNLOAD THE ADVANCED BROCHURE HERE
We have had an enormous amount of interest in the upcoming International Mining and Resources Conference (IMARC). This is the perfect platform for you to learn key strategies and tools to promote excellence within your organisation and drive the future of the mining and resources industry. The conference is scheduled to take place on 22-26 September 2014 at the Melbourne Convention Centre. Make sure you are there to meet the mining and resources challenges to ensure business success in your organisation.
Visit IMARC Website to find out why you must attend this event!
I am delighted to let you know registration is now open and if you book by June 20 you could save up to AUD$550 so ensure you quote LPHBHHK to get the best possible price.
IMARC 2014 is the only global mining forum for Australia in partnership with the State Government of Victoria, plus support from AusIMM, Austmine and MCA. We have confirmed an excellent faculty of mining and resources experts across the industry in Australia, and globally.
Policy expert speakers include:
  • Andrew Norton, Higher Education Program Director, The Grattan Institute
  • Carlos Santa Cruz, Regional Senior Vice President, Newmont Asia Pacific
  • Chris James, Assistant Director Workforce Skills, Minerals Council of Australia
  • Associate Professor Damien Giurco, Director, Research Outcomes, Institute For Sustainable Futures (UTS)
  • Professor Chris Moran, Director – SMI, The University Of Queensland
  • Darrell Cox, Manager Employee Development Australian Mining, Thiess Pty Ltd
  • David Overall, CEO, Downer EDI Mining, and Chair, MCA Workforce Committee
  • Dr Gavin Lind, Executive Director, MTEC, and Director – Education and Training, Minerals Council of Australia
  • Laura Tyler, Asset President, Cannington Mine, Copper, BHP Billiton
  • Lesley Bennett, Program Manager, PNG Chamber Of Minerals And Petroleum
  • Julian Vella, Partner, AsPac Head - Global Infrastructure, KPMG
  • Melanie Stutsel, Director – Health, Safety, Environment and Communities, Minerals Council of Australia
  • Richard Boele, Managing Director, Banarra
  • Professor Peter Dowd, Executive Director – MEA, University of Adelaide
  • Richard Eccles, Deputy Secretary - Indigenous Group, Department of Prime Minister and Cabinet
  • Rob Hattingh, General Manager Innovation, Technology and Sustainability, ILUKA
  • Robert Papworth, Group Recruitment Manager, MMG
  • Robin Hamilton-Coates, Manager External Relations, MMG LXML Sepon
  • Professor Ron Ayers, Professor of Civil Engineering, University of Southern Queensland
  • Steve McDonald, CEO, SkillsDMC
  • Tania Constable, Head of Resources Division, Department Of Industry
  • Troy Hey, General Manager – Stakeholder and Investor Relations, MMG Limited
  • Professor Marcia Langton, Chair of Australian Indigenous Studies, University of Melbourne
With many more to come...
Click here to Download the IMARC advanced agenda and Book Now!!
In addition to the seven content driven conferences over five days, we have a major exhibition showcasing innovation, technical excellence, best practice, international and national government pavilions and investment opportunities.
Download the IMARC advanced agenda and visit our website for more information!

Book before 20th June and save up to $550. Early bird and group discounts are available so book now. Don't miss out on this opportunity. What are you waiting for?
Register with your Priority Code: LPHBHHK :
  1. Call +61(2) 8252 9488 to speak to our customer service representatives
  2. Email us at info@imarcmelbourne.com
  3. Register online at www.imarcmelbourne.com

Thank you and we look forward to meeting you in Melbourne this September!

Best Regards,



Siobhan Corry
Conference Director, IMARC


P.S. Take a leadership role in IMARC and reach your targeted audience by sponsoring. Please call Anita Richards on +61(3) 9781 3106 or email anita.richards@imarcmelbourne.com now. Tailored packages designed to suit your promotional needs available now!

  .  

. .
REGISTER NOW
. .
DOWNLOAD ADVANCED BROCHURE
. .
KEEP ME INFORMED
 
PRINCIPAL FOUNDING PARTNERS
ausimm
Austmine
Minerals Council of Australia
Mines and Money
SUPPORTED BY:
Melbourne Victoria Australia
Join the conversation:
CONNECT WITH IMARC

@IMARC_Mining
#IMARCMelbourne

Group:
IMARC-Melbourne

Facebook page
Google+ Page
 
MINES AND MONEY AUSTRALIA IS NOW PART
OF THE IMARC CONFERENCE AND EXHIBITION
Mines and Money Australia

WWW.IMARCMELBOURNE.COM


Sent to atyonjf4302@yahoo.co.id
IMARC Melbourne
Customer Service Line: 02 8252 9488
Level 7, 30-32 Carrington Street, Sydney NSW 2000, Australia
Terms of Use | Privacy Statment
To guarantee delivery of this email please add australia@imarcmelbourneemail.com to your address book and safe senders list.

© 2014 Beacon Events Ltd
If you wish to unsubscribe to this type of promotional message, please click here.
  IMARC Melbourne
Organised by Beacon Events:
 
Beacon Events

Jumat, 11 April 2014

KONSEP GEOLOGI

Konsep Geologi

  1. Gaya gaya Geologi
  • Gaya – Gaya Asal Luar
Gaya asal luar itu berupa: Hidrosfera, Biosfera, dan Atmosfera.
Proses Hidrosfera berupa erosi meliputi pengikisan, penorehan bahan – bahan disebabkan oleh gaya air dan denudasi atau penyeretan dan pengangkutan bahan – bahan dari permukaan bumi menuju tempat – tempat rendah yaitu ke laut atau ke danau.
Proses Biosfera yaitu terbentuknya batu – batu karang sehingga merupakan pulau – pulau karang.Proses Atmosfera yaitu proses pengrusakan roman muka bumi yang diakibatkan oleh angin yang mengandung pasir halus, seperti yang terjadi di gurun pasir.
  • Gaya – Gaya Asal Dalam
Gaya Endogen misalnya gaya – gaya gunung api, gaya gempa bumi dan gaya – gaya pembentukan pegunungan – pegunungan. Pada waktu ledakan gunung api maka akan terjadi bentuk bangunan – bangunan alam, misalnya kerucut gunung api, disebabkan oleh penumpukan material – material yang dikeluarkan.
Selain terbentuknya gunung api, dapat dilihat pula terbentuknya pegunungan berantai yang besar yang dibentuk karena perlipatan dan pengangkatan batuan – batuan endapan. Hasil dari pembentukan pegunungan itu dapat dilihat seperti pegunungan Alpina di Eropa, Pegunungan Himalaya di Asia,Pegunungan Andes di Amerika Selatan sedangkan di Indonesia seperti di Sumatera Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari Sumatera Utara hingga Selatan.
Daur Geologi ini dapat digolongkan ke dalam :
1. Orogemesis ialah pembentukan pegunungan – pegunungan
2. Glyptogenesis, ialah penghancuran relief – relief
3. Litogenesis, ialah pembentukan kembali batuan – batuan endapan terlebih dalam samudra – samudra.
BATUAN
1. Batuan Beku
Batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan akibat perubahan suhu.
2. Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk akibat proses pelapukan, gaya – gaya air, pengikisan – pengikisan angin.Berdasarkan cara genesisnya dapat dibagi sebagai berikut:
  • Sedimen – sedimen yang terbentuk secara mekanik, ialah batuan – batuan yang terdiri dari bagian – bagian atau fragmen – fragmen batuan. Edapan demikian disebut juga sedimen klastika, contoh batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi dll.
  • Batuan sedimen yang dibentuk secara kimia, ialah batuan – batuan yang langsung mengendap dari larutan – larutan yang mengandung berbagai unsure seperti garam dapur, gypsum, batuan gamping.
  • Batuan sedimen yang terbentuk secara organic ialah batuan – batuan yang diendapkan langsung dari larutan – larutan dengan pertolongan jasad – jasad baik tumbuh – tumbuhan atau hewan dll.

PEMBENTUKAN BATUAN

siklus-batuan1
Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.

BATUAN BEKU

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

BATUAN BEKU DALAM

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.
Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
  • Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
  • Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
  • Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
  • Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
  • Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
  • Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
  • Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.

BATUAN BEKU LUAR

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.
Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.
Tekstur Batuan Beku
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
  1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).
  2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
  3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
  4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.

BATUAN METAMORF

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan secara fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) yang cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi dalam pembentukan batuan metamorf adalah:
  • Terjadi dalam suasana padat
  • Bersifat isokimia
  • Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
  • Terbentuknya tekstur dan struktur baru.
Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
  • Metamorfosa kontak à dominan pengaruh suhu
  • Metamorfosa dinamik à dominan pengaruh tekanan
  • Metamorfosa Regional à kedua-duanya (P dan T) berpengaruh
Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:
  • Staurolite: intermediate à high-grade metamorphism
  • Actinolite: low à intermediate metamorphism
  • Kyanite: intermediate à high-grade
  • Silimanite: high grade metamorphism
  • Zeolite: low grade metamorphism
  • Epidote: contact metamorphism
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.
Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate à phyllite à schist à gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
  • Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen
  • Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
  • Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
  • Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik

BATUAN PIROKLASTIK

Berdasarkan kata pembentuknya:
Pyro à pijar
Klastik à fragmen
Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik.
Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:
  • Pyroclastic Flow Deposits
Macam :
  • block & ash flows
  • scoria flows
  • pumice / ash flows
Distribusi / penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded bedding, paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah : pyroclastic surge deposits
  • Pyroclastic Fall Deposits
  • Pyroclastic Surge Deposits
Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base, ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi yang buruk.

MINERAL-MINERAL ALTERASI

Alterasi = Metasomatisme
Merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam.
Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogy batuan.
Beberapa contoh mineral alterasi antara lain:
  • Kalkopirit
  • Pirit
  • Limonit
  • Garnierit
  • Epidote
  • Malakit
  • Khlorit
  • Orphiment
  • Realgar
  • Galena

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
  1. Batuan sedimen klastik à terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
  2. Batuan sedimen kimiawi à terbentuk karena penguapan, evaporasi
  3. Batuan sedimen organic à terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.

Lapisan – Lapisan Bumi

a. Inti Bumi (Barisfer/Sentrofer)
Barisfer terdiri dari nikel dan besi, dan lapisan itu disebut nife (niccolum = nikel). Lapisan itu berjari-jari 3470 km. Berat jenis rata-ratanya 10. Diatas lapisan nife terdapat lapisan antar yang elastis. Susunan zatnya seperti batu meteorit dengan berat jenis rata-rata 5, tebalnya kira-kira 1700km.
Pengaruh panas matahari hanya terasa paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah kedalaman 20m, temperaturnya konstan. Tapi makin masuk kedalam bumi makin panas. Umumnya tiap turun 33meter temperatur naik 33°C. Angka 33 disebut jumlah geothermis, yaitu jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan temperatur 1°C, apabila turun vertikal kedalam lapisan bumi. Sedangkan istilah derajat geothermis adalah jumlah derajat Celcius yang dicapai apabila turun vertikal 100meter kedalam Bumi. Di Eropa, derajat geothermis disebut juga gradien geothermis.
Temperatur Bumi = jari-jari bumi/jumlah geothermis x 1°C = 20.000°C, tetapi diduga bahwa makin kepusat, makin kecil derajat geothermisnya (makin besar jumlah geothermisnya) sehingga temperatur inti bumi tidak lebih dari 3000°C.
Pada temperatur 3000°C ini semua zat mencair atau menjadi gas, karena tekanan berat dari lapisan diatasnya akan barisfer tetap padat . Hal ini terjadi karena :
  • Jika barisfer cair, tentu terjadi pasang naikdan pasang surut yang mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang kempis.
  • Getaran-getaran gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Hal ini membuktikan bahwa inti Bumi padat.
b. Kulit Bumi (Litosfer)
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Tebalnya ± 1200km. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
  1. Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
  2. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Litosfer terdiri dari 2 lapisan :
  1. Lapisan Sima (Silicium dan Magnesium), disebelah bawah, Berat Jenis rata-rata 2,9.
  2. Lapisan Sial (Silicium dan Almunium), disebelah atas, Berat Jenis rat-rata 2,65. Litosfer terdiri dari zat padat yang disebut “batuan“, termasuk didalamnya pasir, tanah liat, abu gunung berapi, batu kerikil.

KECANGGIHAN TAMBANG UNDERGROUND

Penambangan batubara bawah tanah sekarang udah lebih modern gan dan berkembang sangat cepat terutama dalam hal teknologi peralatannya. Ada 2 tipe penambangan batubara bawah tanah, yaitu Longwall Mining dan Room-and-Pillar Mining.
1. LONGWALL MINING
Longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif gan dan paling aman juga. Total batubara yg diambil bs mencapai 80% dari total sumberdaya yg ada. Metode ini merupakan metode dari Europa dan di adopsi US pada mid-1950. Sebelum ini, tambang batubara US menggunakan metode room-and-pillar.
Tambang jaman dulu nh gan. teknologi nya minimPada metode longwall, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah blok batubara yg berukuran 1km panjang x 200-300 m lebar, makanya dinamakan longwall mining.

Dari satu panel ke panel yg lain, disangga oleh pillar2 batubara yg berukuran kira2 30m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yg lebih besar dinamakan barrier pillar (> 100 m gan). Nih layout nya:
Proses development panel nya gan
Yang berwarna putih itu adalah jalan (disebut entry) buat org dan alat, batubaranya udah diambil untuk membentuk panel tsb, sedangkan warna biru tua adalah panel dan pillar ygn ditinggalkan untuk menyangga batuan diatasnya. Proses ini dinamakan developement stage (belum mining stage, walaupun batubara nya sudah diambil sebagain untuk membuat entry).
Kalo agan liat 2 panah di bwh tulisan gateroads, itu ada alat gali yg bekerja membuat entry2 tersebut, namanya continuous miner (CM). CM ini akan menggali sejauh 6m x 6m lalu mudur, dan mesin penyangga (Rock bolter) masuk untuk menyangga batuan yg batubara nya barusan digali oleh CM, sementara itu si CM pindah ke entry sebelahnya dan menggali lagi 6 m x 6m. Begitu seterusnya gan.
Continuous Miner
dibelakangnya CM ada shuttle car yg mengangkut batubara yg digali ke tempat bunker sementara
nih videonya
Ini mesin rock bolt nya gan

nih gan bolt nya
video realnya Roof bolting
Nah kalo panel2 tersebut sudah siap, baru deh panel tersebut ditambang oleh alat yg dinamakan shearer. Batubara yg digali shearer (shearer menggali bolak baliksepanjang lebar panel) ini akan ditransfer ke Armoured Face Conveyor (AFC) lalu di transfer ke belt conveyor di entry untuk selanjutnya di trasport ke permukaan melalui slope shaft. Yg terpenting disini adalah selama shearer menggali batubara, shearer dan operator nya di lindungi oleh penyangga yg dinamakan shield yg bergerak automatis mengikuti kemajuan penggalian shearer. Shearer biasanya menggali sedalam 1 m, sehingga shield pun akan bergerak maju sejauh 1 m jg gan. Ketika shield (sepanjang panel tsb) maju, maka batuan di atasnya tidak ada yg menyangga dan dibiarkan ambruk, daerah ambukan dinamakan gob atau goaf.
Animasinya nh gan
biru muda = shearer, hijau = AFC, cokelat = shield. nh bandingin gambar di atas dgn yg dibawah:
Real nya nh gan
nih alatnya waktu masih di pabrik
Tinggi shield dan diameter drum shearer = tinggi lapisan batubara yg digali gan, biasanya 1.6-2.5 m gan
nih gambar belt conveyor di entry nya yg mengankut batubara ke permukaan
belt conveyor
Kalo masih bingung, nh ane kasih video nya gan.
Proses cutting nya gan
Setelah 1 panel ditambang habis, seluruh peralatan tsb di pindahkan ke panel selanjutnya. Proses pemindahan nya kira2 1 minggu gan. Maklum alatnya berat2, jd pake mesin khusus untuk memindahkan semuanya. Selama pemindahan, tambang tidak beroperasi, dalam artian kehilangan produksi. Produksi sehari longwall bs mencapai 40rb ton/hr ato 1500 ton/jam. Setahun bs mencapai 10 jt ton. Hilang produksi 1 jam saja=hilang uang $5000 gan.
Nah itu penambangan Longwall gan. Sekarang metode yg kedua room-and-pillar.
2. ROOM-AND-PILLAR MINING
Metode ini tak lain adalah proses development nya metode longwall. Disini ga ada panel2an gan. Seluruh block batubara nya dibuat entry (batubara yg digali=room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr. Metode ini paling2 hanya mengambil 30-40% dr total batubara yg ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pillar2 yg ditinggalkan di kikis sedikit gan (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yg boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.
room-and-pillar layout
nh real nya gan, tp bukan untuk batubara: kyk tmpt basement parkiran kan gan
video animasinya gan
Kalo bukan nambang batubara, batuannya emang diledakin dulu gan, karena gigi gali si CM akan cepat haus buat gali batu
Yang sama dari kedua metode tersebut adalah setelah batubara ditransport ke permukaan, mereka akan dibawa ke bagian pengolahan untuk pengecilan ukuran dan memenuhi standard permintaan pasar. Hasil pengolahan ditampung di tempat yg dinamakan stock pile.
Preparation plant
Tumpukan batubara yg di gambar ini namanya stock pile gan
Dari sini, batubara siap di transport gan, baik lewat laut (tongkang) atau lewat darat (KA)
tongkangnya
KA nya gan

MACAM PENGEBORAN

Berdasarkan mekanisme pemboran, metode pemboran dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
·         Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
·         Pemboran Putar (Rotary Drilling)
·         Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

·         Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor terbentuk akibat mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor.

WILAYAH PERTAMBANGAN

JAKARTA - Sesuai Undang-Undang Nomor. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Wilayah Pertambangan merupakan landasan dalam pengelolaan wilayah pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional. 
WP sendiri terbagi menjadi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN). WUP adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. WPR adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat. Sedangkan WPN adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.
Perencanaan dan penyiapan WP, seperti dilansir dari laman Ditjen Minerba, Jumat (4/4) telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, sejak tahun 2007 hingga 2008 sebelum penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, yaitu dengan pelaksanaan kegiatan inventarisasi data perizinan, potensi sumberdaya dan wilayah pertambangan rakyat dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Setelah penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, pemerintah semakin intensif melakukan kegiatan inventarisasi data perizinan dan potensi dengan pemerintah daerah yang dilaksanakan tahun 2009 s/d 2012, yang dipuncaki dengan kegiatan Rekonsiliasi IUP Tahap I pada bulan Mei 2011 dan Rekonsiliasi IUP Tahap II pada bulan Oktober 2012.
Pembahasan intensif terkait tata ruang lintas sektor terutama dengan kehutanan juga dilakukan dengan koordinasi dengan lintas kementerian dan lembaga dengan melibatkan BATAN, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Informasi Geospasial.
Sesuai dengan amanat Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, bahwa penetapan WP dilakukan setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan DPR RI.
Pemerintah telah melaksanakan rapat konsultasi dengan Panja Minerba Komisi VII DPR RI dari tahun 2010 hingga 2013 sebanyak 9 (sembilan) kali dan terakhir dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 dimana Komisi VII DPR RI merekomendasikan penetapan WP oleh pemerintah.
Terbitnya Putusan MK Nomor 10/PUU-X/2012 pada tanggal 22 November 2012, yang merubah bunyi Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, yang sebelumnya “WP sebagairnana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia” menjadi “WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah setelah ditentukan oleh pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”, membuat pemerintah harus memastikan rencana WP yang sudah disusun oleh pemerintah disetujui oleh pemerintah daerah.
Koordinasi ini dilakukan dengan mengirimkan draft penetapan WP seluruh provinsi/kabupaten/kota kepada gubernur dan bupati/walikota di seluruh Indonesia pada bulan Mei 2013. Pemerintah selanjutnya meminta persetujuan pemerintah daerah atas draft WP yang sudah dikirimkan dengan mengundang gubernur dan bupat/walikota dalam Rekonsiliasi WP yang dilaksanakan per pulau pada bulan Juni s/d September 2013. Setelah persetujuan didapatkan, pemerintah kemudian menetapkan WP untuk masing-masing pulau. Berikut daftar Rekonsiliasi WP untuk masing-masing pulau :
1. Pulau Sulawesi
2. Pulau Kalimantan
3. Pulau Maluku
4. Pulau Papua
5. Pulau Sumatera
6. Pulau Jawa
7. Bali
8. Pulau Nusa Tenggara

HARGA BATUBARA ACUAN TAHUN 2014

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga batubara acuan (HBA) sebesar US$74,81 per ton pada periode April 2014. HBA ini lebih rendah dibandingkan periode Maret sebesar US$ 77,01 per ton dan periode Februari kemarin sebesar US$ 80,44 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Suhala mengatakan turunnya harga batubara disebabkan oleh berlimpahnya pasokan batubara di pasar internasional. Dia menyebut tren harga komoditas ini akan terus menurun. 
"Penyebabnya over suplai yang membuat harga turun terus. Artinya harga saat ini belum menyentuh dasar, masih terus turun," kata Supriatna di Jakarta, Kamis (10/04).
Supriatna menuturkan over suplai antara lain disebabkan oleh adanya tambahan 100 juta ton per tahun dari angka ekspor Amerika Serikat ke kawasan Asia. Pasalnya negeri Paman Sam tersebut tengah mengembangkan shale gas sehingga total jumlah ekspor batubara mencapai 200 juta ton pada tahun ini. Selain itu, Tiongkok mengurangi impor batubara mencapai 200 juta ton setahun lantaran produksi dalam negeri digunakan untuk memperbaiki infrastruktur.
Dikatakannya, kenaikan harga batubara ini juga disebabkan oleh meningkatnya produksi batubara nasional. Dia memperkirakan produksi batubara hingga kuartal pertama tahun ini lebih dari 100 juta ton. "Kami belum punya data yang konkrit. Tapi diperkirakan angka produksi hingga kuartal pertama ini diatas 100 juta ton," ujarnya.
Menurut Supriatna, tidak ada yang bisa dilakukan untuk membendung tren penurunan harga batubara. Pasalnya komoditas ini termasuk dalam ketegori komiditi bebas, tidak ada regulasi maupun kartel yang mengaturnya. Artiannya penaikan dan penurunan harga sepenuhnya tergantung dari kondisi pasar. Supriatna menyebut tidak adanya badan pengatur produsen batubara, seperti komoditas minyak yang memiliki OPEC, membuat upaya menekan angka produksi sulit dilakukan.
"Kalau kita kurangi produksi, malah diambil oleh negara lain," pungkasnya

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425