Rabu, 27 Februari 2013

PERMINTAAN BATUBARA

TO WHOM MAY CONCERN,

This is HONG KONG BROTHER INTERNATIONAL ENERGY TRADING LIMITED, we are writing this letter in hope of cooperation with you on the coal business.
 
Our company is located in Hongkong and has branches in Jakarta and Samarinda and has been engaging in the coal importing business for 2 years in Indonesia,during which we have about 6 mother vessel's cargos(steam coal) to Export each month.We would like to purchase the coal with GAR 4200 up till 6500.
 
We would like to get futher understanding about your company and your commodity,so it will be highly appreciated if you reply this e-mail or provide us a certain time to meet each other.

For next year(2013), we will export 6 Mother Vessles(panamax size, about 400,000 MT) coal from Indonesia to China every month, We would like to find the good supplier, the specification of coal we find is below:

1. 
GAR 5350.(We need 65,000 tons every month)


BASIS  
Guarantee                  
  Rejection limit           
Total Moisture
(Arb)
24%
 Above 26%
Inherent Moisture
(Adb)
14%
 
Ash Content 
(Adb)
6 %
Above 8 % 
Volatile Matter
(Adb)
40% - 45%
 
Fixed Carbon
(Adb)
By difference
 
Total Sulphur 
(Adb)
0.6%
Above 0.8% 
 
 
 
 
Gross Calorific Value 
(Arb)
5350 Kcal/kg
Below 5200 Kcal/kg    
HGI 
 
45
 
Size        0- 50 mm
 
90% min
 

2.
GAR 5,000.(We need 130,000 tons every month) 

BASIS  
Guarantee                  
  Rejection limit           
Total Moisture
(Arb)
27%
 Above 29%
Inherent Moisture
(Adb)
14%
 
Ash Content 
(Adb)
6 %
Above 8 % 
Volatile Matter
(Adb)
40% - 45%
 
Fixed Carbon
(Adb)
By difference
 
Total Sulphur 
(Adb)
0.8%
Above 1.0% 
 
 
 
 
Gross Calorific Value 
(Arb)
5,000 Kcal/kg
Below 4,800 Kcal/kg    
HGI 
 
45
 
Size        0- 50 mm
 
90% min
 

 
Please tell us the price about this two kinds of coal.
Please send us an FCO if it's not disturb you(We can accept FOB-Barge, minimum 2 barge, more than 11,000 MT per month).
 
Thank you for your attention!
Regards!
顺颂商祺!
 
Great

 
香港兄弟國際能源貿易有限公司
HONG KONG BROTHER INTERNATIONAL ENERGY TRADING LIMITED 

RM.3,6/F.,KOWLOON BAY INDUSTRIAL CENTRE,15,WANG HOI ROAD,KOWLOON BAY,KOWLOON,HONGKONG.

Selasa, 26 Februari 2013

BATUBARA BUNGO KD








Senin, 25 Februari 2013

BATUBARA



FRAGMENTAL

Batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan piroklastik (pyro=api, clastics= butiran/pecah) yang merupakan bagian dari batuan volkanik. Batuan fragmental ini secara khusus terbentuk oleh proses vulkanik yang eksplosif (letusan). Bahan-bahan yang dikeluarkan dari pusat erupsi kemudian mengalami lithifikasi sebelum atau sesudah mengalami perombakan oleh air dan es.
Secara genetik batuan beku fragmental dapat dibagi menjadi 4 tipe utama, yaitu:
  1. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastik fall deposits)
  2. Endapan Aliran Piroklastik (pyroklastik flow deposits)
  3. Pyroclastik Surge Deposits
  4. Lahar

VISUAL BATUAN BEKU

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dentifikasi mineral yaitu:
a. Warna mineral
b. Kilap, yaitu kenampakan mineral jika dikenai cahaya. Dalam mineralogi dikenal kilap logam dan non logam. Kilap non logam terbagi lagi atas
  • Kilap intan
  • Kilap tanah, contoh : kaolin, dan limonit.
  • Kilap kaca, contoh : kalsit, kuarsa.
  • Kilap mutiara, contoh : opal, serpentin.
  • Kilap dammar, contoh : spharelit.
  • Kilap sutera, contoh : asbes.
c.    Kekerasan, yaitu tingkat resistansi mineral terhadap goresan, umumnya ditentukan dengan skala Mohs.
d.    Cerat, yaitu warna mineral dalam bentuk serbuk.
e.    Belahan, yaitu kecenderungan mineral untuk membelah pada satu atau lebih arah tertentu sebagai bidang dengan permukaan rata.
f.     Pecahan, jika kecenderungan untuk arah tak beraturan. Macamnya :
  • Concoidal :  seperti pecahan botol, contoh: kuarsa.
  • Fibrous : kenampakan berserat, contoh: asbes, augit.
  • Even: bidang pecahan halus, contoh: mineral-mineral lempung
  • Uneven  : bidang pecahan kasar, contoh: magnetit, garnet.
  • Hackly  : bidang pecahan runcing-runcing, contoh: mineral-mineral logam.
Komposisi mineral penyusun batuan beku dibedakan menjadi:
a. Mineral Primer: Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku,  terdiri atas:
  • Mineral Utama (essential minerals) : yaitu mineral yang jumlahnya cukup banyak (>10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena menentukan nama batuan.
  • Mineral tambahan (accessory minerals) : yaitu mineral-mineral yang jumlahnya sedikit (<10 batuan.="" dan="" li="" menentukan="" nama="" tak="">
b. Mineral Sekunder:  Merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer.
Mineral yang pada umumnya sebagai penyusun batuan beku, yaitu:
a. Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silika dan alumina dengan warna yang cerah dan biasa disebut sebagai mineral asam kecuali (Ca-Plagioklas), yaitu:
  • Kuarsa : jernih, putih susu seperti gelas kadang kelabu, tanpa belahan.
  • Muskovit : jernih hingga coklat muda, belahan satu arah, sehingga terlihat seperti lembaran.
  • Ortoklas : putih, merah daging (pink), belahan dua arah saling tegak lurus.
  • Plagioklas : putih abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca), terdapat striasi pada bidang belah.
b. Mineral-mineral yang tersusun dari unsur-unsur besi, magnesium dan kalsium, warna gelap dan biasa disebut sebagi mineral basa yaitu:
  • Olivin : kuning kehijauan, kristal kecil menyerupai gula pasir.
  • Piroksen (augit) : hijau tua, hitam suram, pendek, belahan 2 arah tegak lurus.
  • Amfibole/ Hornblende : hitam mengkilat – hijau, panjang, belahan 2 arahmembentuk sudut 60 derajat sampai 120 derajat.
  • Biotit : hitam, belahan satu arah, sehingga terlihat seperti lembaran-lembaran.

KOMPOSISI BATUAN BEKU

Menurut Sapiie (2006), eberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:
  1. Gelas (Glassy) – tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf).
  2. Afanitik (aphanitic) (fine grain texture)
  3.  berbutir sangat halus, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
  4. Faneritik (phaneritic) – ( coarse grain texture)
  5. Berbutir cukup besar, dapat dilihat tanpa mikroskop.
  6. Porfiritik (porphyritik) – mempunyai dua ukuran kristal yang dominan.
  7. Piroklastik (pyroklastik) – mempunyai fragmen material volkanik.
Beberapa hal utama yang diperhatikan mengenai tekstur dalam deskripsi batuan :
Tingkat Kristalisasi
Merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dan massa gelas dalam batuan. Dikenal 3 kelas derajat kristalisasi yaitu
  1. Holokristalin, apabila batuan tersususn seluruhnya oleh massa kristal.
  2. Hipokristalin, apabila batuan tersususun oleh massa gelas dan massa kristal.
  3. Holohyalin, apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas.
Granularitas
Merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku. Dikenal 2 kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
  1. Afanitik: Kelompok ini mempunyai kristal-kristal yang sangat halus, sehingga antara mineral satu dengan lainya sulit dibedakan dengan mata biasa, ataupun dengan pertolongan lup atau kaca pembesar.
  2. Fanerik: Kristal-kristalnya terlihat jelas sehingga dapat dibedakan satu dengan yang lainnya secara megaskopis. Kristal fanerik dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:
  • Halus, ukuran diameter butir (d) >1 mm
  • Sedang, 1 mm < d < 5 mm
  • Kasar, 5 mm < d < 30 mm
  • Sangat Kasar, d > 30 mm
Relasi
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan kristal yang lain atau dengan gelas. Terdapat beberapa kenampakan:
  1. Equigranular, yaitu jika ukuran butir sama besar atau seragam. Apabila mineral yang seragam dapat terlihat jelas dengan mata dan mineral penyusunnya dapat dibedakan dengan maka disebut dengan fanerik. Sedangkan mineral yang seragam tetapi tidak dapat dibedakan mineral penyusunnya dengan mata maka disebut afanitik
  2. Inequigranular, yaitu jika ukuran dari masing-masing kristal tidak sama besar(tidak seragam). Inequigranular dibedakan menjadi 2 yaitu:
  • Faneroporfiritik, yaitu jika  fenokris (mineral besar) terdapat diantara massa dasar kristal-kristal yang faneritik (terlihat dengan mata telanjang).
  • Porfiroafanitik, yaitu jika fenokris (mineral besar) terdapat diantara massa dasar kristal-kristal yang Afanitik ( tidak terlihat dengan mata telanjang).
Bentuk Kristal
Untuk kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan  bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi:
  1. Euhedral: Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang jelas.
  2. Subhedral: Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang-bidang kristal
  3. Anhedral: Apabila bidang batas kristal tidak jelas

STRUKTUR BATUAN BEKU

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar. Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-lain. Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya (Graha, 1987).
Pada batuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah:
a. Masif
Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
b. Jointing
Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
c. Vasikuler
Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Skoriaan, bila lubang gas tidak saling berhubungan.
  2. Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
  3. Aliran, bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang gas.
d. Amigdaloidal
Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder.
e. Struktur Aliran
Semua batuan beku seharusnya ada berawal dari adanya aliran ke suatu tempat. Struktur aliran adalah bagian dari magma atau lava yang berdekatan pada pendinginan secara cepat pada kontak langsung, dan oleh karena itu batas ketercapaiannya pada viskositas yang relatif tinggi dan diakhiri dengan konsolidasi. Lebih dahulu bagian dalam yang lebih jauh terbentuk menjadi badan keras (Lahee,1961).
f. Struktur Bantal
Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30-60 cm (Graha, 1987).

BATUAN BEKU (JGR)


Batuan beku dapat dipisahkan menjadi batuan beku non fragmental dan batuan fragmental. Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava yang tersususn atas kristal-kristal mineral. batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan piroklastik (pyro=api, clastics= butiran/pecah) yang merupakan bagian dari batuan volkanik.  Sebagai catatan, pada tulisan ini akan lebih menekankan pembahasana pada batuan beku non fragmental. Secara umum yang utama  harus diperhatikan dalam deskripsi batuan adalah:
  1. Warna Batuan
  2. Struktur Batuan
  3. Tekstur Batuan
  4. Bentuk Batuan
  5. Komposisi Mineral Batuan
1. Warna Batuan
Menurut Subroto (1984), yang diperhatikan pertama kali dalam deskripsi batauan beku adalah warna. Warna dari sampel batuanbeku dapat menentukan komposisi kimia batuan tersebut. Ada empat kelompok warna dalam batuan beku:
a.Warna Cerah
Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat asam.
b. Warna Gelap-Hitam
Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau memiliki sifat intermediet (menengah)
c. Warna Hitam Kehijauan
Batuan Dengan warna hitam kehijauan mempunyai sifat kimia basa.
d. Warna Hijau Kelam
Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam batuan ultra basa.

KEDALAMAN DARI GEOLISTRIK RESISTIVITAS YANG DIUKUR

Tabel Nilai Resistivitas
Rock Resitivitas
Common rocks  Topsoil
Loose sand
Gravel
Clay
Weathered bedrock
Sandstone
Limestone
Greenstone
Gabbro
Granite
Basalt
Graphitic schist
Slates
Quartzite
Ore minerals
Pyrite (ores)
Pyrrhotite
Chalcopyrite
Galena
Sphalerite
Magnetite
Cassiterite
Hematite
Common rocks  50–100
500–5000
100–600
1–100
100–1000
200–8000
500–10 000
500–200 000
100–500 000
200–100 000
200–100 000
10–500
500–500 000
500–800 000
Ore mineral
0.01–100
0.001–0.01
0.005–0.1
0.001–100
0.01–1 000 000
0.01–1000
0.001–10 000
1000–1 000 000

GEOLISTRIK KONFIGURASI


Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang relatif murah.
Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dsbnya.
‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda juga akan menyebabkan ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak elektroda AB yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan listrik pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.
Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang mempunyai fasilitas seperti ini hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.
Konfigurasi Wenner


Konfigurasi Wenner

Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non homogenitas batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Konfigurasi Schlumberger
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.
Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.

Parameter yang diukur :
  1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)
  2. Arus (I)
  3. Beda Potensial (∆ V)
Parameter yang dihitung :
  1. Tahanan jenis (R)
  2. Faktor geometrik (K)
  3. Tahanan jenis semu (ρ )
Cara intepretasi Schlumberger adalah dengan metode penyamaan kuva (kurva matching). Ada 3 (tiga) macam kurva yang perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode penyamaan kurva, yaitu :
  • Kurva Baku
  • Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q
  • Kurva Lapangan
Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum masing-masing kurva lapangannya.
  • Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya variasi 3 lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3.
  • Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3.
  • Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi lapisan dengan ρ1 < ρ2 > ρ3.
  • Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam : ρ1 > ρ2 > ρ3

Kurva-Kurva Bantu Dalam Metode Penyamaan Kurva Schlumberger
Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik, kertas double log, marker OHP.
  • Plot nilai AB/2 vs ρ pada mika plastik diatas double log. AB/2 sebagai absis dan ρ sebagai ordinat.
  • Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secara smooth (tidak selalu harus melalui titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat penyebaran titik-titiknya secara keseluruhan).
  • Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan kurva lapangan.
  • Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai P1 merupakan kedudukan :
  • d1’,ρ1’ (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)
  • d1’ = kedalaman lapisan perama = sebagai absis
  • ρ1 = tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat
  • Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva Bantu pertama yang telah ditentukan. Tarik garis putus-putus sesuai dengan harga ρ12 pada kurva Bantu tersebut. Garis putus-putus sebagai kurva Bantu ini merupakan tempat kedudukan P2.
  • Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva lapangan berikutnya sedemikian sehingga kurva baku pertama melalui pusat kurva baku. Tentukan nilai ρ32 serta plot titik P­2. (catatan : posisi sumbu-sumbunya harus sejajar dengan sumbu-sumbu pada kurva Bantu)
  • Dari P2 dapat ditentukan d2’, ρ2
  • Titik pusat P3, koordinat d3’, ρ3’ dan nilai kurva Bantu selanjutnya dapat dicari dengan jalan yang sama.
Koreksi Kedalaman
Untuk titik-titik pusat (Pn) yang terletak pada kurva bantu tipe H, tidak perlu dikoreksi.
Titik P pada kurva Bantu tipe A, K dan Q perlu dikoreksi.
Titik P1 apapun kurvanya tidak perlu dikoreksi.

Contoh Kurva Bantu
Titik P1, tidak perlu dikoreksi
Titik P2, tidak perlu dikoreksi karena terletakpada kurva Bantu tipe H
Titik P3 dan P4, perlu dikoreks nilai d (kedalaman), karena terletak pada kurva Bantu selain tipe H.
Cara Koreksi Kedalaman
Untuk titik P3 :
Letakkan/impitkan kembali mika plastik diatas kurva Bantu tipe A (dengan nilai ρ43 = 10) dengan pusat P2. baca nilai koreksi (sebagai n) tepat pada titik P3 (nilai absis dari kurva Bantu tersebut ditandai dengan garis putus-putus). Kemudian dapat dicari ketebalan lapisan ke-3 dengan rumus :
H3 = n.d2
Sehingga kedalaman lapisan ke-3 dapat dihitung dengan rumus:
D3 = h3 + d2
Demikian juga untuk titik P4, dan seterusnya.
Jadi, dari hasil penyamaan kurva (curve matching) akan diperoleh data sebagai berikut :
  1. Koordinat Pn = (dn’, ρn)
  2. Kn = ρn+1n
  3. Jenis Kurva Bantu
  4. Nilai Koreksi Kedalaman (n)
Setelah diperoleh nilai-nilai ρ dan d, kemudian dibuat penampang tegaknya (berupa kolom) sesuai harga d-nya (menggunakan skala). Selanjutnya dilakukan pendugaan unt interpretasi litologi penyusun pada masing-masing lapisan berdasarkan nilai ρ.
Penafsiran litologi ini akan semakin mendekati kebenaran apabila kita memiliki data bawah permukaan seperti data dari sumur. Jika tidak ada sumur, maka kita sebaiknya mengetahui geologi regional daerah penelitian tersebut atau data yang diperoleh dari pengamatan geologi daerah sekitar (untuk mengetahui variasi litologi).

FUNGSI GEOLISTRIK


Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.

GEO LISTRIK


Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan  penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.
Cara Kerja Metode Geolistrik
Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan jenis semu (‘Apparent Resistivity’). Disebut tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah permukaan.

PERLU MARKET BATUBARA


I have buyer (PLTU Lampung), which looking for coal, with spec and price below:

GAR 5000-4800/NCV 47-45,dgn spec seperti berikut:
Parameter
Total moisture (ARB) 20% rejek above 28%
Inherent moisture (ADB) approx.12%
Ash content (ADB) 12%-14% rejec above 14%
Volatile matter (ADB) approx 42%
Fixed Carbon (ADB) by difference
Net Calorific value (ADB) 4700 Kcal/kg. Rejeck 4500 Kcal/kg
HGI (ADB) 50-55 approx
Size 0-50mm 90% rejeck bellow 90%

Order minimum 100.000 MT/month kontrak 2-5 tahun

Payment cash ( with kick Back USD1)
They look for sumatra steam coal as they don't need barge or vessel to load their order.
Buyer will pickup the coal at stockpile if the location is in Sumatra.

Please quote me, this order.
Thank you

Shall look forward to your reply.

Thank You
Mic Chew
Mobile  :+60162506167  +60166433913  Skype ID:onemgmtrsc
International Business Development Director

One M Management & Resources.
Banjarmasin,  Jakarta, Surabaya, Malaysia, Singapore, Taiwan, South Korea, China, India/Turkey/Australia

TURKEY MINING
























Turkey's most comprehensive mining conference & exhibition












Dear Colleague ,

The Turkey Mining Show conference and exhibition is where mining companies from around the world come to explore Turkey’s mining potential and learn about the latest projects and development opportunities.

Over 2 days, you’ll have the chance to meet face-to-face with Turkish government authorities, top regional and international mining companies, and the country’s biggest mining investors. 

The Show is officially supported by the Republic of Turkey Prime Ministry Investment Support and Promotion Agency.

Download the brochure
Konferans brosürünü indirin

At The Turkey Mining Show, leading mining companies will share their successes in the exploration and operation of mining projects in Turkey.

Premium Pass holders will hear from:

  • Iain Anderson, Managing Director, Çayeli Bakir
  • Frank Holmes, CEO and CIO, US Global Investors
  • Recep Akgunduz, Deputy General Manager, ETI Maden
  • Necdet Biçer, General Manager, TTK
  • Alp Gurkan, Chairman, Soma Grubu
  • Bob Burns, Mine Manager Copler Gold Mine, Alacer Gold
  • Baris Sayiner, Head of Metallurgy Laboratory and Mineral Processing R&D Engineer, Koza Gold
  • Alp Malazgirt, CEO, Yildirim Holding
  • Han Ilhan, VP Projects, Alamos Gold
  • Nejat Tamzok, Strategic Planning Co-ordinator, TKI
  • Mehmet Bali, General Director, Madenbank
And many more...

Register for your Premium Pass before 29th March to save up to $840.  Special discounted rates are also available for mining companies.

Register now using promo code: TMSN1
Simdi kaydolun

If you’re an international company looking to get established in Turkey, this is the best place to find out more about:
  • How mining code reforms are opening up greater opportunities
  • What recent regulatory and legislative changes mean for foreign investors
  • How to access and attract leading project partners
  • Turkey’s exploration potential and the top minerals to explore
  • Successful strategies for investing into Turkey’s natural resources
















Conference will be translated between English & Turkish

Supported by:

Confirmed mining companies include:
ETI Maden
TTK
Soma Grubu
Alamos Gold
Yildirim Holding
Alacer Gold
TKI
Koza Gold
Madenbank
Fe Ni Mining
Inmet

Confirmed investment experts include:
US Global Investors
International Finance Corporation
Mundoro Capital
Eternus Capital
World Mining Investment
ING



Key stats
1000+ attendees
40+ exhibitors
2nd annual show
40+ speaker sessions
20+ hours of networking

              
























Attendee Options




Registration is now open for The Turkey Mining Show 2013 - there are 2 pass options to choose from:
  • PREMIUM PASS maximum access to all conference and keynote sessions, partnering and social events.   
  • FREE PASS includes exhibition entry, plus educational seminars for you and your team.
Register now using promo code: TMSN1


















This fair is registered by Boyut Fuarcilik on behalf of Terrapinn


















Terrapinn Middle East Fz Llc,
P O Box 502685, EIB Building No.01, Office 305-307, Dubai Media City, Dubai, UAE
Tel: +971 4440 2500  |  Email: enquiry.me@terrapinn.com

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425