Senin, 28 Oktober 2013

PENGETAHUAN SINGKAT BATUBARA


1. Seperti yang di ketahui bahwa energi alternatif yang paling murah saat ini adalah energi dari batubara, murah karena tersedia di alam tinggal ambil aja, yang membuat mahal adalah biaya untuk mengambil batubara tersebut dari bawah tanah ke atas tanah juga biaya transportasi dan biaya dokumen ijin2 nya. 

2. Batubara adalah proses alami ribuan jutaan tahun lalu dari pohon2 yang berasimilasi menjadi fosil dan hasilnya adalah batubara, makanya kalo diperhatikan batubara mirip dengan arang, kalo arang terbakar, batubara melalui proses kimiawi dari kandungan tanah udara dan air serta jenis lainnya.

3. Untuk berbisnis batubara ada 6 kategori : 1. Sebagai Trader / Jual Beli, 2. Sebagai Kontraktor (Miner) 3. Sebagai Pemilik IUP OP (IUP Produksi), 4. Sebagai Investor untuk JO (Joint Operation) dengan pemilik IUP OP. 5. Sebagai Broker / Perantara Jual Beli, 6. End User

4. 1. Sebagai Trader (Jual dan Beli) : posisi nya adalah mencari pembeli biasanya pembeli adalah pemakai langsung atau end user seperti ke pabrik2 tekstil, keramik, semen dll. Setelah ada permintaan dari end user, maka trader akan mencari kan spek yang di inginkan end user, biasanya di mulai dengan kalori, GAR atau NAR yang umum adalah GAR cara hitung GAR :

1. Cara hitung GAR = ADB x (100 – TM /100 – IM)
2. Kalori tinggi TM rendah --> TM = Total Moisture 
3. ADB dari sampling

Contoh : 

Total Moisture : 32% - 36%
Inherent Moisture : 12% - 20%
Ash Content : 4% - 8%
Volatile Matter : 38% - 43%
Fixed Carbon : 40% - 45%
Total Sulfur : Max 0.8%
Gross Calorific Value : 4400 - 4200 cal/g ARB

Disini Kalori nya adalah : 5500 - 5300 atau pake GAR 4200 - 4400, yang paling akurat pake GAR gak mungkin meleset kalo pake kalori bisa turun atau naik bila terlalu lama kena panas matahari dan terbakar. Contoh di atas adalah permintaan dari pelanggan dengan spek range yg jelas.

4.2 Sebagai trader anda harus melengkapi semua dokumen dulu untuk bisa menjual batubara, seperti IUP OP (Ijin Usaha Perdagangan - Produksi batubara), COA (Certified of Analysis) atau sertifikat batubara yg sudah di jual, BL Bill of Lading dokumen untuk loading batubara masuk ke tongkang bahwa batubara tsb pernah di jual lewat tongkang atau vessel, ROA Report of Analysis yaitu sertifikat yg dikeluarkan oleh laboratorium tentang jenis batubara yang benar sesuai lab, serta resume tambang yaitu karakteristik batubaranya (spt contoh di atas), Identitas Tambang (nama KP, No IUP OP, Lokasi, Luas Lahan, Deposit dan Kapasitas Produksi), Pelabuhan dan Logistik yaitu JETY (nama pelabuhan muat, lokasi pelabuhan, jarak tambang ke pelabuhan, kapasitas tongkang yg bisa masuk, serta loading rate berapa dan pake apa), ANCHORAGE (nama anchor port nya apa, lokasi dimana, jarak dari Jety berapa, serta loading rate berapa per hari.

5. Semua dokumen di atas diberikan setelah harga deal dan sebelumnya di buat LOI Letter Of Intent (Surat Ketertarikan Membeli Barang) dari end user ke buyer, setelah semua dokumen diberikan kemudian site survey end user di perkenankan untuk survey ke lokasi tambang atau jety supaya lebih yakin lagi bahwa batubara nya ada dan sesuai spek, bila semua oke lanjut ke MOU untuk kontrak jual beli batubara, walau hanya beli 1 tongkang wajib buat kontrak apalagi ada kontrak tahunan. Setelah itu disepakati kapan mau di kirim batubaranya.

6. Di dalam MOU tercantum harga pembayaran, biasanya kalo miner / penambang langsung harga jualnya cash dgn term pembayaran 50:40:10 yaitu 50% pembayaran DP, 40% saat loading ke tongkang dan 10% saat tongkang jalan ke end user jadi penambang gak menanggung lagi akibat dari transportasi, ada juga penjualan lewat trader yang dibayar pake SKBDN semacam LC lokal atau kalo mau di import pake LC atau SBLC stand by LC kalo cash harga bisa lebih murah kalo pake SKBDN atau LC harga di atas harga cash.

7. Saat ini tidak bisa menerbitkan untuk pemilik KP maka itu biasanya ada Investor yang JO Joint Operation dgn pemilik KP untuk nambang dan Investor kerjasama dengan Miner / penambang untuk mengeluarkan batubara dari bawah tanah dan nanti di jual ke trader bisa lewat broker atau langsung ke trader atau end user. 

8. Misal harga batubara Rp. 400.000 per ton biasanya terdiri dari 100 ribu per metrik ton utk pemilik KP, 100 ribu per MT utk kontraktor, 50 ribu per MT untuk investor sisanya untuk bayar transportasi holing dari lokasi tambang ke jety, bayar sewa lokasi jety, bayar loading unloading, bayar dokumen, bayar tongkang, bayar crusher, bayar conveyor, fee broker dll. Tapi ingat untung 50 ribu / MT untuk investor sudah besar sekali kalikan 50ribu x 10.000ton (1 tongkang 320feet) = 500 juta keuntungan investor tiap bulan bersih, kalo ada kontrak 1 vessel 50 ribu ton perbulan silahkan hitung sendiri keuntungannya.

9. Pemilik KP besar sekali keuntungannya, ya investor bisa masuk ke perusahaan pemilik KP beli saja sahamnya banyak kok yg dijual jadi pendapatan investor dari pendapatan pemilik KP dan pendapatan JO atau jualan batubara. Pendapatan kontraktor 100ribu ya karena pengeluarannya juga besar, biaya beli alat2 berat atau sewa, biaya solar, biaya sdm, biaya preman, biaya dokumen dll semua dia yg tanggung.

10. Banyak sekali pemain baru di bisnis batubara ini bahkan yang belum pernah pegang dan lihat batubara sekalipun sudah berani menawarkan / menjual batubara atau sebagi investor, dengan hanya melihat proposal mereka berani investasi,.. dan semua uang diserahkan ke kontraktor atau penambang,.. nekat bener, hasilnya banyak yang tertipu,... hal ini sebenernya sama dengan bisnis biasa selain batubara, coba aja anda invest ke bisnis apa saja kemudian serahin ke pengelolanya yang baru anda kenal,... niscaya duitnya amblesss... jalan terbaik adalah berikan waktu terbanyak anda untuk mengurusi bisnis anda yang membuat anda menguras duit tabungan, duit bank bahkan duit orang lain gak ada jalan lain anda harus bekerja keras apapun bisnisnya, do or die lakukan kerja keras atau hilang investasi anda.

11. Banyak juga para mclaren (makelar maksudnya  ) yang masuk meramaikan bisnis batubara,... sah sah saja semua ada bagiannya, Batubara = barang Tuhan bagi rata,.. semua boleh menjual semua boleh mendapatkan hasil asalkan dilalui dengan proses bekerja, sabar dan berdoa, sama seperti mencari properti yang bagus harga murah dapet cash back, jualan batubara bagi mclaren harus sabar,.. tanya harga sana sini dari trader atau miner, kirim harga ke buyer, minta dokumen ke trader kirim ke buyer, bantu pertemuan buyer dan seler, kalo ga jadi ya coba lagi ... ingat prinsip dapet properti murah 100 - 10 - 1 cari 100 properti dapetin 10 properti potensial dan deal 1 properti yaaa cukup 1 transaksi batubara anda sudah kaya, bayangkan dapet penghasilan 5.000 perbulan di kali 1 vessl (50.000 mterik ton) yaitu 5.000 x 50.000 = 250.000.000 perbulan kalo dapet kontrak 1 tahun = 250 juta x 12 = 3 Milyar setahun dahsyat kan....

12. Selain 6 kategori bisnis ini batubara di atas ada juga bisnis yg men support bisnis inti, ada bisnis 1. Penyewaan Alat Berat, 2. Penyewaan Dump Truk, 3. Geologies, 4. Katering untuk penambang, 5. Outsourcing utk SDM penambang, 6. Training & Education bagi para penambang (driver alat berat + dumptruck, kepala teknik tambang, geologies dll).

Sabtu, 26 Oktober 2013


Rabu, 23 Oktober 2013

KEGIATAN PENAMBANGAN TIPIS

Upaya yang bisa dilakukan pada kegiatan penambangan batubara tipis adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan alat gali dengan kapasitas bucket alat gali yang tidak terlalu besar. Tujuannya agar pada saat menggaruk batubara, material atau tanah dibagian bawah tidak tercampur.
b. Menambang batubara harus sejajar dengan ruang kerja (loading point) atau jalan. Jika lebih rendah maka berpotensi tergenang air jika hujan. Sementara jika lebih tinggi, maka berpotensi batubara hilang akibat tertutup material saat lokasi tersebut dijadikan area pemboran. Kondisi ini bisa terjadi pada saat terracing untuk persiapan lokasi pemboran.
c. Pengisian batubara ke truck batubara tidak melebihi kapasitas truck yang telah ditentukan. Jika melebihi kapasitas (overload) maka akan berpotensi batubara tumpah saat pengisian di loading point.
d. Biasanya batubara yang ditambang pasti meninggalkan sisa-sisa batubara, untuk itu perlu perapian kembali dengan dozer atau backhoe kecil (D85ESS, PC200 atau sejenisnya) dan dikumpulkan (pile) disuatu area dan kemudian ditambang kembali.
7. Pengangkutan Batubara menuju stockpile atau crusher (Coal Hauled)
Pada proses ini ada upaya dilakukan agar batubara tidak hilang adalah :
a. Membuat desain kemiringan jalan angkut sekitar 8% atau maksimum 10%, agar material atau batubara yang diangkut tidak tumpah disepanjang tanjakan.
b. Membuat desain tikungan yang tidak tajam dan sudut kemiringan tikungan tidak terbalik (superelevasi) agar batubara tidak tertumpah saat truck menikung.
c. Operator truck tidak mengemudi secara ugal-ugalan (sering tancap gas).
d. Pemasangan rambu-rambu give way atau stop tidak dilokasi yang miring.
e. Perbaikan kondisi jalan angkut secara rutin agar terhindar dari jalan yang bergelombang.
Hasil

KEGIATAN PENAMBANGAN TIPIS

Upaya yang bisa dilakukan pada kegiatan penambangan batubara tipis adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan alat gali dengan kapasitas bucket alat gali yang tidak terlalu besar. Tujuannya agar pada saat menggaruk batubara, material atau tanah dibagian bawah tidak tercampur.
b. Menambang batubara harus sejajar dengan ruang kerja (loading point) atau jalan. Jika lebih rendah maka berpotensi tergenang air jika hujan. Sementara jika lebih tinggi, maka berpotensi batubara hilang akibat tertutup material saat lokasi tersebut dijadikan area pemboran. Kondisi ini bisa terjadi pada saat terracing untuk persiapan lokasi pemboran.
c. Pengisian batubara ke truck batubara tidak melebihi kapasitas truck yang telah ditentukan. Jika melebihi kapasitas (overload) maka akan berpotensi batubara tumpah saat pengisian di loading point.
d. Biasanya batubara yang ditambang pasti meninggalkan sisa-sisa batubara, untuk itu perlu perapian kembali dengan dozer atau backhoe kecil (D85ESS, PC200 atau sejenisnya) dan dikumpulkan (pile) disuatu area dan kemudian ditambang kembali.
7. Pengangkutan Batubara menuju stockpile atau crusher (Coal Hauled)
Pada proses ini ada upaya dilakukan agar batubara tidak hilang adalah :
a. Membuat desain kemiringan jalan angkut sekitar 8% atau maksimum 10%, agar material atau batubara yang diangkut tidak tumpah disepanjang tanjakan.
b. Membuat desain tikungan yang tidak tajam dan sudut kemiringan tikungan tidak terbalik (superelevasi) agar batubara tidak tertumpah saat truck menikung.
c. Operator truck tidak mengemudi secara ugal-ugalan (sering tancap gas).
d. Pemasangan rambu-rambu give way atau stop tidak dilokasi yang miring.
e. Perbaikan kondisi jalan angkut secara rutin agar terhindar dari jalan yang bergelombang.
Hasil

BATUBARA TIPIS

hilangnya batubara terutama yang tipis terjadi pada proses atau metode sebagai berikut:
1. Pemboran-peledakan (Drill and Blast)
Pada proses pemboran dan peledakan lapisan tanah penutup, potensi hilangnya batubara bisa terjadi pada saat area yang direncanakan untuk diledakkan adalah Top of Coal ( 3 -10 meter diatas lapisan batubara). Lapisan tanah penutup yang akan dibor dengan kedalaman 3 - 10 meter, namun aktual kedalaman pemboran bisa saja menembus batubara sehingga saat diledakkan maka batubara tersebut akan terbongkar. Ini bisa terjadi apabila persiapan area pemboran tidak rata, atau aktual contour batubara yang tidak sesuai dengan model perlapisan batubara ( aktual lebih landai).
2. Penggalian lapisan tanah penutup (Overburden removal)
Pada kegiatan penggalian dan pemuatan lapisan tanah penutup terutama diarea yang mendekati terbukanya batubara akan berpotensi hilangnya batubara. Hal ini dapat disebabkan oleh : alat gali yang digunakan kurang sesuai atau terlalu besar, tidak adanya limit penggalian untuk alat gali, pendorongan dengan dozer yang tidak sesuai saat membuka batubara.
3. Kondisi ruang kerja alat gali-muat (Loading point)
Kondisi ruang kerja sangat berpengaruh terhadap hilang atau tidaknya batubara yang dibuka maupun ditambang. Dengan kondisi ruang kerja yang sempit maka potensi hilangnya batubara sangat besar karena batubara akan tergali atau terinjak oleh truk saat melakukan kegiatan gali-muat lapisan tanah penutup.Ruang kerja yang tidak ada drainase juga sangat berpengaruh, karena akan menyebabkan ruang kerja berpotensi banjir terutama area-area yang sudah berada di level penggalian yang rendah.
4. Pembersihan Batubara (Clean up Coal)
Kegiatan ini dilakukan setelah batubara terkupas, namun belum bisa langsung ditambang. Karena pada saat pengupasan lapisan penutup batubara (exposed coal) masih menyisakan lapisan tanah penutup dengan ketebalan kira-kira 1 meter diatas lapisan batubara. Jika langsung dibersihkan pada saat proses penggalian lapisan tanah penutup dengan menggunakan dozer kapasitas besar (Komatsu D375; Cat D10) maka sangat berpotensi terkupasnya batubara dan bercampur dengan lapisan tanah penutup. Untuk itu pada proses ini diperlukan alat yang lebih kecil kapasitasnya.
Pembersihan batubara yang terlalu bersih juga akan menyebabkan coal recovery berkurang, karena dengan batubara yang terlalu bersih pada akhirnya akan mengurangi jumlah batubara yang ditambang. Pemilihan tipe alat pembersih batubara juga sangat mempengaruhi. Pada kondisi tertentu, misalnya contur batubara yang bergelombang, terjal maka akan ideal dan efektif jika menggunakan backhoe (PC 200) untuk kegiatan ini. Namun Untuk kondisi kontur batubara yang relatif landai, tidak bergelombang maka alat yang ideal adalah dozer kecil (D85ESS).
5. Penambangan Batubara (Coal Mined)
Pemilihan type alat gali untuk menambang batubara harus tepat agar potensi batubara hilang bisa dihindari. Jika menggunakan alat gali dengan tipe yang lebih besar (EX 2500) untuk menambang batubara tipis tentu tidak ideal. Karena akan banyak batubara yang tertinggal di lantai kerja (floor), dan apabila dikumpulkan dengan dozer kembali maka akan berpotensi bercampur dengan tanah. Selain itu pemuatan batubara yang melebihi kapasitas truk yang ditentukan (overload) akan terjadi tumpahan batubara diarea loading point maupun saat pengangkutannya.
Hal yang sering terjadi adalah batubara yang relatif datar dijadikan untuk jalan angkut truk batubara maupun truk pemindah tanah. Hal ini juga mengakibatkan batubara hilang akibat gesekan roda ban.
6. Pengangkutan Batubara menuju stockpile atau crusher (Coal Hauled)
Batubara berpotensi hilang pada kegiatan ini biasanya terjadi pada saat truk batubara yang bermuatan melewati jalur tanjakan, tikungan tajam, jalan bergelombang. Jalur tanjakan yang semakin curam maka batubara yang tumpah akan semakin banyak.
Upaya Peningkatan Coal Recovery
Berdasarkan faktor-faktor diatas, ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi hilangnya batubara sehingga dapat meningkatkan coal recovery. Upaya-upaya yang bisa dilakukan terutama pada keenam proses diatas yaitu :
1. Perhitungan cadangan batubara (Reserving)
Menghitung ulang cadangan batubara dengan menggunakan geology model yang baru, dengan dibatasi oleh area-area yang pernah ditambang (mined out). Density batubara yang dijadikan dalam parameter perhitungan cadangan harus sesuai atau mendekati angka density actual batubara yang terbuka.
2. Pemboran-peledakan (Drill and Blast)
a. Perlu dilakukan CSA ( Customer Supply Agreement ) untuk coal floor apabila batubara selesai ditambang dari superintendent batubara dengan superintendent pit selaku orang yang akan mempersiapkan lokasi pemboran dan peledakan. Tujuan dilakukan ini adalah untuk mengkonfirmasi bahwa lokasi tersebut benar-benar selesai ditambang dan tidak ada batubara yang tertinggal.
b. Persiapan lokasi pemboran harus disiapkan dalam keadaan rata, tidak bergelombang. Hal ini dilakukan agar pemboran bisa dilakukan dengan kedalaman yang sesuai dengan plan.
c. Apabila ada lubang bor yang terindikasi bahwa lapisan batubara tertembus, maka lubang tersebut perlu ditimbun kembali sampai lapisan batubara yang tertembus. Indikasi lapisan batubara tertembus saat pemboran bisa dilihat oleh cutting material hasil pemboran.
d. Pemboran yang mendekati area Top Of Coal terutama dengan kedalaman 3 – 10 meter perlu dilakukan secara hati-hati untuk menghindari tertembusnya lapisan batubara.
e. Peta kontur batubara perlu dicantumkan pada peta pemboran agar operator dan pengawas drill mengetahui kondisi area yang sedang dilakukan pemboran.
f. Apabila lokasi peledakan berdekatan dengan batubara yang sedang ditambang, maka saat persiapan peledakan, desain tie up peledakan harus didesain agar material yang diledakkan tidak bercampur dengan batubara. Jarak yang aman agar batubara tidak kotor adalah sekitar 30 meter dari lokasi peledakan.
3. Penggalian lapisan tanah penutup (Overburden removal)
a. Pemilihan alat gali yang sesuai : Apabila lokasinya sempit (kurang dari 25 meter), maka alat yang efektif adalah backhoe.
b. Pemilihan alat dorong yang sesuai : Saat proses pembukaan lapisan atas batubara terutama di batubara tipis, pemilihan tipe dozer yang tepat sangat diperlukan. Apabila batubara tipis sebaiknya digunakan dozer yang lebih kecil, karena apabila menggunakan dozer dengan kapasitas besar maka potensi batubara terdilusi atau tercampur dengan tanah penutup semakin besar.
c. Metode expose batubara dilakukan dengan meninggalkan overburden dengan ketinggian 0.5 – 1 meter diatas batubara. Tujuannya adalah agar batubara tidak banyak hilang akibat terinjak oleh track dozer.
d. Pemasangan limit penggalian (digging limit). Hal ini dilakukan untuk membatasi arah penggalian shovel atau backhoe agar tidak sampai ke edge coal sehingga batubara tidak tergali. Pemasangan limit penggalian ini perlu dipasang baik saat expose batubara maupun penggalian lapisan tanah penutup yang berdekatan dengan ujung batubara.
4. Kondisi ruang kerja alat gali-muat (Loading point)
a. Sistem drainase atau penirisan air yang memadai di loading point. Drainase ini bisa dibuat dengan cara pembuatan sump temporary untuk loading point yang sudah berada di level rendah dari suatu pit, membentuk kemiringan loading point (1-2%) agar loading point tidak tergenang air, membuat parit atau saluran air.
b. Loading point dibuat standar, agar batubara yang sudah terbuka (expose) tidak terinjak oleh truck karena sebagian batubara yang terbuka dijadikan jalan keluar masuk loading point.
c. Loading point yang berada di dinding akhir (final wall) perlu dilakukan perapian dinding (trimming wall) sesuai dengan rencana kemiringan yang sudah direkomendasikan agar batubara tidak tertinggal didinding.
5. Pembersihan Batubara (Clean up Coal)
Proses clean up batubara disini maksudnya adalah proses pembersihan sisa-sisa material yang masih menutupi batubara dimana ketebalan material ini berkisar 0.5 – 1 meter. Proses clean up untuk batubara tipis sebaiknya menggunakan alat yang kecil baik backhoe maupun dozer. Tujuannya agar batubara bisa lebih bersih dan tidak terlalu banyak batubara yang bercampur material. Pemilihan tipe alat dapat mempertimbangkan hal berikut :
a. Kemiringan batubara landai : Alat yang bisa digunakan adalah dozer kecil (D85ESS atau sejenisnya).
b. Kemiringan batubara curam : Alat yang efektif digunakan adalah backhoe kecil (PC 200 atau sejenisnya)
c. Batubara yang bergelombang : Alat yang bisa digunakan adalah backhoe kecil (PC 200 atau sejenisnya). Tidak disarankan untuk menggunakan dozer pada area seperti ini karena banyak batubara yang akan terkupas dan bercampur dengan overburden.
6. Penambangan Batubara (Coal Mined)

FAKTOR MEMPENGARUHI COAL RECOVERY

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coal Recovery
Dalam perhitungan coal recovery diatas bahwa semakin besar batubara yang bisa ditambang maka akan semakin besar angka coal recovery nya. Namun demikian, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecil nya jumlah batubara tertambang.
Secara garis besar, faktor-faktor yang berpotensi hilangnya batubara bisa terjadi karena :
1. Pengukuran / Survey batubara
a. Kurangnya data lapisan batubara bagian atas (Coal roof) sebelum ditambang, hal ini disebabkan batubara sudah ditambang terlebih dahulu. Biasanya terjadi pada saat shift sore atau shift malam mengingat tim survey tidak ada ditempat, sementara batubara tersebut harus segera ditambang.
b. Kurangnya data lapisan batubara bagian bawah (coal floor), hal ini disebabkan karena lokasi yang sudah ditambang langsung disiapkan untuk lokasi pemboran dan peledakan.
2. Manusia
a. Operator yang kurang skill.
b. Kurangnya pengontrolan pit geologist terhadap coal roof dan coal floor.
c. Kurangnya pengontrolan pengawas pada proses expose batubara, pembersihan ujung batubara (coal edge), dan penambangannya.
d. Ketidakakuratan pemboran pada area Top of Coal.
3. Cuaca
Faktor yang dimaksud disini adalah hujan yang mengakibatkan tenggelamnya batubara sehingga tidak bisa ditambang.

4. Peralatan
a. Ketidaksediaan alat untuk membersihkan batubara.
b. Ketidaksesuaian dalam pemilihan alat gali saat pengupasan lapisan penutup batubara.
c. Ketidaksesuaian dalam pemilihan alat dalam pembersihan batubara tipis.
d. Ketidaksesuaian dalam pemilihan alat gali pada penambangan.
5. Perencanaan (Planning)
a. Ketidakakuratan geology model pada perhitungan cadangan batubara.
b. Desain loading point (ruang kerja) yang sempit.
c. Desain pola peledakan lapisan penutup dengan batubara yang terbuka terlalu dekat.
d. Desain pemboran dan peledakan pada area Top of Coal yang tidak tepat.
e. Tidak ada sistem drainase di area kerja (loading point), jalan.
f. Ketidak akuratan geology model pada pemasangan batas expose batubara

COAL RECOVERY

Perhitungan Coal Recovery
Yang dimaksud coal recovery adalah suatu angka atau besaran yang menunjukkan seberapa efektif batubara yang ditambang. Angka coal recovery ditunjukkan dalam bentuk persentase (%), semakin besar angka coal recovery maka semakin efektif penambangan batubaranya. Ada beberapa metode perhitungan coal recovery yang biasa digunakan, yaitu:
1. In-situ model vs aktual data ditambang (Insitu Model – Actual Coal Mined)
Perhitungan Coal Recovery dgn metode ini dihitung dengan membandingkan In-situ Model (Geological Model) dengan batubara ditambang berdasarkan perhitungan truk (truck account / dispatch).

Saat ini permodelan untuk Seam dengan ketebalan <> 2m mempunyai perlakukan yang sama.
2. ROM Merge version 4.0.3 vs aktual data ditambang ( ROM Merge vs Actual Coal Mined)
Metode perhitungan ini hampir sama dengan perhitungan diatas, namun parameter perhitungan cadangan batubara yang berbeda. Perbedaannya adalah perhitungan cadangan ROM Merge mencakup lapisan tanah penutup (overburden) dengan ketebalan tertentu diatas insitu batubara yang dihitung sebagai dilusi.
3. Data Survey vs Actual data ditambang
Metode perhitungan ini adalah jumlah batubara berdasarkan pick up survey antara lapisan batubara atas (top coal) dan lapisan batubara bawah (coal floor) dibandingkan dengan aktual batubara ditambang berdasarkan perhitungan truk.
Perhitungan dengan membandingkan data survey dan Actual yang ditambang lebih representative untuk melihat Coal recovery dgn mengeliminir Variasi Geology Model.

Kamis, 17 Oktober 2013

MINE PLAN

open pit mine
Open-pit mine
Type of mining that is used for shallow deposits; coal or ore is extracted by digging a succession of benches from the surface of the ground downward.
Crater
Depression that forms the bottom of the quarry; it is a result of the extraction of deposits.
Haulage road
Access road leading to the quarry; it is used to haul coal to the treatment plant.
Ore
Solid fossil fuel that is black and contains a large amount of carbon.
Bench height
Vertical distance between the horizontal planes of two benches.
Ramp
Roadway between two benches; it is inclined so that motorized vehicles can remove the ore extracted from the various levels.
Overburden
Part of the ground that covers the ore beds; it is removed to reach the deposit.
Ground surface
The land that covers the deposit.
Face
Vertical surface created by dynamiting a deposit to extract its ore.
Bench
The levels of a quarry that are arranged like steps of a staircase and from which coal or ore is extracted.
strip-mine

Selasa, 15 Oktober 2013

MAAF LAHIR DAN BATHIN


Senin, 14 Oktober 2013

APPLE COAL

Latest News :

Welcome to Apple Coal

PT Apple coal is a subsidiary of Apple Commodities, Ltd. Hong Kong) which engages in coal mining industry and trade. The company main activities are supporting and supplying steam-quality coal to the international market.

Coal & Society

The global energy system faces many challenges. These challenges include widening access to affordable energy supplies. Over 1.6 billion people (25...
Read More

Nature is the place where we learn.

Access to modern energy services not only contributes to economic growth and household incomes but also to the improved quality of life that comes wit...
Read More

It's all comes from deep inside the earths.

Coal is the most important fuel producing electricity in around the world, but it is also the most controversial. As the greatest source of carbon dio...
Read More

ADARO

  • DELIVERING
    POSITIVE ENERGY
    The Cleanest Coal
    We produce the world's least-polluting
    thermal coal from our South Kalimantan
    mine. Trademarked Envirocoal, it has ultra-
    low nitrogen, ash and sulphur content.
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
    10/10/2013Euromoney: Adaro fuels Asia’s hunger for power ... Full Story
    10/10/2013J-Power Indonesia plant in limbo: Japan Times ... Full Story
    29/08/2013Adaro Energy Lowers Costs and Increases Production Despite ... Full story
    31/07/2013Adaro Energy Releases 2Q13 Activities Report ... Full story

    BRO COAL PROJECT

    BRO COAL PROJECT

    BRO COAL PROJECT

    GEG

    GEG

    GP

    CARBON COUNTER

    ENERGY NEWS

    NEWS

    COAL PROJECT

    AREA TAKE OVER

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
    Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425