Kamis, 31 Januari 2013

KADAR ZAT YANG MEMPENGARUHI BATUBARA



Batubara merupakan sumber energi yang sangat baik. Batubara memasok sejumlah besar listrik yang dikonsumsi di Dunia. Proses termokimia dari gasifikasi batubara memecah batubara ke elemen dasar seperti karbon, oksigen, hidrogen, dan belerang - yang menentukan jumlah energi batubara.

Karbon
Karbon merupakan unsur utama batubara. Karbon juga merupakan sumber utama dari panas dalam batubara. Karbon menghasilkan sekitar 14.500 BTU per pound karbon. Karbon merupakan non-logam. Simbol kimia dan unsurnya adalah "C" dan memiliki berat atom 12,011 unit massa atom. Karbon memiliki dua volume atom. Bentuk alami karbon adalah padat. Titik leburnya adalah 3.823 derajat Kelvin, 3.550 derajat Celcius. Titik didih karbon adalah 4.300 derajat Kelvin, 4.027 derajat Celcius. Namun, titik jenuh karbon memiliki karakter spesifik. Karbon berubah dari padat menjadi gas secara langsung dan cepat.

Hidrogen
Jumlah Hidrogen sekitar 5 persen dari komposisi batubara dan merupakan gas utama yang diekstrak selama proses gasifikasi. Hidrogen merupakan non-logam. Simbol kimia dan unsurnya adalah "H" dan memiliki berat atom 1,0079 unit massa atom. Hidrogen terdiri dari satu elektron dan satu proton, tidak berisi neutron. Hidrogen adalah elemen paling ringan di alam semesta --- atomnya menyusun lebih dari 90 persen alam semesta. Keadaan alami hidrogen adalah gas. Titik lelehnya 14,01 derajat Kelvin, -259,14 derajat Celcius. Titik didih Hidrogen adalah 20,28 derajat Kelvin, -252,87 derajat Celcius. Hidrogen tidak berwarna, mudah terbakar dan cepat bereaksi dengan oksidan. Hidrogen memiliki banyak kegunaan. Hidrogen cair digunakan sebagai bahan bakar roket. Hidrogen menghasilkan sekitar 65.000 BTU per pound.

Oksigen
Semakin tinggi jumlah oksigen dalam batubara semakin rendah kemampuan pemanasan batubara. Oksigen sangat reaktif dengan hampir semua unsur lainnya --- dengan pengecualian untuk gas mulia. Gasifier modern menggunakan oksigen sebagai lingkungan yang terkendali untuk batubara --- mengakselerasi oksigen untuk suhu dan tekanan tinggi. Dalam lingkungan ini, molekul batubara pecah dan reaksi kimia dimulai --- menghasilkan karbon monoksida, hidrogen dan campuran gas lainnya. Oksigen merupakan non- logam. Simbol kimia dan unsurnya adalah "O" dan memiliki berat atom 15,9994 unit massa atom. Keadaan alami oksigen adalah gas. Oksigen memiliki titik leleh 54,8 derajat Kelvin, -218,3 derajat Celcius. Titik didih oksigen adalah 90,2 derajat Kelvin, -182,9 derajat Celcius. Oksigen tidak berwarna dan tidak berbau. Oksigen adalah unsur tak-beracun dalam keadaan normal. Oksigen juga digunakan sebagai oksidan bahan bakar roket.

Sulfur
Jumlah sulfur dalam batubara hanya 1 sampai 2 persen dari berat batubara. Sulfur menghasilkan sekitar 4.000 BTU per pound. Jumlah ini kecil bila dibandingkan dengan karbon dan hidrogen yang masing-masing menghasilkan 14.500 dan 65.000 BTU. Sulfur merupakan non-logam. Simbol kimia dan unsurnya adalah "S" dan memiliki berat atom 32,06 unit massa atom. Keadaan alami Sulfur adalah padat. Sulfur memiliki titik leleh 388,4 derajat Kelvin, 115,2 derajat Celcius. Titik didih Sulfur adalah 717,9 derajat Kelvin, 444,7 derajat Celcius. Sulfur berwarna kuning, berbau, dan rapuh. Sulfur tunggal memiliki toksisitas rendah. Namun, karbon disulfida, sulfida hidrogen dan sulfur dioksida adalah senyawa sulfat beracun. Sulfur tidak larut dalam air tetapi larut dalam karbon disulfida.

MENGENAI BATUBARA LIGNITE



Batubara coklat lunak dan merupakan batubara termuda secara geologis dari semua jenis batubara

Kadang-kadang disebut "brown coal," lignit adalah batubara berkualitas terendah dan merupakan batubara yang paling rapuh. Batubara ini lebih lembut, disebut batubara geologis "muda" dan berada relatif dekat dengan permukaan bumi.

Menurut Lignite Energy Council, 13,5 persen dari batubara lignit di-gasifikasi menjadi gas alam sintetis dan 7,5 persen digunakan untuk memproduksi pupuk berbasis amonia. Dan sebagian besar digunakan untuk menghasilkan listrik. Karena tingginya relativitas berat terhadap jumlah panas, lignit biasanya digunakan dalam bentuk bubuk batubara untuk pembangkit listrik berbahan bakar batubara di dekat tambang.

Melalui proses yang disebut gasifikasi batubara, lignit dapat dipecah secara kimia untuk membuat gas alam sintetis yang menghasilkan tenaga lebih besar dan lebih mudah untuk beroperasi di pembangkit listrik skala komersial.

Nilai  Panas: Lignit memiliki nilai kalor sekitar 4.000 sampai 8.300 Btu per pound. ASTM D388 - 05 Standard Classification of Coals by Rank.

Karakteristik: Lignit mengandung tingkat karbon terendah (25 sampai 35 persen) dan tingkat kelembaban tertinggi (biasanya 20 sampai 40 persen berat, namun dapat mencapai 60 sampai 70 persen) dari semua batubara. Abu bervariasi hingga 50 persen berat. Lignit memiliki tingkat sulfur rendah (kurang dari 1 persen) dan abu rendah (sekitar 4 persen), tetapi tinggi zat volatil (32 persen dan lebih tinggi berdasarkan beratnya) dan menghasilkan tingkat emisi polusi udara yang tinggi.

Ketersediaan: Moderat. Sekitar 7 persen dari batubara yang ditambang di AS adalah lignit.

Produksi global: Menurut World Coal Association, sepuluh negara yang memproduksi brown coal adalah (dari peringkat paling sedikit): Jerman, Indonesia, Rusia, Turki, Australia, Amerika Serikat, Yunani, Polandia, Republik Ceko, dan Servia. Pada tahun 2010, Indonesia melompat ke tempat kedua dengan pertumbuhan tertinggi dalam produksi batubara ini dibandingkan negara manapun.

Meskipun ukurannya kecil, Jerman dan Indonesia menghasilkan lebih dari 160 juta ton lignit (brown coal) pada tahun 2010. Masing-masing memproduksi lebih dari 200 persen, atau lebih dari dua kali lipat output lignit dibandingkan negara lain di dunia.

Catatan tambahan: Karena kadar air yang tinggi, lignit dapat dikeringkan untuk mengurangi kadar air dan meningkatkan nilai kalor bahan bakar. Proses pengeringan membutuhkan energi, tetapi dapat juga digunakan untuk mengurangi zat volatil dan belerang.

Peringkat: Lignit menempati posisi ke-4, atau terakhir, dalam hal panas dan kandungan karbon dibandingkan dengan jenis batubara lainnya, menurut ASTM D388 - 05 Standard Classification of Coals by Rank.

MENGENAI BATUBARA SUBBITUMEN




Batubara dengan kandungan karbon lebih padat daripada lignit; lebih lembut dari batubara bitumen

Batubara subbitumen dianggap sebagai batubara hitam, meskipun penampilannya bervariasi dari hitam terang sampai coklat tua kusam. Batubara ini berkisar antara keras dan kuat hingga lembut dan rapuh karena merupakan tahap peralihan antara batubara bitumen dan batubara muda (lignit).

Batubara subbitumen secara luas digunakan untuk menghasilkan tenaga uap dan keperluan industri. Kadang-kadang disebut "black lignit," batubara subbitumen tidak stabil saat terkena udara. Batubara ini cenderung akan hancur.

Subbitumen mengandung lebih banyak kadar kelembaban dan materi volatil dibandingkan batubara bitumen, tetapi dengan tingkat sulfur yang rendah.

Nilai kalor: Batubara subbitumen memiliki nilai panas sekitar 8.500 sampai 13.000 Btu per pound yang ditambang.

Karakteristik: Batubara subbitumen adalah batubara non-kokas dan memiliki lebih sedikit belerang tetapi dengan lebih tinggi kadar kelembaban (sekitar 10 sampai 45 persen) dan materi volatil (hingga 45 persen) dibandingkan batubara bitumen. Kandungan karbon mencapai 35-45 persen dan abu berkisar hingga 10 persen. Kandungan sulfur umumnya di bawah 2 persen dari berat. Sekitar 0,5 sampai 2 persen dari berat batubara subbitumen adalah nitrogen.

Pembakaran batubara subbitumen dapat menyebabkan emisi berbahaya yang meliputi partikulat (PM), sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), dan merkuri (Hg).

Subbitumen menghasilkan abu yang lebih aman dibandingkan abu batubara lainnya. Karakteristik ini dapat membantu mengurangi hujan asam yang disebabkan oleh emisi pembangkit listrik batubara. Menambahkan batubara subbitumen ke batubara bitumen menghasilkan produk sampingan alkali yang dapat mengikat senyawa belerang yang dirilis oleh batubara bitumen dan karenanya mengurangi pembentukan kabut asam.

Ketika batubara subbitumen dibakar pada suhu yang lebih tinggi, emisi karbon monoksida berkurang. Akibatnya, unit pembakaran yang kecil dan kurang terpelihara cenderung meningkatkan output polusi. Orang-orang yang menggunakan batubara subbitumen dalam tungku rumah atau firebox mengatakan bahwa segumpal batubara menghasilkan sedikit asap dan tidak ada jelaga. Namun, kadar abu yang tinggi merupakan kelemahannya.

Ketersediaan: Moderat. Sekitar 30% dari sumber daya batubara tersedia di AS adalah Subbitumen. AS jauh melampaui negara-negara lain dalam kuantitas sumber daya batubara subbitumen, dengan cadangan perkiraan sekitar 300.000 juta ton. Negara-negara lain dengan sumber daya penting termasuk diantaranya adalah Brasil, Indonesia, dan Ukraina.

Ranking: Subbitumen menempati peringkat ke-3 dalam hal panas dan kandungan karbon dibandingkan dengan jenis batubara lain, menurut ASTM D388 - 05 Standard Classification of Coals by Rank.

MENGENAI BATUBARA BITUMEN




Batubara keras yang digunakan untuk termal dan metalurgi

Batubara bitumen adalah batubara yang paling umum. Bersama-sama, batubara bitumen dan subbitumen  mengambil porsi lebih dari 90 persen dari semua batubara yang dikonsumsi di Amerika Serikat. Ketika dibakar, batubara bitumen menghasilkan nyala api tinggi dan putih. Batubara bitumen mencakup dua subtipe: termal dan metalurgi.

Batubara termal kadang-kadang disebut steaming coal karena digunakan untuk dibakar di pembangkit listrik yang menghasilkan uap untuk listrik dan industri. Lokomotif kereta api yang menggunakan uap juga dapat didorong dengan "batubara bit" (nama panggilan untuk batubara bitumen).

Batubara metalurgi kadang-kadang disebut sebagai batubara kokas, karena digunakan dalam proses pembuatan kokas yang diperlukan untuk pembuatan besi dan baja. Kokas adalah batu berpori hitam yang mengandung karbon terkonsentrasi yang dibuat dengan memanaskan batubara bitumen tanpa udara pada suhu yang sangat tinggi. Proses pencairan batubara dalam ketiadaan oksigen untuk menghilangkan kotorannya disebut pirolisis.

Nilai Panas: Batubara bitumen menyediakan sekitar 10.500 sampai 15.000 Btu per pound yang ditambang.

Karakteristik: Batubara bitumen mengandung kelembaban sampai sekitar 17 persen. Kandungan karbon dapat berkisar hingga sekitar 85 persen, dengan kadar abu hingga 12 persen dari berat. Bitumen dapat dikategorikan lebih lanjut berdasarkan tingkat zat volatil-nya: volatil tinggi A, B, dan C, volatil menengah, dan rendah volatil. Sekitar 0,5 sampai 2 persen dari berat batubara bitumen adalah nitrogen.

Batubara bitumen terbakar dengan mudah, dan dapat menghasilkan asap dan jelaga (partikel) yang berlebihan jika tidak dibakar dengan benar. Konten belerangnya yang tinggi berkontribusi terhadap hujan asam.

Batubara bitumen umumnya mengandung mineral pirit, yang dapat berfungsi sebagai inang bagi kotoran seperti arsenik dan merkuri. Pembakaran batubara bitumen melepaskan kotoran berupa jejak mineral ke udara sebagai polutan. Selama pembakaran, sekitar 95 persen kandungan sulfur batubara bitumen akan teroksidasi dan dirilis sebagai gas sulfur oksida.

Emisi berbahaya dari pembakaran batubara bitumen termasuk diantaranya partikulat (PM), sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), jejak logam seperti timbal (Pb) dan merkuri (Hg), uap-fase hidrokarbon (seperti metana, alkana, alkena, benzena, dll) dan polychlorinated dibenzo-p-dioxin dan dibenzofurans polychlorinated (populer dikenal sebagai dioksin dan furan). Ketika dibakar, batubara bitumen juga dapat melepaskan gas berbahaya seperti hidrogen klorida (HCl), hidrogen fluorida (HF), dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Pembakaran tidak sempurna mengarah ke tingkat PAH yang lebih tinggi, yang bersifat karsinogenik. Pembakaran batubara bitumen pada suhu yang lebih tinggi mengurangi emisi karbon monoksida. Oleh karena itu, unit pembakaran besar dan yang terpelihara dengan baik umumnya memiliki output polusi rendah.

Ketersediaan: Berlimpah. Lebih dari setengah dari semua sumber daya batubara yang tersedia adalah bitumen.

Catatan tambahan: Pembakaran batubara bitumen melepaskan lebih banyak polusi ke udara dari pada pembakaran batubara sub-bitumen, namun karena kandungan panas yang lebih besar, lebih sedikit jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan output listrik dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu, bitumen dan sub-bitumen menghasilkan jumlah yang hampir sama untuk polutan per kilowatt listrik yang dihasilkan.

Pada awal abad kedua puluh, menambang batubara bitumen adalah pekerjaan yang sangat berbahaya, mengambil rata-rata 1.700 nyawa penambang batubara per tahun. Selama rentang waktu yang sama, sekitar 2.500 orang cacat permanen setiap tahun akibat kecelakaan tambang batubara.

Limbah partikel kecil dari batubara bitumen yang tersisa setelah persiapan batubara komersial disebut "coal fines." Coal fines bobotnya ringan, berdebu, dan sulit untuk ditangani, dan secara tradisional disimpan dengan air dalam bentuk bubur untuk menjaga mereka agar tidak tertiup angin.

Teknologi baru telah dikembangkan untuk memanfaatkan kembali coal fines yang sebelumnya dianggap limbah. Salah satu pendekatan adalah dengan menggunakan mesin pemisah untuk memisahkan partikel batubara dari air lumpur. Pendekatan lain yang telah dikembangkan adalah dengan mengikat coal fines ke briket yang memiliki kadar air rendah, membuatnya cocok untuk penggunaan bahan bakar.

TINGKATAN BATUBARA



Batubara Bervariasi Dalam Hal Komposisi, Penggunaan Global, dan Jumlah Energi
Batubara adalah batuan sedimen hitam atau coklat gelap yang bervariasi dalam hal komposisinya. Beberapa jenis batubara terbakar lebih panas dan bersih, sementara yang lain mengandung kadar air tinggi dan senyawa yang, ketika dibakar, menyebabkan hujan asam dan polusi lainnya.

Batubara dalam berbagai macam komposisi digunakan di seluruh dunia sebagai bahan bakar fosil yang mudah terbakar untuk menghasilkan listrik dan memproduksi baja.

Menurut Asosiasi Batubara Dunia, total 7229 juta ton batubara diproduksi secara global pada tahun 2010.

Produksi Batubara
Proses geologi dan pembusukan bahan organik selama ribuan tahun membentuk batubara. Orang-orang menambang batubara dari formasi bawah tanah, atau lapisan, melalui terowongan bawah tanah atau dengan menyingkirkan daerah yang luas di permukaan bumi. Batubara yang telah digali harus dibersihkan, dicuci, dan diproses sebagai persiapan untuk penggunaan komersial.

China saat ini memproduksi batubara lebih dari negara lain di dunia, meskipun cadangan terbuktinya menempati peringkat keempat di belakang AS, Rusia, dan India.

Sebuah laporan internasional mengatakan bahwa AS mengalami puncak produksi batubara berkualitas tinggi pada tahun 1990 dan produksi batubara AS sekarang terutama difokuskan pada subbitumen, batubara kualitas yang lebih rendah yang ditemukan dalam jumlah besar di Illinois, Wyoming, dan Montana. Laporan yang sama memprediksikan bahwa produksi batubara global akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020, dengan kualitas batubara yang akan terus menurun.

Eksportir dan Importir Batubara
Australia menempati urutan teratas di seluruh dunia sebagai eksportir batubara, setelah mengirimkan 298 juta ton batubara ke luar negeri pada tahun 2010. Indonesia dan Rusia merupakan peringkat kedua dan ketiga, masing-masing mengekspor 162 dan 109 juta ton. AS berada di urutan keempat secara global, setelah mengirim 74 juta ton batubara ke luar perbatasannya pada tahun yang sama.

Ketergantungan pada Batubara
Afrika Selatan sangat mengandalkan diri pada batubara, 93 persen tenaga listriknya dipenuhi dari batubara. China dan India juga mengandalkan batubara untuk sebagian besar energi mereka, masing-masing  mencapai 79 dan 69 persen. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah memasok 45 persen listrik mereka dari batubara. AS berada pada peringkat 11 dalam daftar global negara-negara yang menghasilkan listrik dari batubara.

Keras dan Lunak-nya Batubara
Batubara masuk ke dalam dua kategori utama: batubara keras dan batubara lunak (yang juga dikenal sebagai batubara coklat atau lignit). Negara yang memproduksi lebih banyak batubara keras dibandingkan negara lain adalah Republik Rakyat China. Sejumlah 3162 juta ton batubara keras diproduksi China  mengungguli negara produsen peringkat kedua dan ketiga - AS yaitu sejumlah 932 juta ton dan India sejumlah 538 juta ton.

Untuk batubara coklat, Jerman dan Indonesia menempati peringkat tertinggi. Pada tahun 2010, masing-masing negara ini menggali 169 juta ton dan 163 juta ton batubara.

Coking Coal vs Steam Coal
Batubara kokas (coking coal), yang juga dikenal sebagai batubara metalurgi, memiliki kandungan sulfur dan fosfor yang rendah. Batubara kokas mampu menahan panas tinggi. Batubara kokas dimasukkan ke oven dan melewati proses pirolisis bebas oksigen, sebuah proses dimana batubara dipanaskan sampai sekitar 1100 derajat Celcius. Proses ini mencairkan batubara dan mendorong keluar setiap senyawa dan kotoran yang mudah menguap untuk meninggalkan hasil berupa karbon murni. Karbon murni panas dalam bentuk cair kemudian membeku menjadi padatan yang disebut "kokas" yang dapat dimasukkan ke dalam blast furnace bersama dengan bijih besi dan batu kapur untuk menghasilkan baja.

Batubara uap (steam coal), yang juga disebut batubara termal, cocok untuk produksi tenaga listrik. Batubara uap digiling menjadi bubuk halus yang terbakar cepat dengan panas tinggi dan digunakan dalam pembangkit listrik untuk memanaskan air dalam boiler yang menggerakkan turbin uap. Batubara ini juga dapat menjadi bahan bakar bagi pemanas ruangan untuk rumah dan lokasi bisnis.

Energi Batubara
Semua jenis batubara mengandung karbon, yang merupakan energi yang tersimpan, ditambah variasi tingkat kelembaban, abu, zat volatil, merkuri, dan belerang. Karena sifat fisik batubara bervariasi, batubara di pembangkit listrik harus direkayasa untuk mengakomodasi sifat spesifik dari bahan baku yang tersedia dan untuk mengurangi emisi polutan seperti belerang, merkuri, dan dioxin.

Potensi energi yang tersimpan dalam batubara digambarkan sebagai "nilai kalori," "nilai kalor," atau "konten panas," dan diukur dalam Btu atau MJ / kg.

Btu singkatan British thermal unit (Btu), yang merupakan jumlah panas yang akan menghangatkan sekitar 0,12 galon AS (satu pound air) sebanyak satu derajat Fahrenheit di permukaan laut. Btu kadang-kadang ditulis kapital, sebagai BTU.

Millijoule per kilogram (MJ / kg) adalah jumlah energi yang tersimpan dalam satuan massa (kilogram). Ini adalah ekspresi dari kepadatan energi bahan bakar diukur dengan beratnya.

Batubara yang dibakar melepaskan energi panas, atau panas, bersama dengan karbon dan abu. Abu terdiri dari mineral seperti besi, aluminium, kapur, tanah liat, silika, dan elemen seperti arsenik dan kromium.

Perbandingan dan Peringkat Jenis Batubara
The international standards organization (ASTM) telah mengeluarkan metode pembobotan untuk mengklasifikasikan nilai batubara yang terbentuk dari dibiodegradasi zat humat berbasis-gambut, bahan organik (vitrinit). Peringkat batubara didasarkan pada tingkat metamorfosis geologi, jumlah karbon, dan nilai kalori, dan dikenal sebagai ASTM D388 - 05 Standard Classification of Coals by Rank.

Bagaimana empat jenis batubara ini dibandingkan? umumnya semakin tinggi jumlah energi, nilai dan peringkatnya semakin tinggi. Berikut adalah peringkat komparatif dari empat jenis batubara, dimulai dari yang paling padat jumlah karbon dan energinya:
  • Peringkat Batubara 1 - Antrasit: 30 millijoule per kilogram
  • Peringkat Batubara 2 - Bitumen: 18,8-29,3 millijoule per kilogram
  • Peringkat Batubara 3 - Subbitumen: 8,3-25 millijoule per kilogram
  • Peringkat Batubara 4 - Lignit, atau brown coal: 5,5-14,3 millijoule per kilogram

BERBAGAI ISTILAH


• Antrasit
Antrasit adalah jenis batubara yang memiliki kandungan karbon paling tinggi, dan kadar air dan abu paling rendah. Antrasit terbakar perlahan dan menjadikannya sebagai bahan bakar pemanas yang baik untuk rumah.

• Bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari sisa-sisa bahan organik. Bahan bakar fosil termasuk diantaranya adalah batubara, minyak, dan gas alam.

• Batubara
Batubara adalah batuan karbon yang dapat terbakar, yang mengandung sejumlah besar karbon. Batubara juga merupakan bahan bakar fosil - zat yang mengandung sisa-sisa tumbuhan dan hewan dan dapat dibakar untuk melepaskan energi. Batubara mengandung unsur-unsur lain seperti hidrogen, oksigen, dan nitrogen, mengandung sejumlah mineral, dan dianggap sebagai mineral organik.

• Bitumen
Bitumen adalah jenis batubara yang mengandung kelembaban yang sangat rendah dan memiliki nilai panas tinggi. Batubara jenis ini digunakan untuk menghasilkan listrik dan memproduksi kokas, residu batubara yang digunakan dalam industri baja. Batubara bitumen merupakan jenis yang paling banyak di Amerika Serikat.

• Btu
Btu adalah singkatan untuk british thermal unit, standar untuk mengukur energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 pound air sebesar 1 derajat Fahrenheit.

• Cerobong
Cerobong adalah pipa tempat gas dan asap dilepaskan dari pembakaran batubara.

Continuous Miner
Sebuah mesin yang besar, pemotong berputar yang masuk ke lapisan batubara dan dengan lengan yang meraup batubara ke conveyor built-in.

Electrostatic precipitator
Electrostatic precipitator adalah perangkat yang memberikan muatan listrik pada debu partikel batubara sehingga mereka dapat ditarik ke pelat kolektor. Electrostatic precipitator membantu mencegah polusi udara.

• Energi tak terbarukan
Energi tak terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari bahan bakar  fosil - batubara, minyak, dan gas alam. Bahan bakar fosil terbatas dalam hal pasokan.

Flue gas desulfurization system
Sistem desulfurisasi gas buangan, atau scrubber, adalah perangkat yang menghilangkan lebih dari 90 persen emisi sulfur dioksida dari proses pembakaran batubara.

Fluidized-bed combustion (FBC)
FBC adalah proses pembakaran batubara dimana batubara dimasukkan di "bed" partikel yang tersuspensi di udara dan bereaksi dengan batubara untuk pembakaran di tungku yang lebih bersih. Pada FBC, batubara dibakar pada suhu yang sedikit lebih rendah, yang membantu mencegah terbentuknya gas nitrogen oksida.

Fly ash
Fly ash mengacu pada partikel halus yang terkandung dalam gas yang dilepaskan ketika batubara dibakar.

• Gambut
Gambut adalah bahan basah, seperti spon yang terbentuk dari tanaman dan pohon setelah mereka mati. Gambut berasal dari tanaman dan pohon-pohon yang mati sekitar 300 juta tahun lalu, terkubur dan dikompresi di bawah permukaan bumi selama jangka waktu yang panjang. Selama jutaan tahun terpapar panas dan tekanan, gambut terkompresi menjadi batubara.

• Gasifikasi Batubara
Gasifikasi batubara adalah proses yang mengubah batubara menjadi gas yang memiliki nilai kalor yang sama seperti gas alam, dan lebih bersih dari pembakaran batubara itu sendiri.

• Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Igneous
Igneous merupakan salah satu dari tiga jenis batuan. Batuan igneous terbentuk ketika magma, material batuan cair di dalam bumi memaksa keluar ke permukaan dan mendingin.

• Kokas
Kokas adalah zat yang dibuat dengan memanaskan batubara pada suhu yang sangat tinggi. Kokas digunakan dalam industri besi dan baja.

• Lignit
Lignit adalah jenis batubara yang banyak mengandung uap air dan abu, dan dapat pecah dengan mudah. Dari empat jenis batubara, lignit memiliki kandungan karbon dan nilai kalor paling rendah. Disebut juga batubara coklat, lignit digunakan terutama pada pembangkit listrik.

• Magma
Magma adalah material batuan cair dalam bumi. Ketika magma memaksa keluar ke permukaan dan mendingin, terbentuklah batuan igneous.

• Mesin tambangan longwall
Mesin tambang longwall adalah mesin pemotong yang bekerja di sepanjang dinding batubara hingga mencapai 1.000 kaki untuk memotong batubara dan menjatuhkannya ke ban berjalan.

Metamorphic
Metamorphic adalah salah satu dari tiga jenis batuan. Batuan metamorphic adalah batuan yang kandungan mineral dan teksturnya telah berubah karena suhu tinggi, air, dan tekanan.

Overburden 
Overburden adalah material yang disingkirkan dari permukaan bumi untuk mengungkap batubara. Overburden termasuk diantaranya berupa lapisan tanah dan batu.

• Pertambangan bawah tanah
Pertambangan bawah tanah digunakan untuk mengekstrak batubara yang jauh di bawah permukaan atau di lapisan di lereng bukit. Pertambangan ini melibatkan pengeboran dua bukaan yang disebut shaft ke lapisan batubara; satu untuk mengangkut penambang dan peralatan, dan yang lainnya untuk membawa batubara ke permukaan.

• Pertambangan permukaan
Pertambangan permukaan digunakan saat batubara ditemukan di dekat permukaan atau di lereng bukit. Pertambangan ini melibatkan penyingkiran overburden dan menaruh mereka ke pinggir sementara batubara akan diambil.

• Pipa slurry
Pipa slurry adalah pipa untuk mengangkut batubara yang telah digiling menjadi bubuk dan dicampur dengan air.

• Reklamasi Lahan 
Reklamasi lahan adalah proses untuk melindungi, memulihkan, dan bahkan mungkin meningkatkan keadaan tanah sebelum, selama, dan setelah penambangan permukaan. Setelah batubara diambil dari komposisi di lahan tambang permukaan, tanah kemudian dikembalikan, di-treatment, dan ditanam kembali. Pada akhirnya, ini berarti bahwa tanah tersebut dilestarikan, alam dilindungi, air dan tanah dijaga, dan tanah dapat berubah menjadi lahan pertanian produktif, hutan, dan danau.

•Sedimen 
Sedimen adalah salah satu dari tiga jenis batuan. Batuan sedimen terbentuk dari fragmentasi mineral oleh angin, air, atau gletser.

• Sistem combined-cycle
Dalam sistem combined-cycle, gas dari pemanasan batubara menggerakkan turbin yang terhubung ke generator, dan gas buang dari turbin ini memanaskan air panas yang, pada gilirannya, mengoperasikan generator bertenaga uap.

• Sludge
Sludge adalah limbah berlumpur yang dihasilkan selama proses untuk menghilangkan belerang dari batubara.

Slurry/bubur batubara
Slurry adalah batubara yang digiling menjadi bubuk dan dicampur dengan air. Dalam bentuk ini, batubara dapat dipompa melalui pipa.

• Subbitumen
Subbitumen adalah jenis batubara yang hitam kusam dan memiliki kelembaban lebih rendah dari lignit. Subbitumen umumnya digunakan untuk menghasilkan uap di pembangkit listrik.

• Teknologi Batubara Bersih (CCT, Clean Coal Technology)
Program CCT mengacu pada sejumlah teknologi maju yang menghasilkan proses pembakaran batubara menjadi lebih bersih dengan membuang polutan seperti belerang, nitrogen, dan fly ash yang dapat mencemari udara dan air.

• Turbin
Turbin adalah sebuah mesin yang berputar, mengubah energi panas dari pembakaran batubara menjadi energi mekanik.

KATEGORI BATUBARA

Ada tiga kategori utama batubara: batubara tua (hard coal), batubara subbitumen, dan batubara muda (brown coal) yang disebut juga sebagai lignit.

Batubara tua mengacu pada batubara dengan nilai kalor bruto (Gross Calorific Value-GCV) lebih besar dari 23865 kJ/kg; yang mencakup dua sub-kategori, yaitu batubara kokas yang digunakan pada blast furnace (tanur tinggi) dan batubara bitumen lainnya, serta antrasit yang digunakan untuk pemanasan ruang (space heating) dan produksi uap (karenanya sub-kategori ini disebut batubara uap/steam coal).

Lignit atau batubara muda merupakan batubara non-aglomerat dengan GCV kurang dari 17435 kJ/kg. Batubara subbitumen mencakup batubara nonaglomerat yang GCV-nya berada diantara kedua kategori tersebut.

Produk sekunder atau bentuk turunan batubara meliputi patent fuel (bahan bakar paten), briket batubara (dan briket gambut), gas coke (kokas gas) dan kokas coke-oven, gas-works gas dan gas coke-oven, gas blast-furnace (tanur tinggi) dan gas basic oxygen steel-furnace (tanur baja oksigen basa).

YANG BERKAITAN DENGAN BATUBARA

ANTRASIT - peringkat tertinggi batubara karena kandungan karbonnya yang tinggi.

BAHAN MENTAH - bahan baku untuk industri pengolahan.

BATUBARA METALURGI - istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis batubara bitumen yang diubah menjadi kokas untuk digunakan dalam proses pembuatan baja.

BATUBARA THERMAL - istilah yang digunakan untuk menggambarkan batubara yang digunakan terutama untuk menghasilkan panas. Juga disebut sebagai steam coal.

BAURAN ENERGI - kombinasi dari sumber energi yang digunakan untuk menyediakan energi pada waktu dan tempat tertentu. Sumber energi ini termasuk diantaranya adalah batubara, minyak, gas alam, hidro (air), nuklir, angin, sinar matahari, panas bumi, dan lain-lain.

BITUMEN - batubara peringkat perantara antara antrasit dan subbitumen. Batubara ini memiliki kandungan karbon tinggi dan rendah kadar air. Bitumen dapat digunakan untuk pembuatan baja dan pembangkit tenaga listrik.

BOILER - sebuah tangki dimana air diubah menjadi uap untuk pemanasan atau untuk mendapatkan tenaga.

BREAKER - sebuah mesin yang digunakan untuk meremukkan dan menyaring batubara. Mesin ini terdiri dari sebuah drum berputar di mana batubara dihancurkan oleh gaya gravitasi terhadap dinding drum. Selama proses ini, batu-batu besar dibuang.

BRIKET - blok kecil debu batubara terkompresi yang digunakan untuk bahan bakar atau mendapatkan panas.

BRITISH THERMAL UNIT (BTU) - sebuah satuan yang digunakan untuk mengukur kuantitas panas, didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 pound air sebesar 1 ° Fahrenheit.

CO2 - karbon dioksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau yang dibentuk oleh satu atom karbon dan dua atom oksigen.

DRAGLINE - mesin penggali yang membuang overburden di atas lapisan batubara.

ELECTROSTATIC PRECIPITATOR  - perangkat listrik untuk membuang abu terbang dari gas buang sebelum gas dilepaskan dari tumpukan pembangkit listrik.

EMISI - adalah apa yang "tersisa" ketika batubara atau bahan bakar fosil lain dibakar.

FLY ASH - residu mineral yang diproduksi sebagai produk sampingan dari pembakaran batu bara. Fly ash dikumpulkan dari gas buang sebelum dikeluarkan dari penampungan di pembangkit listrik.

GAMBUT - materi tanaman membusuk yang ditemukan di rawa dan rawa kuno. Berwarna coklat tua dan berkadar-air tinggi, ia akan terbakar saat kering.

GASIFIKASI BATUBARA - proses konversi batubara menjadi gas.

GAS RUMAH KACA - adalah gas seperti karbon dioksida (CO2), uap air, metana (CH4), nitrous oksida (NO2), dan jejak gas lainnya yang membatasi re-radiasi panas inframerah kembali ke atmosfer.

GEOFISIKA - ilmu yang berhubungan dengan fisika bumi, termasuk cuaca, angin, pasang surut, gempa bumi, dll, dan efeknya di Bumi.

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) - suatu sistem navigasi yang menggunakan sinyal satelit untuk mengetahui lokasi penerima pada atau di atas permukaan bumi.

HIDROPOWER - proses mengubah aliran alami air menjadi listrik.

HOPPER - alat berbentuk corong yang dimuat dari atas dan isinya dikeluarkan melalui pintu atau saluran di bagian bawah.

KOKAS - zat karbon yang keras dan seperti spon kering yang diproduksi dengan memanaskan batubara metalurgi pada suhu yang sangat tinggi dalam ruang hampa. Kokas digunakan dalam pembuatan baja dan besi.

KONSERVASI - Penggunaan secara bijaksana dan hati-hati, perlindungan atau pengelolaan sumber daya alam.

LIGNIT - batubara peringkat rendah dengan kelembaban relatif tinggi dan rendah panas / jumlah energi. Berwarna dari hitam ke coklat, lignit digunakan dalam pembangkit listrik.

METANA - hidrokarbon yang paling sederhana yang terbentuk secara alami dari pembusukan bahan vegetasi, seperti juga bahan yang membentuk batubara. Metana adalah komponen utama dari gas alam.

NOx - terbentuk ketika nitrogen (N2) bergabung dengan oksigen (O2) dalam pembakaran bahan bakar fosil.

OVERBURDEN - lapisan batuan dan tanah penutup lapisan batubara. Dalam operasi pertambangan permukaan, overburden dibuang dengan menggunakan alat-alat besar, digunakan untuk reklamasi daerah yang ditambang atau diangkut ke daerah pembuangan yang ditunjuk.

PDB (PRODUK DOMESTIK BRUTO) - total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara atau wilayah selama periode tertentu.

PITCH - zat hitam lengket yang disuling dari tar batubara, dan digunakan untuk berbagai tujuan seperti waterproofing dan atap.

REKLAMASI - proses mengembalikan lokasi tambang ke kondisi semula.

SCRUBBER - salah satu dari beberapa bentuk perangkat kimia / fisik yang beroperasi untuk menghilangkan senyawa belerang yang terbentuk sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar fosil.

SORBEN - senyawa yang penyerap yang bertindak seperti spons.

SOx - keluarga gas, termasuk sulfur dioksida (SO2) terbentuk ketika sulfur, atau bahan bakar fosil mengandung sulfur, terbakar di udara.

SPECIALIZED BURNERS  - pembakar modern (pembakar nitrogen oksida rendah) yang melibatkan kontrol khusus untuk meminimalkan produksi gas nitrogen oksida dari pembakaran batubara.

SUBBITUMEN - batubara yang umumnya lembut dengan nilai kalor antara bitumen dan lignit. Batubara ini memiliki kandungan karbon rendah dengan persentase kelembaban yang tinggi dan bersifat volatil. batubara Subbitumen terutama digunakan untuk menghasilkan listrik.

TECTONIC FORCES  - tanaga yang berkaitan dengan perubahan struktur kerak bumi.

TRANSFORMER - perangkat listrik untuk mengubah tegangan arus bolak-balik.

TURBIN - mesin untuk menghasilkan tenaga putaran mesin dari energi yang berasal dari aliran fluida seperti air, uap atau gas panas.

KONTRAK PLN BATUBARA





LOADING COAL




Rabu, 30 Januari 2013

UNTUNG RUGI PAKAI BATUBARA

Batubara merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi umat manusia, yang menyediakan cara mudah untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar dan relatif murah.

Keberlimpahan dan biaya yang rendah dalam menggunakan Batubara telah membuatnya menjadi pilihan bahan bakar utama untuk membangun pembangkit listrik di dunia.

Batubara sangat penting sebagai sumber energi dan merupakan bahan baku yang paling penting bagi industri semen dan baja. Batubara juga digunakan dalam berbagai industri lain seperti kertas, aluminium, kimia, transportasi dan farmasi. Meskipun begitu, batubara juga memiliki konsekuensi negatif yang sangat besar karena merupakan sumber terbesar bagi emisi karbon yang terjadi selama pertambangan dan pembakaran batubara.

Meskipun telah berpengalaman selama dua ratus tahun, penambangan batubara tetap berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian seperti di India dan China. Merkuri, Arsenik dan polusi zat-zat berbahaya lainnya ke lingkungan juga menyebabkan penyakit dan kematian. Namun bagi negara-negara seperti India dan China hanya ada sedikit alternatif lain untuk mengubah kebijakan energi mereka. Sehingga pendukung penggunaan batubara di saat ini masih lebih kuat dibandingkan orang-orang yang menentangnya. Hal ini terjadi karena, meskipun batubara merupakan bentuk energi paling kotor dan menyebabkan banyak kematian global, alasan utama adalah karena batubara itu murah. Ongkos sosial batubara tidak ditambahkan secara eksplisit pada harga batubara sehingga membuatnya tampak murah.

Kelebihan dari Batubara
1) Keberlimpahan - Batubara hampir ada secara universal, dapat ditemukan di setiap benua di lebih dari 70 negara, dengan cadangan terbesar di Amerika Serikat, Rusia, China dan India.

2) Sumber Energi yang Handal - Energi Berbasis batubara dapat dihasilkan hampir 24 × 7 jam, tidak seperti bentuk energi terbarukan seperti angin dan matahari yang bersifat intermiten di alam.

3) Modal Investasi Rendah - Modal investasi yang dibutuhkan untuk pembangkit berbasis batubara relatif rendah,  $ 1-2/watt pada kapasitas termal. Sebagai catatan energi angin sedikit lebih tinggi, sedangkan energi surya bahkan lebih tinggi lagi. Pertambangan batubara juga cukup murah untuk dibangun dan pertambangan terbuka menyediakan batubara pada harga yang sangat rendah.

4) Biaya rendah - Batubara merupakan salah satu bentuk energi termurah sehingga menjadi pilihan di negara-negara berkembang seperti India dan China. Di India ada kemungkinan untuk mendapatkan batubara murah hanya $ 20/ton, sementara harga internasional dari berbagai jenis batubara di rentang $ 100/ton. Sebagai catatan listrik berbasis batubara dapat diproduksi di 2-4c/KwH, menjadikannya sebagai sumber listrik termurah.

5) Faktor Beban Tinggi - Pembangkit listrik batubara memiliki faktor beban yang sangat tinggi, lebih dari 80%. Mereka dapat menghasilkan daya listrik hampir 24/7 dan hanya membutuhkan shutdown untuk perawatan secara periodik. Pembangkit berbasis batubara yang telah terlalu tua atau telah ditutup karena masalah lingkungan masih dapat digunakan sebagai penghasil daya cadangan.

6) Potensi yang besar dibandingkan dengan Minyak - Batubara  memiliki potensi energi yang cukup besar dibandingkan dengan bahan bakar lain seperti minyak dan gas. Cadangan batubara global diperkirakan sekitar 1 triliun ton yang berarti batubara dapat dikonsumsi pada tingkat penggunaan saat ini selama 200 tahun.

7) Berbasis Industri Besar - Energi batubara telah hadir sejak awal revolusi industri dengan perkembangan mesin uap berbasis batubara. Teknologi dan industrialisasi pada insustri dan pembangkit listrik sudah dikembangkan dengan baik dan matang. Hal ini memungkinkan penyebaran pembangkit batubara secara cepat di banyak lokasi di dunia.

8 Batubara ke Cairan dan Batubara ke Gas - Batubara sekarang dipandang sebagai sumber bahan bakar transportasi karena minyak menjadi semakin langka dan mahal. Fasilitas batubara cair sedang dibangun di India dan Cina meskipun teknologinya belum cukup matang dan penggunaan teknologi ini masih dipertanyakan karena alasan lingkungan.

Kekurangan dari Batubara
1) Emisi Gas Rumah Kaca - Salah satu kekurangan terbesar energi batubara adalah karena batubara melepaskan karbon dioksida yang telah diasingkan selama jutaan tahun di bawah tanah. Penggunaan batubara mentransfer karbon dari bumi ke lingkungan yang mengarah ke efek pemanasan global. Perjanjian Global telah gagal dalam membebankan biaya untuk masalah ini, meskipun masing-masing negara berusaha mengatasinya dengan pajak dan perdagangan karbon.

2) Kematian di Pertambangan Batubara - Pertambangan batubara telah mengakibatkan ribuan kematian setiap tahun sejak manusia menemukan batubara. Sebagai catatan, kematian akibat pertambangan batubara terjadi tidak hanya di negara-negara yang tidak memiliki peraturan keselamatan yang baik seperti China, tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru .

3) Kerusakan Alam dan Pemandangan di Dekat Tambang Batubara - Pertambangan batubara terbuka telah mengakibatkan kerusakan habitat dan pemandangan. Pertambangan tersebut menyebabkan penggundulan pohon, dan polusi udara dan air di daerah sekitar tambang. Kebakaran tambang bisa terjadi selama ratusan tahun di bawah tanah yang membahayakan kehidupan di daerah-daerah sekitar.

4) Pemindahan Manusia karena Kehancuran Daerah Pertambangan - Di Bengal Barat, India, orang-orang terpaksa mengungsi dalam jumlah besar karena terjadi lekukan di daerah permukaan akibat penambangan batubara bawah tanah, yang telah menciptakan tempat-tempat yang tidak aman dengan tanpa tanda peringatan.

5) Emisi dari Bahan Berbahaya seperti Sulfur Dioksida, Karbon Monoksida, Merkuri, Selenium, Arsenik, dan Hujan Asam - Pembangkit termal memancarkan zat berbahaya seperti merkuri dan sulfur dioksida yang menyebabkan bahaya kesehatan di kalangan penduduk sekitar dan hujan asam. Meskipun peralatan modern telah mengurangi emisi dari zat-zat berbahaya ini, polutan tersebut masih sangat berbahaya bagi manusia.

KARAKTERISTIK BATUBARA

Ada banyak jenis batubara. Batubara dapat dibedakan berdasarkan karakteristik fisik dan kimia yang menentukan kecocokan penggunaannya.

Batubara terutama terdiri dari karbon. Batubara juga menghasilkan zat terbang/asiri (volatile matter) ketika dipanaskan pada suhu dekomposisinya (penguraiannya). Selain itu, batubara mengandung kadar air dan bahan mineral pembentuk abu. Karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen juga terdapat dalam batubara. Kombinasi dari unsur-unsur tersebut serta pangsa dari zat terbangnya, air, dan abu sangat bervariasi diantara berbagai jenis batubara.

Kandungan karbon tetap dan zat terbang yang dihasilkannya menentukan nilai energi batubara dan sifat pengokasannya dan menjadikannya mineral yang berharga di pasar dunia. Kandungan karbon tetap umumnya mempengaruhi kandungan energi dari batubara. Semakin tinggi kandungan karbon tetapnya, semakin tinggi kandungan energi dalam batubara tersebut.

  • Zat Terbang (Volatile Matter) adalah bagian sampel batubara yang kering udara (air dried) yang dikeluarkan dalam bentuk gas selama tes pemanasan standar. Zat terbang merupakan unsur positif untuk batubara termal tapi dapat menjadi sesuatu yang negatif untuk batubara kokas.
  • Abu adalah ampas yang tersisa setelah pembakaran sempurna semua bahan batubara organik dan dekomposisi bahan mineral yang terdapat dalam batubara. Semakin tinggi kandungan abu, maka semakin rendah kualitas batubara. Kandungan abu yang tinggi berarti nilai kalorinya lebih rendah (kandungan energi per ton batubara) dan peningkatan biaya transportasi.
Sebagian besar batubara yang diekspor dicuci terlebih untuk mengurangi kandungan abu (beneficiation) dan memastikan kualitas yang konsisten.
  • Kandungan (kadar) air menunjukan jumlah air yang ada dalam batubara. Biaya transportasi meningkat dengan meningkatnya kadar air. Kelebihan kadar air dapat dibuang setelah beneficiation pada fasilitas preparasi, namun hal ini akan meningkatkan biaya pengolahan.
  • Adanya kandungan sulfur meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaan bagi pengguna akhir (end-user). Jumlah sulfur yang tinggi menyebabkan korosi dan emisi dari sulfur dioksida pada produsen baja dan pembangkit tenaga listrik. Kadar sulfur yang rendah pada batubara tidak memerlukan instalasi alat desulfurisasi untuk memenuhi peraturan emisi yang ada.
Batubara di belahan bumi selatan umumnya memiliki kandungan sulfur yang rendah dibandingkan dengan batubara di belahan bumi utara.

Dalam sistem peringkat, batubara berperingkat tinggi mempunyai tingkat kelembapan dan penguapan lebih rendah. Batubara peringkat tinggi juga cenderung memiliki kandungan karbon lebih tinggi dan kandungan energi yang tetap.

Sifat batubara lainnya seperti grindability (ketergerusan), vitrinite reflectance (pemantulan vitrinit) dan crucible swelling number (indeks muai bebas) merupakan faktor penting ketika kita akan melakukan penilaian kualitas batubara. Umumnya, batubara berperingkat tinggi memiliki kualitas kokas yang tinggi. Batubara kokas tidak banyak tersedia dibandingkan batubara termal, sehingga harganya lebih mahal.

JENIS JENIS BATUBARA YANG ADA DI DUNIA

Jenis-jenis Batubara
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, proses geologi memberikan tekanan pada bahan biotik mati dari waktu ke waktu. Sesuai dengan kondisi saat itu, bahan biotik mati tersebut berubah menjadi jenis-jenis batubara, berturut-turut sebagai berikut:

  • Peat, dianggap sebagai bentuk awal batubara, digunakan oleh industri sebagai bahan bakar di beberapa daerah, misalnya di Irlandia dan Finlandia. Dalam bentuk dehidrasinya, peat merupakan penyerap tumpahan bahan bakar dan minyak yang sangat efektif, baik di darat dan air. Peat juga digunakan sebagai kondisioner tanah agar lebih mampu mempertahankan dan perlahan-lahan melepaskan air.
  • Jenis batubara lignit atau batubara coklat, adalah peringkat terendah dari batubara dan digunakan hampir secara eksklusif sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Jet adalah bentuk lignit yang kompak, yang terkadang dipoles dan telah digunakan sebagai batu hias sejak zaman Upper Palaeolithic.
  • Jenis batubara subbitumen, yang sifatnya berkisar diantara batubara lignit dan bitummen, digunakan umumnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan merupakan sumber penting bagi hidrokarbon aromatik untuk industri sintesis kimia.
  • Jenis batubara bitumen adalah batuan sedimen padat, biasanya hitam tapi kadang-kadang coklat tua, digunakan umumnya sebagai bahan bakar di pembangkit listrik tenaga uap, dalam jumlah besar digunakan untuk aplikasi panas dan daya di sektor manufaktur, dan digunakan untuk membuat kokas.
  • Jenis batubara steam coal adalah kelas batubara di antara bitumen dan antrasit, dahulu sering digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap. Di Ameraka Serikat digunakan pada mesin uap batubara yang kecil, sebagai bahan bakar untuk pemanas air domestik
  • Jenis batubara antrasit, menempati ranking tertinggi batubara, adalah batubara keras hitam glossy, digunakan umumnya untuk pemanas ruang perumahan dan komersial.
  • Jenis batubara grafit, secara teknis rankingnya paling tinggi, tapi sulit untuk dinyalakan dan tidak umum digunakan sebagai bahan bakar. Jenis batubara ini banyak digunakan pada pensil dan, ketika dijadikan bubuk, digunakan sebagai pelumas.

BATUBARA ANTRANSIT






Antrasit dianggap menghasilkan pembakaran terbersih dari semua jenis batubara. Antrasit menghasilkan lebih banyak panas dan lebih sedikit asap dibandingkan batubara yang lain, dan secara luas digunakan di tungku berbahan bakar batubara. Beberapa sistem pemanas rumah hunian masih menggunakan kompor antrasit, yang terbakar lebih lama dari kayu. Antrasit dijuluki juga "batubara keras".
Batubara Peringkat Tinggi Dengan Suplai Terbatas

Antrasit ditambang dari formasi geologi tertua, dan karenanya telah menghabiskan waktu paling lama di bawah tanah dan mendapat paparan tekanan dan panas yang paling tinggi, sehingga batubara ini dikompresi paling kuat dan merupakan batubara paling keras. Antrasit mengandung potensi yang lebih besar untuk menghasilkan energi panas dibandingkan batubara lembut, atau batubara geologis "baru".

Antrasit adalah batubara yang paling keras dan paling rapuh dari semua jenis batubara, dan ketika dibakar, menghasilkan api biru yang sangat panas. Berwarna hitam mengkilap, antrasit utamanya digunakan untuk pemanas ruangan tempat tinggal dan lokasi bisnis.


Nilai Panas: Antrasit terbakar dengan suhu yang tertinggi dari semua jenis batubara (sekitar 900 derajat atau lebih tinggi) dan biasanya memproduksi hingga 13.000 sampai 15.000 Btu per pound. Limbah batubara yang dihasilkan selama pertambangan antrasit disebut culm, mengandung sekitar 2.500 sampai 5.000 Btu per pound.

Karakteristik: Antrasit mengandung banyak karbon (80 sampai 95 persen) serta sulfur dan nitrogen yang sangat rendah (masing-masing kurang dari 1 persen). Jumlah zat volatil rendah, di kisaran 5 persen, dengan kemungkinan 10 sampai 20 persen abu. Kadar air kira-kira 5 sampai 15 persen. Batubara ini lambat terbakar dan sulit dinyalakan karena kepadatannya yang tinggi, sehingga hanya sedikit pembangkit batubara fulverized yang menggunakannya.

Antrasit dianggap "non-clinkering" dan terbakar bebas, karena ketika dinyalakan batubara jenis ini tidak meng-"kokas" atau mengelembung / menyatu bersama.

Partikulat, atau jelaga, dari pembakaran antrasit dapat dikurangi dengan konfigurasi tungku dan beban boiler yang tepat. Filter kain, electrostatic precipitators (ESP), dan scrubber dapat digunakan untuk mengurangi polusi partikulat dari boiler berbahan bakar antrasit. Antrasit yang dihaluskan sebelum dibakar menghasilkan partikel lebih banyak.

Ketersediaan: Langka. Hanya tersisa sejumlah kecil dari semua sumber daya batubara antrasit. Di Pennsylvania, USA, antrasit ditambang pada tahun 1800-an dan awal 1900-an, dan persediaan yang tersisa menjadi semakin sulit untuk diakses karena lokasi mereka yang dalam. Jumlah antrasit terbanyak yang pernah diproduksi terjadi di Pennsylvania pada tahun 1917.

Catatan tambahan: Batubara inferior yang ditolak dari tambang antrasit disebut culm. Culm memiliki kurang dari setengah nilai panas antrasit dengan kadar air dan abu yang lebih tinggi. Culm paling sering digunakan dalam pembakaran boiler fluidized bed combustion (FBC).

Ranking: Antrasit menempati peringkat pertama dalam hal kandungan panas dan karbon dibandingkan dengan jenis batubara lainnya, menurut ASTM D388 - 05 Standard Classification of Coals by Rank.

BATUBARA YANG ADA



Senin, 28 Januari 2013

KOREA RESOURCES




PT. WIGUNA RESOURCES



Jumat, 25 Januari 2013

DENI GRUP COAL




MOZZA COAL




Senin, 21 Januari 2013

Metode ASTM (American Standard Testing Material)

Metode ASTM (American Standard Testing Material)
         Dalam penentuan jenis tingkatan batubara menurut klasifikasi ASTM ini didasarkan atas persentase karbon padat dan nilai kalori (dalam btu/lb), yang dihitung berdasarkan basis Dry Mineral Matter Free (dmmf)
Tabel Klasifikasi Batubara Berdasarkan ASTM
Class
Group
Fixed Carbon % , dmmf
Volatile Matter Limits, % , dmmf
Calorific Value Limits BTU per pound (mmmf)
Less
Than
Greater
Than
Less
Than
Agglomerating Character
I. Anthracite
1.Meta-anthracite
98
2
Non-
agglomerating
2.Anthracite
92
98
2
8
3.Semianthracite C
86
92
8
14
II. Bituminous
1.Low volatile bituminous coal
78
86
14
22
Commonly
Agglomerating
2.Medium volatile bituminous coal
69
78
22
31
3.High volatile A bituminous coal
69
31
14000
4.High volatile B bituminous coal
13000
14000
5.High volatile C bituminous coal
11500
13000
 Agglomerating
10500
11500
III. Sub-
bituminous
1.Subbituminous A coal
10500
11500
 Non-
agglomerating
2.Subbituminous B coal
9500
10500
3.Subbituminous C coal
8300
9500
IV. Lignite
1.Lignite A
6300
8300
1.Lignite B
6300
Sumber : Annual Book of ASTM Standard

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

BRO COAL PROJECT

GEG

GEG

GP

CARBON COUNTER

ENERGY NEWS

NEWS

COAL PROJECT

AREA TAKE OVER

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
Perlu Info Kontak Kami di Email kami:mars4302@yahoo.co.id Hp 082380937425